Pembelajaran sekarang yang difokuskan kepada implementasi Kurikulum 2013 akan berorientasi kepada pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), pembelajaran berbasis proyek (project based learning), pembelajaran berbasis produk (product based learning) dan pembelajaran berbasiskan penyingkapan (discovery based learning. Khusus dalam pembelajaran berbasiskan produk tentunya sebuah pembelajaran yang dihasilkan adalah sebuah hasil yang dapat dimanfaatkan, digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Berbagai produk yang tertampil di atas, dilaksanakan dalam pembelajaran yang melibatkan peran siswa dan instruktur. Untuk ke depannya akan diterapkan pembelajaran berbasis produk dengan melibatkan siswa secara total, sehingga skill yang dimiliki siswa benar2 siap pakai. Hal ini menanggapi permintaan DUDI akan lulusan SMK Bisa yang tidak hanya slogan semata.
Keuntungan bagi siswa:
1. Siswa mendapatkan latihan praktik akan kebutuhan dudi lebih banyak, sehingga skil yang dimiliki akan terasah lebih baik.
2. Standar kelulusan pada kompetensi dasar tertentu didasarkan pada produk yang dapat diterima oleh DUDI
3. Mengaplikasikan berbagai kompetensi secara langsung dalam pembuatan produk
4. Siswa siap terjun langsung baik di DUDI maupun membuka peluang usaha ketika lulus dari satuan pendidikan
Keuntungan bagi guru:
1. Dapat mengaplikasi pembelajaran yang aplikatif dan menyenangkan
2. Skil guru bertambah dan lebih terasah
3. Menerapkan jiwa kewirausahan dan menambah penghasilan secara mandiri
Keuntungan bagi sekolah:
1. Mencetak peserta didik yang berkompeten
2. Menghemat pengeluaran akan kebutuhan praktik
3. Mendapatkan pemasukan secara finansial sehingga sekolah lebih mandiri (analisis usaha akan dibahas pada tulisan berikutnya)
4. Media promosi bagi sekolah
Dalam hal mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti tentunya akan diinginkan sebuah pembelajaran yang menghasilkan dan bermanfaat. Tentunya hal ini telah dicanangkan oleh Rasulullah saw. "al ilmu yanfau" (ilmu pengetahuan yang bermanfaat). Ada beberapa kajian tentang hasil produk yang jika dilaksanakan oleh seorang guru Agama Islam ketika dia telah melaksanakan pembelajaran PAI dan Budi Pekerti dalam sebuah kelasnya.
Mudah-mudahan seiring diimplementasikannya kurikulum 2013 ini, pembelajaran PAI dan Budi Pekerti di sekolah menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan ditunggu-tunggu oleh peserta didiknya di kelas. Dan menjadi pembelajaran yang menghasilkan manfaat bagi dirinya yang akan datang. semoga.
Bandung, 11 Juli 2014
This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Jumat, 11 Juli 2014
Pembelajaran Berbasis Problem (Problem Based Learning)
A. Pengertian Pembelajaran berbasis problem
Menurut Jodion Siburian, dkk dalam Panduan Materi Pembelajaran Model Pembelajaran Sains (2010:174) sebagai berikut: Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) merupakan salah satu model pembelajaran yang berasosiasi dengan pembelajaran kontekstual. Pembelajaran artinya dihadapkan pada suatu masalah, yang kemudian dengan melalui pemecahan masalah, melalui masalah tersebut siswa belajar keterampil-keterampilan yang lebih mendasar.
Menurut Muslimin I dalam Boud dan Felleti (2000:7), Pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) adalah suatu pendekatan untuk membelajarkan siswa untuk mengembangkan keterampilan berfikir dan keterampilan memecahkan masalah, belajar peranan orang dewasa yang otentik serta menjadi pelajar mandiri. Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi yang sebanyak-banyaknya kepada siswa, akan tetapi pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata dan menjadi pembelajaran yang mandiri.
Model pembelajaran berbasis masalah adalah sebuah model pembelajaran yang dilakukan dengan adanya pemberian rangsangan berupa masalah-masalah yang kemudian dilakukan pemecahan masalah oleh siswa yang diharapkan dapat menambah keterampilan siswa dalam pencapaian materi pembelajaran.
B. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Ada lima strategi dalam menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) menurut Martinis Yamin dalam Duffy & Cunningham (2011:31) yaitu:
1. Permasalahan sebagai kajian.
2. Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman
3. Permasalahan sebagai contoh
4. Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses
5. Permasalahan sebagai stimulus aktifitas otentik
C. Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah
Ada lima dalam model pembelajaran berbasis masalah, yaitu:
1. Orientasi siswa kepada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya.
2. Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas yang berhubungan dengan masalah tersebut.
3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru membimbing siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan video dan model dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan temannya.
5. Menganalisis dan mengevaluasi
Guru membantu siswa untuk melakukan evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
Peran guru, siswa dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dapat digambarkan sebagai berikut:
Guru sebagai pelatih Siswa sebagai problem solver Masalah sebagai awal tantangan dan motivasi
* Asking about thinking ( bertanya tentang pemikiran)
* memonitor pembelajaran
* probbing ( menantang siswa untuk berfikir )
* menjaga agar siswa terlibat
* mengatur dinamika kelompok
* menjaga berlangsungnya proses * peserta yang aktif
* terlibat langsung dalam pembelajaran
* membangun pembelajaran * menarik untuk dipecahkan
* menyediakan kebutuhan yang ada hubungannya dengan pelajaran yang dipelajari
D. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah
Pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah secara ringkas sebagai berikut:
1. Tugas perencanaan
Sesuai dengan hakekat interaktifnya pembelajaran berbasis masalah membutuhkan banyak perencanaan sepeti halnya model pembelajaran yang terpusat pada siswa lainnya:
a) penetapan tujuan
Hendaknya difikirkan dahulu dengan matang tujuan yang hendak dicapai sehingga dapat dikomunikasikan dengan jelas kepada siswa
b) merancang situasi masalah yang sesuai
Beberapa guru dalam pembelajaran berbasis masalah memberikan siswa keleluasaan dalam memilih masalah untuk diselidiki karena cara ini dapat meningkatkan motivasi siswa. Masalah sebaiknya otentik (berdasarkan pada pengalaman dunia nyata siswa), mengandung teka-teki dan tidak memungkinkan kerjasama, bermakna bagi siswa dan konsisten dengan tujuan kurikulum
c) organisasi sumber daya dan rencana logistik
Dalam pembelajaran berbasis masalah ini siswa dimungkinkan bekerja dengan berbagai material dan peralatan, dan pelaksanaannya bias dilakukan di dalam kelas, di perpustakaan maupun di laboratorium, bahkan dapat pula dilakykuan di luar sekolah.
2. Tugas interaktif
a) orientasi siswa terhadap masalah
Siswa perlu memahami bahwa tujuan pembelajaran berbasis masalah tidak untuk memperoleh masalah baru dalam jumlah besar, tetapi untuk melakukan penyelidikan
terhadap masalah yang penting dan untuk menjadi pembelajaran yang mandiri. Cara yang baik untuk menyajikan masalah untuk sebuah pelajaran dalam pembelajaran berbasis masalah adalah dengan menggunakan kejadian yang mencengangkan yang dapat menimbulkan misteri dan keinginan untuk memecahkan masalah
b) mengorganisasikan siswa untuk belajar
Diperlukan pengembangan keterampilan kerjasama di antara siswa dan saling membantu untuk menyelidiki masalah secara bersama. Berkenaan dengan hal ini siswa memerlukan bantuan guru untuk merencanakan penyelidikan dan tugas-tugas pelaporan
c) membantu penyelidikan mandiri dan kelompok
Guru membantu siswa dalam pengumpulan informasi dari berbagai sumber. Siswa diberi pertanyaan yang membuat mereka memikirkan masalah dan jenis informasi yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah. Siswa diajarkan menjadi penyelidik yang aktif dan dapat menggunakan metode yang sesuai untuk masalah yang dihadapinya.
Guru mendorong siswa dalam pengumpulan informasi dari berbagai sumber, siswa diberi pertanyaan yang membuat mereka memikirkan masalah dan jenis informasi yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah. Selama tahap penyelidikan guru member bantuan yang dibutuhkan tanpa mengganggu siswa.
Puncak proyek-proyek pembelajaran berbasis masalah adalah penciptaan dan peragaan hasil karya seperti laporan, poster, model-model fisik. Tugas guru pada akhir pembelajaran berbasis masalah adalah membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan yang mereka gunakan.
E. Tujuan dan Hasil Belajar Pembelajaran Berbasis Masalah
Tujuan utama PBL ini menurut Hsiao (Martinis Yamin, 2011) adalah untuk mengarahkan peserta didik mengembang kemampuan belajar kolaboratif, kemampuan berpikir dan strategi-strategi belajarnya sehingga peserta didik bisa belajar dengan kemampuan sendiri tanpa bantuan orang lain atau pembelajar (self-directed learning strategies) (Hsiao,1996).
Adapun tujuan dan hasil dari model pembelajaran berbasis masalah ini adalah:
1. Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah
Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
2. Pemodelan peranan orang dewasa.
Resnick (Ibrahim dan Nur, 2004) mengemukakan bahwa bentuk pembelajaran berbasis masalah penting menjembatani gap antara pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah. Aktivitas-aktivitas mental di luar sekolah yang dapat dikembangkan adalah :
• PBL mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas.
• PBL memiliki elemen-elemen magang. Hal ini mendorong pengamatan dan dialog dengan yang lain sehingga pebelajar secara bertahap dapat memi peran yang diamati tersebut.
•PBL melibatkan pebelajar dalam penyelidikan pilihan sendiri, yang memungkinkan mereka menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun femannya tentang fenomena itu.
3. Belajar Pengarahan Sendiri (self directed learning)
Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada pebelajar. Pebelajar harus dapat menentukan sendiri apa yang harus dipelajari, dan dari mana informasi harus diperoleh, dibawah bimbingan pembelajar (Barrows, 1996). Dengan bimbingan pembelajar yang secara berulang-ulang mendorong dan mengarahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri, pebelajar belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas itu secara mandiri dalam kehidupan kelak (Ibrahim dan Nur, 2004).
E.Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah
John Dewey seorang ahli pendidikan berkebangsaan Amerika memaparkan 6 langkah dalam pembelajaran berbasis masalah ini :
a.Merumuskan masalah. Guru membimbing peserta didik untuk menentukan masalah yang akan dipecahkan dalam proses pembelajaran, walaupun sebenarnya guru telah menetapkan masalah tersebut.
b.Menganalisis masalah. Langkah peserta didik meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang.
c.Merumuskan hipotesis. Langkah peserta didik merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.
d.Mengumpulkan data. Langkah peserta didik mencari dan menggambarkan berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah.
e.Pengujian hipotesis. Langkah peserta didik dalam merumuskan dan mengambil kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan
f.Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah. Langkah peserta didik menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.
Sedangkan menurut David Johnson & Johnson memaparkan 5 langkah melalui kegiatan kelompok :
a.Mendefinisikan masalah. Merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang mengandung konflik hingga peserta didik jelas dengan masalah yang dikaji. Dalam hal ini guru meminta pendapat peserta didik tentang masalah yang sedang dikaji.
b.Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah.
c.Merumuskan alternatif strategi. Menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas.
d.Menentukan & menerapkan strategi pilihan. Pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dilakukan.
e.Melakukan evaluasi. Baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil.
Secara umum langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
a.Menyadari Masalah. Dimulai dengan kesadaran akan masalah yang harus dipecahkan. Kemampuan yang harus dicapai peserta didik adalah peserta didik dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang dirasakan oleh manusia dan lingkungan sosial.
b.Merumuskan Masalah. Rumusan masalah berhubungan dengan kejelasan dan kesamaan persepsi tentang masalah dan berkaitan dengan data-data yang harus dikumpulkan. Diharapkan peserta didik dapat menentukan prioritas masalah.
c.Merumuskan Hipotesis. peserta didik diharapkan dapat menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan dan dapat menentukan berbagai kemungkinan penyelesaian masalah.
d.Mengumpulkan Data. peserta didik didorong untuk mengumpulkan data yang relevan. Kemampuan yang diharapkan adalah peserta didik dapat mengumpulkan data dan memetakan serta menyajikan dalam berbagai tampilan sehingga sudah dipahami.
e.Menguji Hipotesis. Peserta didik diharapkan memiliki kecakapan menelaah dan membahas untuk melihat hubungan dengan masalah yang diuji.
f.Menetukan Pilihan Penyelesaian. Kecakapan memilih alternatif penyelesaian yang memungkinkan dapat dilakukan serta dapat memperhitungkan kemungkinan yang dapat terjadi sehubungan dengan alternatif yang dipilihnya.
F.Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah
Tahap
TingkahLaku guru
Tahap-1
Orientasi peserta didik pada masalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.
Tahap-2
Mengorganisasi peserta didik untuk belajar Guru membantupeserta didikuntukmendefinisikandanmengorganisasitugasbelajar yang berhubungandenganmasalahtersebut
Tahap-3
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Guru mendorongpeserta didikuntukmengumpulkaninformasi yang sesuai, melaksanakaneksperimenuntukmendapatkanpenjelasandanpemecahanmasalah.
Tahap-4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membantupeserta didikdalammerencanakandanmenyiapkankarya yang sesuaisepertilaporan, video, dan model sertamembantumerekauntukberbagitugasdengantemannya.
Tahap-5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru membantupeserta didik untuk melakukanrefleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang merekagunakan.
G.Penilaian dan Evaluasi
Prosedur-prosedur penilaian harus disesuaikan dengan tujuan pengajaran yang ingin dicapai dan hal yang paling utama bagi guru adalah mendapatkan informasi penilaian yang reliabel dan valid.
Prosedur evaluasi pada model pembelajaran berbasis masalah ini tidak hanya cukup dengan mengadakan tes tertulis saja, tetapi juga dilakukan dalam bentuk checklist, reating scales, dan performance. Untuk evaluasi dalam bentuk performance atau kemampuan ini dapat digunakan untuk mengukur potensi peserta didik untuk mengatasi masalah maupun untuk mengukur kerja kelompok. Evaluasi harus menghasilkan definisi tentang masalah baru, mendiagnosanya, dan mulai lagi proses penyelesaian baru.
H.Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Sebagai suatu model pembelajaran, model pembelajaran berbasis masalah memiliki beberapa keunggulan, diantaranya :
1.Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
2.Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan peserta didik serta memberikan kepuasan untuk menentukan pengetahuan baru bagi peserta didik.
3.Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik.
4.Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik bagaimana mentrasfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
5.Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
6.Melalui pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai peserta didik.
7.Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
8.Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
9.Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat peserta didik untuk secara terus menerus belajar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus dipecahkan. Pada tahapan ini guru membimbing peserta didik pada kesadaran adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan sosial. Kemampuan yang harus dicapai oleh peserta didik, pada tahapan ini adalah peserta didik dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada.
Disamping keunggulannya, model ini juga mempunyai kelemahan, yaitu :
1.Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
2.Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
3.Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
Daftar Pustaka
Yamin, Martinis. 2011. Paradigma Baru Pembelajaran, Jambi: Gaung Persada Press
Siburian, Jodion. 2010. Model Pembelajaran Sains, Jambi: Universitas Jambi
Mudjiman, Haris. 2006. Belajar Mandiri, Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press)
Minggu, 06 Juli 2014
Ramadhan : Kenapa kita lewatkan?
Marhaban ya Ramadhan,
Marhaban ya syahrashiyam
Bulan Ramadhan telah datang, bulan yang penuh berakah dimana pada bulan ini Allah bukakan pintu-pintu syurga dan Allah tutup pintu-pintu api neraka serta para syetan di belenggu sehingga tidak dapat menggodakan manusia. Demikian Rasululllah menyebutkan dalam hadis beliau.
Bulan Ramadhan mempunyai pengertian yang sangat penting yaitu Ramadhan berasal kata dari bahasa Arab yang terdiri dari lima huruf hijaiyah, yakni ra', mim, dhod, alif, dan nun. Ra mempunyai arti rahmah = kasih sayang Allah, mim = magfirah artinya ampunan Allah, dhod = dhiya artinya cahaya atau pancaran rahmat Allah, alif = ulfah artinya kelemah lembutan Allah/kasih sayang-Nya, dan nun = nur artinya cahaya yang memancar di wajah orang yang beriman yang berpuasa di bulan Ramadhan ini. Subhanallah, alangkah indahnya Allah memberikan satu bulan bagi umat Islam yang tidak ada dibulan lain selain bulan Ramadhan yang mulia ini.
Di samping itu, nama Ramadhan satu-satunya bulan hijriyah yang Allah cantumkan secara jelas dalam Kitab Suci Al-Qur'an yaitu dalam surah Al-Baqarah ayat 185. Yang artinya : "bulan Ramadhan adalah bulan dimana Allah menurunkan Al-Qur'an, yang menjadi petunjuk dan penjelas serta furqan (pembeda antara yang hak dan yang bathil)..... (QS. 2 : 185)
Ada beberapa amaliah Ramadhan yang senantiasa kita lakukan di bulan ini, antara lain puasa di siang harinya, membaca al-Qur'an, shalat sunat tarawih dan witir, dhuha, tahajjud, sahur, i'tikaf di masjid, membukakan orang yang berpuasa, bershadaqah, serta mengintai datangnya malam yang mulia yaitu lailatul Qadar (malam kemuliaan).
Semoga Ramadhan tahun menjadi sebuah momentum terpenting bagi diri kita untuk menjadi hamba Allah yang benar-benar di akui oleh Rasulullah sebagai umatnya, sehingga menjadi diri yang muttaqin (manusia yang berkualitas taqwa).
Rantau, 8 Ramadhan 1435 H