الحمد لله الذي وفق للطاعة والعبادة, احمده سبحانه واشكره, والشكر طريق الزيادة, واشهد ان لااله الا الله وحده لا شريك له حفظ العقول من الزيغ والضلال. وأشهد ان سيدنا محمدا عبده ورسوله دعا الى التوحيد, وحذّر من الدجل والخرافة, اللهم صل وسلم على سيدنا ومولانا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين.
أما بعد : فيا عباد الله أوصيكم واياي بتقوى الله عز وجل, قال الله تعالى : ياايها اللذين آمنوا ااتقواالله حق تقاته ولا تموتن الا وأنتم مسلمون.
Hadirin siddang jum’at yang berbahagia.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt., karena sampai detik ini kita masih menikmati berbagai anugerah-Nya. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw., keluarga, sahabat dan para pengikut beliau yang setia sampai akhir zaman.
Melalui mimbar yang mulia ini marilah kita kembali meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah swt., dengan menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Hadirin kaum muslimin yang terhormat.
Setiap manusia pasti merasakan yang namanya “nikmat dan rizqi”. Dua hal ini sesuatu yang senantiasa dicari dan dikejar setiap manusia.
Ketika orang merasakan nikmat yang diberikan Allah swt., tentunya akan menggambarkan perasaannya melalui berbagai macam cara. Demikian juga, ketika seorang mendapatkan rizqi yang telah ia usahakan akan mempergunakannya dalam kehidupannya. Ada orang yang ketika memperoleh rizki yang telah diberikan Allah ia gunakan untuk berpoya-poya, bersenang-senang dan membeli apapun yang ia dambakan. Baik untuk keperluan dirinya sendiri, keluarganya maupun untuk teman-temannya.
Dalam Islam ketika seseorang mendapatkan rezki disarankan untuk mensyukurinya melalui berbagai cara.
Hadirin yang terhormat.
Syukur adalah kata yg berasal dari bahasa Arab. Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai: 1) rasa terima kasih kepada Allah, dan 2) untunglah (menyatakan rasa lega, senang dan sebagainya).
Dalam al qur’an, kata syukur dalam berbagai bentuk ditemukan sebanyak 44 kali.
Akan tetapi hakikat syukur itu adalah ‘menampakan nikmat”, dan kebalikannya adalah kufur yang berarti menyembunyikan nikmat.
Sebagaimana firman Allah:
واما بنعمة ربك فحدث
“dan terhadap nikmat Tuhanmu, Maka hendaklah kamu siarkan.” (QS.93:11)
Hadirin yang berbahagia.
Syukur mencakup tiga hal, yaitu:
a. Syukur dengan hati, yaitu kepuasan batin atas anugrah.
b. Syukur dengan lidah, dengan mengakui anugerah dan memuji pemberinya.
c. Syukur dengan perbuatan, dengan memanfaatkan anugerah yang diperolehnya sesuai tujuan penganugerahannya.
Hadirin yang berbahagia.
Pada prinsipnya segala bentuk kesyukuran harus ditujukan kepada Allah swt., al qur’an memerintahkan umat Islam untuk bersyukur setelah menyebut nikmat-Nya.
Salah satu wujud dari kesyukuran kita kepada Allah swt. Adalah dengan mewakafkan diri kita untuk senantiasa dalam zikrullah, memuji dan mensucikan-Nya serta memperbanyak ucapan dengan kalimat Thayyibah (kalimat-kalimat yang baik).
Kalimat thayyibah dapat diartikan secara bahasa berarti “pengetahuan tentang Allah swt. Yang baik lagi menenteramkan”, memang, untuk mengenal Allah dapat dilakukan dengan berbagai cara: jika kita ingin menyucikan-Nya segala keburukan, berzikirlah dengan kalimat Tasbih (subhanallah); jika kita ingin mengenal allah dengan memuji-Nya atas segala nikmat yang diberikan-Nya, maka kita berzikir dengan kalimat tahmid (Alhamdulillah); jika kita ingin mengesakan-Nya dengan memurnikan tauhid kita dari segala kemusyrikan, maka kita berzikir dengan kalimat tahlil (la ilaaha illallah), demikian seterusnya.
Hadirin siding yang berbahagia!
Ketika kita memulai suatu pekerjaan dianjurkan untuk mengucapkan kalimat basmalah (bismillahirrahmanirrahim), begitu banyak keistemawaan basmalah ini sehingga rasulullah menyatakan dalam hadisnya bahwa “setiap pekerjaan yang tidak dimulai dengan basmalah, maka tidak akan memperoleh keberkahan”.
Sesudah melaksanakan pekerjaan dianjurkan dengan mengucapkan kalimat hamdalah atau kalimat tahmid (Alhamdulillah).
Dalam kalimat tahmid ada terdapat kata rabb yang menurut sebagian ulama berasal dari kata rabba-yurabbi-tarbiyah , yang artinya “membina, merawat, atau mendidik”, maka hal ini menuntut pemeliharaan diri dari segala yang dapat membinasakan kita, khususnya memelihara hari dari segala keburukan penyakit-penyakitnya, seperti dengki, hasud, riya’, kemunafikan, dan sebagainya. Disamping itu, juga menuntut penciptaan pengawasan melekat pada diri kita, yang lahir dari kesadaran tentang kehadiran Allah dan kehadiran para malaikat bersamanya setiap saat.
Hadirin yang terhormat!
Semua kalimat thayyibah seperti tasbih, tahmid, tahlil, istigfar, hauqalah, basmalah, takbir, shalawat atas nabi saw. Merupakan sarana untuk zikrullah /mengingat Allah swt sebagai wujud dari rasa syukur kita kepada Allah swt.
Terakhir, syukur itu bukan untuk Allah swt., akan tetapi untuk diri kita sendiri. Sebagaimana firman Allah swt.:
ومن شكر فانما يشكر لنفسه ومن كفر فان ربي غني حمبد
“dan Barangsiapa yang bersyukur Maka Sesungguhnya Dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan Barangsiapa yang ingkar, Maka Sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".
Mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita untuk selalu pandai bersyukur dengan mempergunakan nikmat-Nya untuk menambah ketakwaan kepada Allah swt. Amin ya rabbal ‘alamin.
إن أحسن الكلام كلام الله الملك العلّام ذواالجلال والإكرام وإذا قرئ القرآن فاستمعواله وأنصتوا لعلّكم ترحمون : (إنماالمؤمنون الذين آمنوا بالله ورسوله ثمّ لم يرتابوا وجاهدوا بأموالكم وأنفسكم فى سبيل الله أولئك هم الصّادقون)
بارك الله لي ولكم فى القرآن العظيم ونفعنى وإيّاكم من الأيات والذّكر الحكيم وتقبل منى ومنكم تلاوته إنه هو الغفور الرّحيم.
------------------------------------
* disampaikan pd khutbah Jum’at, 22 Juni 2012 M, dimasjid Nurul Huda Jorong Kab. Tala. Kalsel
* disampaikan juga di Masjid Jami Syuhada Lampihong, Jum’at, 5 April 2013 M.
This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Senin, 22 Juli 2013
MENGGAPAI MAKNA HIDUP DI MALAM PENENTUAN (LAILATUL QADR)
Ramadhan telah berada dipenghujung, ada perasaan bahagia bercampur sedih tatkala ramadhan itu akan meninggalkan kita.
Menurut Rasulullah ramadhan dibagi menjadi tiga pase, yaitu sepuluh hari pertama (tanggal 1-10) disebut rahmah (kasih sayang), sepuluh hari kedua (tanggal 11-20) disebut magfirah (pengampunan), dan sepuluh ketiga (tanggal 21-29/30) disebut itqun minan naar (pembebasan dari api neraka).
Pada sepuluh akhir bulan ramadhan ada satu malam yang dikenal dengan lailatul Qadr (malam penentuan) yang mana jika seseorang beribadah di malam itu sama dengan beribadah sebanyak seribu bulan (alfi syahri) sebagaimana firman Allah dalam surah Al Qadr (97), ayat 1-5:
•
“1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan[1593]. 2. dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu? 3. malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. 4. pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. 5. malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. 97:1-5)
Menurut Bapak Quraish Shihab, makna al Qadar itu ada tiga macam, yaitu pertama; berarti penetapan dan pengaturan sehingga Lailat ASl Qadar dipahami sebagai penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Kedua; berarti kemuliaan. Malam tersebut adalah malam mulia tiada bandingnya. Ia mulia karena dipilih sebagai malam turunnya Al Qur’an, serta karena ia menjadi titik tolak dari segala kemuliaan yang dapat diraih. Ketiga; berarti sempit. Malam tersebut adalah malam yang sempit, karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi, seperti ditegaskan dalam QS. Al Qadr ayat 4.
Sehingga dikenal dalam bahasa Indonesia dengan malam Lailatul Qadr Yaitu suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran, karena pada malam itu permulaan turunnya Al Quran.
Sebagai umatnya Rasulullah kita seyogyanya bertekad keras terhadap diri kita, keluarga kita untuk senantiasa mengisi akhir-akhir bulan ramadhan itu dengan segala amaliah Ramadhan baik yang wajib maupun amaliah sunah lainnya, terutama dimalam-malam ganjil. Karena ada indikasi dari rasulullah bahwasanya turunnya lailatul Qadar itu di malam ganjil, akan tetapi tidak menapikan malam-malam genap.
Ada beberapa tips agar kita senantiasa menemukan lailatul Qadar itu, antara lain: Pertama; shalat isya dan shubuh berjamaah, karena kedua shalat itu pahalanya menempati ibadah satu malam suntuk jika dilaksanakan secara berjamaah. Kedua; beribadah semalaman sejak shalat magrib sampai shalat subuh dan ibadah-ibadah lainnya. Ketiga; mencari waktu-waktu yang mustajab dalam berdo’a dan beribadah yaitu sepertiga malam (antara jam 2 – 4 malam).
Adapun amaliah yang dilaksanakan ketika berjaga-jaga menunggu datangnya lailatul Qadar antara, shalat wajib, memperbanyak shalat sunah seperti shalat tahajud, tarawih, witir, hajat, taubat, shalat tasbih dan shalat sunah mutlak lainnya. Disamping itu memperbanyak membaca al Qur’an dengan memahami maknanya, sehingga Al Qur’an benar-benar turun untuk diri kita.
Mudah-mudahan kita senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita untuk senantiasa mengisi sisa-sisa bulan ramadhan ini dengan hal-hal yang bernilai dan bermakna bagi hidup kita untuk kesejahteraan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Semoga. Amin
Menunda Shalat? Haruskah terjadi
Shalat adalah ibadah fardu ‘ain yang sudah ditentukan waktunya. dalam satu hari semalam kita umat Islam diwajibkan untuk melaksanakan shalat lima waktu yaitu shubuh, zuhur, ashar, magrib dan Isya. ketika kita dapat melaksanakan shalat di awal waktunya, tentunya kita dapat bersikap amanah terhadap kewajiban yang dibebankan Allah kepada kita. sebaliknya, bila kita tidak bisa melaksanakannya tepat waktu, berarti kita sudah melalaikan berapa jam bahkan bertahun-tahun amanah yang dibeban Allah kepada kita.
Sebagai ilustrasi singkat, simak dialog berikut ini antara seseorang laki-laki dengan seorang satpam supaya kita dapat memetik hikmahnya. sesungguhnya yang paling afdhal adalah shalat tepat waktu. ingin rezeki lancer dan tidak tertunda-tunda, shalatlah tepat waktu.
penanya: “kerja disini digaji ya pak?”
Satpam : “ iya dong,pak”.
Penanya : “Alhamdulillah ya, masih bisa kerja dan digaji. sementara ada orang lain yang ngga’ punya pekerjaan apalagi digaji”.
satpam : “ ia sih pak. tapi, saya bosan pak, sudah 7 tahun begini terus… jadi satpam aja. gaji pun naik ala kadarnya”.
penanya : “Ooo, begitu ya pak. oh ya, sudah shalat pak?
Satpam : “belum, nanti aja, tanggung jam 5-an aja deh”.
penanya : “wah, sekarang jam 3-an , waktunya ashar. kalau bapak shalat jam 5 berarti bapak menunda shalat 2 jam. kalau satu hari ada 5 waktu shalat, rata-rata bapak menunda 5 x 2 jam = 10 jam. artinya satu minggu bapak menunda 7 x 10 jam = 70 jam. satu bulan 4 x 70 jam = 280 jam. satu tahun bapak menunda shalat 12 x 280 jam = 3360 jam. dan akhirnya selama 7 tahun bapak telah menunda shalat 7 x 3360 jam = 23520 jam atau sama dengan 3 tahun (1 tahun = 8760 jam, 23520 jam / 3 = 7840 jam). Nah, jadi dari 7 tahun yang bapak merasa bosan itu, bapak telah kehilangan 3 tahun menunda shalat.”
satpam : “wah, iya-iya pak. banyak banget ya.”
penanya : “ iya pak. wajar kalau rezeki bapak tertunda juga.”
penanya: “shalatlah tepat waktu pak, kalau sudah bisa, shalatlah berjemaah. kalau sudah bisa, tambahkan dengan sunah, kalau sudah bisa, lengkapi dengan shalat dhuha dan tahajjud. lalu sempurnakan dengan sedekah. shalat tepat waktu supaya rezeki tepat waktu”.
satpam : “iya pak, astagfirullah. jadi selama ini saya sendiri yang menjadi penyebab terundanya rezeki Allah turun.”
Nyeessss, bagai es segar yang mengguyur udara panas dibulan puasa ini, beberapa kalimat Tanya – jawab ustadz yang sering tampil di TV dengan seorang satpam SPBU itu memberikan kesegaran, kesejukan sekaligus efek kejut buat kita yang selama ini sering melewatkan shalat di awal waktu. mungkin juga sebagian rezeki yang tertunda selama ini adalah buah dari ketidak taatan kita pada perintah Sang pemilik kekayaan dan pemberi rezeki. Astagfirullah-l ‘azhim. ya rabb ampuni dan kasihilah hamba-Mu ini.
Minggu, 21 Juli 2013
Guruku Idolaku
Guru adalah seorang yang menjadi seorang yang menjadi idola setiap orang. kenapa demikian ? silakan klik disini
Berimanlah, niscaya mampu berpuasa?
Allah swt telah mewajibkan umat Islam berpuasa. terlebih bagi orang-orang yang beriman, demikian firman Allah dalam surah Al Baqarah (2) ayat 183 : "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa " (QS. 2:183). ada beberapa alasan kenapa hanya orang-orang yang beriman saja di khitab (menjadi sasaran) untuk berpuasa, antara lain:
1. Hanya orang yang beriman saja yang mempunyai kemampuan mental dapat menahan diri untuk tidak makan dan minum, serta menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa.
2. Hanya orang yang beriman saja yang mempunyai kemampuan dalam mengendalikan diri dari sifat-sifat tercela dan menghapus pahala puasa.
3. Hanya orang yang beriman sajalah yang sanggup bertahan dalam kesabaran
4. Hanya orang yang beriman sajalah yang mempunyai kemampuan dalam menangkap makna dibalik kewajiban puasa tersebut.
5. dan hanya orang yang beriman saja yang sanggup melaksanakan segala amaliah ramadhan siang dan malam. dll.
sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw. : "barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadan dengan iman kepada Allah dan mengharapkan hisab dari Allah diamupuni Allah segala dosanya yang terdahulu dan kemudian" (hadis)
Wallahu a'lam bish shawwab.