This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 01 Maret 2011

Mengungkap Tabir Rahasia Basmalah

A. PENDAHULUAN

Allah SWT telah menurunkan kitab suci Al Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW. Melalui malaikat Jibril as. Dengan bahasa Arab secara mutawatir dan menjadi ibadah bagi yang membaca dan sebagai petunjuk bagi manusia.
Kitab suci Al Qur’an adalah kesimpulan dari semua kitab kitab-kitab suci yang pernah diturunkan Allah kepada para nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad SAW., seperti Taurat yang telah diturunkan kepada Musa as., Injil kepada Nabi Isa as., Zabur kepada Nabi Daud as.
Al Qur’an yang terdiri atas 114 surah, terbagi ke dalam 6236 ayat, seluruh ayat 6236 itu disimpulkan Allah dalam satu surah yang pendek dan terdiri hanya atas 7 ayat saja, yaitu Surah Al Fatihah.
Jadi surah Al Fatihah adalah kesimpulan seluruh isi al Qur’an atau kesimpulan dari seluruh kitab-kitab Suci, atau kesimpulan dari seluruh ajaran semua Nabi-Nabi dan rasul-rasul, atau kesimpulan dari ajaran semua agama yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul. 1
Sebab itulah gerangan Surah ini dinamai Allah dengan al Fatihah (pembuka), atau Ummul kitab (Induk Kitab) dan lain-lain nama yang kita bentang dalam makalah ini nantinya.
Dari surah al Fatihah ini yang terdiri atas 7 ayat ini terhimpun dalam ayat pertama yakni Basmalah (bismillahir rahmanir rahim). Yang mempunyai keistemawaan dan keajaiban yang perlu diungkap lebih dalam lagi.
Berdasarkan tersebut diatas maka penulis mengangkat judul makalah “Mengungkap Tabir Rahasia Basmalah”. Dengan berbagai macam problematika pembahasan didalamnya, antara lain makna Basmalah, Tafsirnya, keutamaan membaca basmalah, dan permasalahan pada basmalah itu sendiri, apakah termasuk salah satu atau dalam al Qur’an atau tidak.

B. MAKNA DAN TAFSIR BASMALAH
“Basmalah” artinya mengucapkan atau menulis kalimat بِسْمِ الله ِالرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ , terjemahnya, dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”. Dalam al Qur’an ada 114 kalimat basmalah, 113 diantaranya terdapat di awal setiap surat, kecuali surah al Taubah (QS. 9). Namun dalam surah al Naml terdapat dua basmalah, pertama, di awal surah, kedua pada ayat 30 ketika Allah berfirman mengabadikan surah Nabi Sulaiman as. Yang ia kirim kepada Ratu Balqis yang artinya:
“Sesungguhnya surat ini dari Sulaiman dan sesungguhnya (isinya) dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”. 2

Adapun makna kalimat basmalah itu dapat dilihat dari arti perkatanya sebagai berikut:
بِسْمِ dengan nama الله Allah ِالرَّحْمنِ Yang Maha Luas Kasih saying-Nya الرَّحِيْمِ Maha kekal kasih saying-Nya. 3 dari kalimat basmalah ini ada terkandung tiga nama Allah yang termasuk dalam al asma al husna, yaitu Allah, ar rahman, dan ar rahim.
Kalau Surah al Fatihah dibaca setiap muslim 17 kali sampai 50 atau 60 kali dalam sehari, maka bismillahir rahmaanir rahiim dibaca lebih banyak. Sebab menurut ajaran Islam, Bismillah ini harus kit abaca tiap memulai segala macam pekerjaan atau perbuatan, pekerjaan apa saja dengan tidak memperbedakan besar kecilnya, penting atau tidak pentingnya. Kita menyebut bismillahir rahmaanir rahiim sebelum makan dan memakan apa saja, sebelum minum, sebelum memasuki rumah, sekolah, auto, atau ruangan apa saja, sebelum tidur, mandi, berwudhu, sebelum membaca atau menulis, sebelum memompa sepeda atau menaikinya, sebelum berpidato dan lain-lain lagi. 4
Berikut ini penjelasan tafsir basmalah menurut beberapa ulama tafsir:
{ بسم الله الرحمن الرحيم } ؛ أَيْ : ابدؤوا أوِ افتتحوا بتسمية الله تيمُّناً وتبرُّكاً ، و " الله " : اسمٌ تفرَّد الباري به سبحانه ، يجري في وصفه مجرى أسماء الأعلام ، لا يُعرف له اشتقاق . وقيل : معناه : ذو العبادة التي بها يُقصد . { الرَّحمن الرَّحيم } : صفتان لله تعالى معناهما : ذو الرَّحمة ، [ أَي : الرَّحمة لازمةٌ له ] ، وهي إرادة الخير ، ولا فرق بينهما ، مثل : ندمانٍ ونديم .
Artinya:
(بسم الله الرحمن الرحيم ) yakni mulailah atau bukalah dengan nama Allah dengan penuh keyakinan dan keberkahan, dan (الله) nama tunggal yang Maha suci, mengalir pada sifatnya nama-nama yang mulia, tidak dikenal kata itu asalnya. Dikatakan juga : maknanya adalah yang mempunyai ibadah yang dituju. (الرَّحمن الرَّحيم) dua sifat bagi Allah SWT, makna keduanya adalah yang mempunyai kasih saying, (yakni kasih sayang yang harus bagi-Nya), dia menginginkan kebaikan dan tidak membedakan antara keduanya, misalnya kata ندمانٍ ونديم. (Tafsir al Wajiz lil Wahidi)
{ بِسْمِ اللَّهِ الرحمن الرحيم } قراء المدينة والبصرة والشام وفقهاؤها على أن التسمية ليست بآية من الفاتحة ولا من غيرها من السور ، وإنما كتبت للفصل والتبرك للابتداء بها ، وهو مذهب أبي حنيفة ومن تابعه رحمهم الله ، ولذا لا يجهر بها عندهم في الصلاة . وقراء مكة والكوفة على أنها آية من الفاتحة ومن كل سورة وعليه الشافعي وأصحابه رحمهم الله ، ولذا يجهرون بها في الصلاة وقالوا : قد أثبتها السلف في المصحف مع الأمر بتجريد القرآن عما ليس منه . وعن ابن عباس ??? ???? ??هما : من تركها فقد ترك مائة وأربع عشرة آية من كتاب الله
Artinya:
(بِسْمِ اللَّهِ الرحمن الرحيم ) ahli Qiraat Madinah, Bashrah, Syam dan para ahli fikihnya menjelaskan bahwa Basmalah itu bukan termasuk dari surah al Fatihah dan bukan bagian dari surah-surah al Qur’an, bahwasanya ditulis terpisah dan mengambil berakah memulai dengannya, ini adalah mazhab Abu Hanifah dan orang-orang yang mengikuti beliau rahimahullah. Dan untuk ini menurut mereka tidak di jaharkan(dinyaringkan) dalam shalat. Sedangkan Menurut ahli qiraat Mekkah dan Kufah bahwasanya Basmalah itu termasuk bagian dari Surah al Fatihah dan pada setiap surah dalam al qur’an, dan ini mazhab Imam Syafii rahimahullah, untuk ini menurut mereka di jaharkan (dinyaringkan) dalam shalat. Sehingga menurut ahli salaf bahwa mereka menetapkan dalam mushaf dan menyuruh untuk memuatnya dalamnya. Menurut Ibnu Abbas: barangsiapa meninggalkan basmalah itu, maka dia telah meninggalkan 114 ayat dari kitab Allah. (Tafsir An Nasafi).


C. KEUTAMAAN MEMBACA BASMALAH
Dalam kalimah basmalah itu ada 3 nama yang terbesar dari nama-nama Allah yang banyak dan termasuk dalam al asma al Husna yaitu Allah, Ar Rahman, dan Ar Rahiim. Sebab itu maka kalimah basmalah ini dinamakan oleh Rasulullah SAW sendiri dengan nama al ismul al ’azham, yaitu nama teragung dari Allah SWT.
Berikut ini beberapa keutamaan kalimah basmalah yang disarikan dari beberapa hadis nabi Muhammad SAW, antara lain:
1. Kalimah basmalah itu merupakan nama-nama Allah yang teragung seperti dekatnya biji mata yang hitam dengan biji mata yang putih.
2. Basmalah merupakan ayat yang hanya diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Kepada para nabi terdahulu tidak diturunkan.
3. ketika diturunkan basmalah ini awan lari ke Timur lalu awan menjadi diam, laut bergelombang, binatang-binatang memasang telinga mendengarkannya, setan dirajamdari langit.
4. Allah berjanji barang siapa ingin terhindar dari zabaniah 19, maka hendaklah ia membaca basmalah, dan Allah menjadikannya setiap hurufnya sebagai tameng dari masing-masing mereka.
5. Tidak sah wudhu kalau tidak membaca basmalah sebelumnya.
6. Ketika suami isteri berhubungan kalau tidak membaca basmalah, maka setan ikut didalamnya.
7. Setiap pekerjaan (urusan) yang penting yang tidak dimulai dengan menyebut basmalah, maka pekerjaannya itu akan terputus (dari Barakah).
8. Menyebut basmalah berarti menyebut, mengingat, mengerti, menyadari akan Allah. 5

D. PERMASALAHAN PADA BASMALAH
Merata seluruh sahabat Rasulullah SAW menuliskan dan membaca basmalah di permulaan tiap-tiap surah dari Al Qur’an. Tetapi ulama-ulama yang datang kemudian berlainan pendapat (ikhtilaf), apakah kalimah basmalah diawal tiap-tiap surah itu termasuk salah satu ayat dari surah itu atau tidak. Tetapi mereka sepakat (ittifaq), bahwa kalimah basmalah dsalam surah al Naml ayat 30 termasuk salah satu ayat dari surah tersebut. 6
Umumnya ulama-ulama salaf (yang berdekatan masa hidup mereka dengan masa hidup Rasulullah SAW) begitu juga ulama-ulama khlaf (yang berjauhan masa hidup mereka dengan masa hidup Rasulullah SAW) berpendapat bahwa Basmalah di awal tiap surah itu tidak termasuk salah satu ayat dari surah, tetapi dimaksudkan sebagai tanda batas dari masing-masing surah saja. Pendapat ini berdasarkan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud dengan sanad-sanad yang shahih berasal dari Ibnu Abbas ra. Yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW tidak membubuhkan tanda apa-apa antara masing-masing surah, sampai diturunkan kepada beliau kalimah basmalah.
Diantara orang-orang yang mengatakan bahwa kalimah Basmalah iu termasuk salah satu ayat dari masing-masing surah selain surah al baraah dari golongan sahabat ialah Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Ibnu Zubair, Abu Hurairah, dan Ali ra. Sedangkan dari golongan Tabi’in ialah : ‘Athaa, Thawwas, said bin Jubair, Makhuul, dan Az Zuhri. Begitu pula pendapat Imam Abdullah bin Mubarak, Imam syafii dan Imam Ahmad bin Hanbal menurut salah satu keterangan, Ishaq bin Rahawaih, Abu Ubaid al Qaasim bin salam ra.
Sedangkan Imam Malik dan Imam Abu Hanifah beserta semua pengikut keduanya berpendapat bahwa kalimah basmalah itu tidak termasuk ayat dari al Fatihah dan tidak termasuk dari masing-masing surah.
Menurut suatu keterangan lain dikatakan bahwa Imam Syafii dalam salah satu perkataan beliau mengatakan bahwa kalimah basmalah itu termasuk salah satu ayat dari masing-masing surah selain al Fatihah. Tetapi keterangan Imam Syafii bersifat Gharib.
Sebagai akibat dari ikhtilaf tersebut di atas ini, terjadi pula ikhtilaf tentang menyaringkan (menjaharkan) pembacaan kalimah basmalah di dalam shalat. Orang yang berpendirian bahwa basmalah termasuk ayat dari al Fatihah, mereka menyaringkan membacanya. Tetapi bagi orang yang mengatakan tidak termasuk ayat al Fatihah, tidaklah menyaringkan bacaannya, yaitu mereka sirkan (tidak nyaring) membacanya, bahkan ada di antara mereka yang tidak membaca basmalah sama sekali, tidak secara jahar dan tidak pula secara sir (tanpa suara).
Imam syafii menjaharkan basmalah dalam membaca al Fatihah dan setiap surah. Dan beginilah yang banyak dilakukan banyak golongan para sahabat dan tabi’in dan ulama-ulama salaf dan khalaf. Diantara para sahabat yang selalu menjaharkan basmalah, ialah Abu Hurairah, Ibnu Abbas, Ibnu Umar dan Mu’awiyah. Menurut Ibnu Abdul Baar juga Umar dan Ali. Menurut al Khatib juga keempat-empat khulafaur Rasyidin (ini gharib). Dan di antara tabi’in yang menjaharkan basmalah ialah Said bin Jabir, ikrimah, Abu Qilabah, az Zuhri, Ali bin Hasan, dan anaknya yang bernama Muhammad, said bin Musayyab, ‘Athaa, Thaawuis, Mujahid, salim, Muhammad Bin Ka’ab al quradhi, Ubaid, Abu Bakar bin Muhammad bin ‘Amir bin Hazm, Abu Waail, Ibnu Siirin, Muhammad Ibnu Munkadir, Ali bin Abdullah bin Abbas dan anaknya bernama Muhammad, Nafi’ (maula Ibnu Umar), Zaid bin Aslam, Umar bin Abdul Aziz, al azraq bin Qais, Habib bin Abi Tsabit, Abusy Sya’tsaa, Mkhul, Abdullah ibnul Mughaffal bin Maqran. Dan ditambah oleh Baihaqi dengan Abdullah bin Shafwan, Muhammad Ibnul Hanifah dan ditambah lagi oleh Ibnu Abdul Baar dengan Umar bin Dinaar. 7
Kebalikan pendirian yang tersebut di atas ini, banyak pula di antara para sahabat, tabi’in, dan ulama-ulama salaf dan khalaf yang tidak menjaharkan pembacaan basmalah atau tidak membaca basmalah sama sekali. Dari beberapa hadis dan keterangan disebutkan bahwa keempat-empat khulafaurrasyidin, Abdullah Ibnu Mughaffal, beberapa golongan ulama-ulama salaf golongan tabi’in, begitu pula ulama khalafnya bahkan pendirian dalam
mazhab Abu Hanifah, Mazhab As Tsauri dan Mazhab Ahmad bin Hanbal; bahwa semua mereka tidak menjaharkan tetapi tidak membaca basmalah sama sekali dalam shalat. Dan pendirian ini yang dianut oleh para imam Masjidil Haram di Mekkah dan di Masjid Nabawi di Madinah masa sekarang ini. Hal ini diperkuat dengan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, dari Anas bin Malik, berkata ia: Aku shalat di belakang Rasulullah SAW, Abu Bakar, Umar dan Usman. Mereka semuanya memulai al fatihah dengan Alhamdulillah rabbil ‘alamin. Sedangkan hadis Muslim tentang ia menyatakan: mereka tidak menyebut bismilalahirrahmanir rahim pada permulaan bacaan (al Fatihah) dan tidak pula di akhirnya. Dan bersamaan dengan maksud hadis Bukhari dan Muslim yang diatas ini, diriwayatkan pula oleh ahli-ahli hadis lainnya, sehingga hadis yang menerangkan bahwa Rasulullah SAW. Tidak membaca basmalah dalam shalat menjadi hadis yang masyhur dan mutawatir. 8
Dari berbagai perbedaan tersebut di atas dapat penulis simpulkan bahwa ada yang membaca basmalah nyaring dan ada pula yang di sirkan (tanpa suara) bahkan ada yang tidak membaca sama sekali, sesuai dengan keyakinannya masing. Akan tetapi, sesungguhnya dari berbagai hadis disebutkan bahwa Rasulullah SAW. Kadang membaca basmalah dengan nyaring, tapi ada pula beliau baca sir. Jadi semua itu pendapat itu ada dasarnya. Wallahu a’lam bish shawab.

E. KESIMPULAN
Dari uraian makalah yang singkat ini dapat penulis simpulkan sebagai berikut:
1. “Basmalah” artinya mengucapkan atau menulis kalimat بِسْمِ الله ِالرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ , terjemahnya, “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”.
2. Manfaat dan faedah basmalah itu itu banyak sekali. Paling tidak setiap pekerjaan dan perbuatan yang penting wajib dimulai dengan basmalah. Jika tidak pekerjaan, perbuatan itu akan menuai ketidakperolehan keberkahan, dalam arti sesungguhnya pekerjaan itu tidak berhasil secara sempurna dan maksimal di mata Allah SWT.
3. Ada berapa perbedaan tentang posisi basmalah itu dalam al Qur’an, ada yang mengatakan bagian dari surah dan pula yang tidak menyatakan bagi ayat dari surah, akan tetapi sebagai tanda batas saja. Sehingga berakibat, ada yang menjaharkan dalam shalat, tapi ada pula yang tidak membaca nyaring (sir) bahkan ada yang tidak membacanya sama sekali.
4. Ulama sepakat bahwa basmalah dalam surah al Naml ayat 30 adalah salah satu ayat dalam al Qur’an.

BAHAN REFENSI:

Departemen Agama, Terjemah Al Qur’an, Proyek pengadaan kitab suci Al Qur’an Depertemen Agama RI, Jakarta, 1994.
Bey Arifin, Samudera al Fatihah, PT. Bina Ilmu, Surabaya, 1994.
KH. Husin Naparin, Lc, MA, Nalar Al Qur’an Refleksi Nilai-nilai Teologis dan Antropologis, el Kahfi, Jakarta, 2004.
Dr. M. Hatta, MA, Tafsir Qur’an Perkata, Maghfirah Pustaka, Jakarta, 2009.
Al Maktamah Al Syaamilah, edisi 1500 kitab