This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 23 Mei 2011

Bayi di Tengah Jalan

Sudah menjadi kebiasaan kami (aku dan isteriku) pada setiap hari senin setiap minggunya, ketika berangkat kuliah ke Banjarmasin menggunakan kendaraan sepeda motor. Aku yang membawa dan isteriku yang membuncingi dibelakangku, maklum ar rijalu Qawwamun ala nisa’ (laki-laki menjadi pemimpin bagi perempuan) demikian kata Al Qur’an. Tapi, hari itu memang beda dari hari-hari sebelum senin tanggal 9 Mei 2011, aku berada di belakang dan isteriku yang menjadi driver (sopir), gensi memang, tapi kondisi kesehatan pada saat itu sungguh tidak dapat dipaksakan untuk menyetir sebuah sepeda motor.
Jam menunjukan pukul 11.10 wita kami melangkahkah kaki keluar rumah dan menuju kendaraan Yamaha Z, dan kamipun meluncur menuju Banjarmasin. Di tengah perjalanan, tepatnya sekitar desa Jilatan Kab. Tanah Laut kami menyelip sebuah kendaraan yang dibawa oleh seorang laki-laki setengah baya, tanpa helm dan seperti menggendong seorang bayi. Perasaan kami terlihat aneh, masa di tengah matahari yang cukup panas seorang berkendaraan tanpa helm dan anehnya menggendong bayi lagi….kamipun terus berlalu dan melaju meninggalkannya.
Tapi, ketika kami istirahat di sebuah masjid kamipun melihat kendaraan dengan menggendong bayi itu juga berhenti dan bayi itu menangis tanpa henti, dan terlihat ayahnya sedang memberikan solusi untuk menghentikan tangisnya, tapi sia-sia. Melihat hal itu, kami pun memberanikan diri untuk menanyakan, kenapa bayi itu dan rencana dibawa kemana? Astagfirullah,…ternyata, dia akan membawa anak itu (umurnya sekitar 2 bulan) ke Barabai tepatnya daerah Pagat. Dan setelah ditanya lagi ternyata dia habis berkelahi dengan isterinya, anaknya itu menjadi sebuah “taruhan” untuk berpisah dari isterinya.
Kamipun terinyuh dan merasa kasihan kepadanya, kamipun menawarkan untuk member dia air putih dan sebelumnya mencoba mencari susu, karena bayi itu sejak dari rumah (katanya dari Muara Kintab) tidak minum apa-apa dan ternyata benar, ketika diberi air putih sungguh bayi itu minum dengan dahaganya. Setelah mendengar ceritanya dan kamipun memberikan solusi agar anaknya itu jangan dibawa berkendaraan dan alangkah baiknya naik taksi aja ke hulu sungai itu, tapi ternyata dia tidak mau dan kami mengajak untuk membawa dia ke rumah adik ipar di Pelaihari, mungkin ada helm atau disana ada dot untuk si bayi itu. Akhirnya dia mau diajak dan isteriku yang membawanya dan terpaksa aku kembali bertugas sebagai sopir kali ini. Walaupun kondisiku belum seratus persen sehat.
Sesampai di rumah adik iparku di Pelaihari, bayi tadi kami beri air susu dan istirahat sebenar sekitar satu jam. Dirumah adik ipar kami, ayah dari bayi itupun kami introgasi kenapa ceritanya anak itu sampai begini nasibnya, tanpa ibu padahal secara naluri seorang ibu (mama) sangat saying kepada bayi yang berumur dua bulan ini, Tyas Maulida nama bayi itu, sungguh indah namanya dan cantik lagi orangnya, orangtuanya bercerita ia sejak bangun tidur sudah dimarahi oleh sang isteri dan sudah tidak tahan lagi makanya dia bawa “lari” anaknya ini, padahal kalau dilihat segi ekonomi ia sudah punya pekerjaan cukupan, mungkin konflik apa yang mendera keluarganya kami tidak begitu penting menelitinya, yang pasti bayi itu yang manis itu menjadi focus kami.
Kami sudah menyarankan kepada orangtuanya untuk menitipkan kendaraan “Sogun”nya di rumah adik ipar kami, dan berangkat naik taksi aja, tapi dia tidak mau. Akhirnya dia berangkat saja naik kendaraan tuanya aja, dan kebetulan kami mau ke Banjarmasin maka isterinya saya menolong menggendong sampai persimpangan Cempaka – Banjarmasin, dan setelah nyampai di persimpangan Cempaka-Banjarmasin, bayi itu kami serahkan kepada orangtuanya dan dibawa dengan cara semula digendong dengan kain ayunan sambil memegang tangan kiri dan tangan kanan memegang stang kendaraan…kami berharap bayi itu sampai ketujuan dan saat itu waktu sudah menunjukan pukul 14.30 wita dan kalau dipikir-pikir sampai di Barabai akan menemui waktu malam, sungguh kasian bayi mungil itu, belum lagi hujan menerpa mereka…Tyas jangan nangis lagi ya ….jadilah engkau anak yang shalehah nantinya dan menjadi harapan bagi ayahmu…semoga!


Ibrah:Anak adalah amanah dari Allah, makanya pendidikan dan tanggungjawab orangtua akan dipertanggungjawabkan nantinya di dunia ini dan akhirat.
Jilatan, 9 Mei 2011

Workshop Metodologi Penelitian Ala PPS IAIN Antasari

Tepat pukul 08.45 Wita hari Kamis, tanggal 19 Mei 2011 kami berkumpul di Aula Pascasarjana IAIN Antasari Banjarmasin dalam rangka pembukaan kegiatan “Workshop Metodologi Penelitian” yang dihadiri oleh mahasiswa program S2 IAIN Antasari Banjarmasin.
Kegiatan workshop ini dilaksanakan selama dua hari yakni tanggal 19 sampai 20 Mei 2011 dan bertujuan untuk mempersiapkan dan membekali mahasiswa dalam rangka menyusun sebuah karya ilmiah sebuah tugas akhir seorang mahasiswa di pascasarjana ini yaitu penyusunan Tesis. Disamping itu, pengembangan lagi kegiatan Tri Perguruan Tinggi, demikian yang diungkapkan oleh Direktur PPS IAIN Antasari Banjarmasin Prof. Dr. H. Ahmadi Hasan, M. Hum pada kesempatan membuka acara dimaksud.
Menarik sekali memang kegiatan workshop ini, dimana para narasumber adalah orang-orang yang sungguh berpengalaman dan praktisi yang lama bergelut dalam bidang penelitian ini. Pada session pertama, disampaikan oleh Bapak Prof. Dr. H. Kamrani Buseri, MA. (mantan Rektor IAIN Antasari Banjarmasin) yang mengangkat makalah “Paradigma Penelitian Kualitatif”. Beliau menjelaskan penelitian kualitatif adalah sebuah penelitian yang berlandaskan pada filsafat Phenomenologik, dimana sebuah penelitian mengharapkan hasil yang ilmiah dan mendalam sekali, karena seorang peneliti adalah “key informan” kunci sebuah penelitian disamping data yang sungguh-sungguh didapat di lapangan dan peneliti merasakan sendiri apa yang diteliti. Mengutip kata-kata narasumber “penelitian kualitatif adalah penelitian dibalik yang tersurat” sehingga menghasilkan yang ilmiah dengan mengenyampingkan subjektifitas peneliti melalui : trianggulasi, konfirmasi dan objektifitas data.
Pada session kedua, tentang “Paradigma Penelitian Kuantitatif” yang disampaikan oleh Bapak Dr. Suratno, M. Pd. (Lektor FKIP unlam). Pada pemaparannya, beliau menjelaskan penelitian kuantitatif adalah sebuah penelitian yang bergelut dengan angka-angka dan hitungan-hitungan. Disamping, penelitian ini harus kaya dengan teori-teori, karenanya seorang peneliti kuantitatif harus banyak membaca dan membaca, Tidak akan terwujud penelitian yang valid tanpa membaca teori-teori dari buku.
Pada session ketiga, workshop menghadirkan narasumber yang lagi naik daun yakni Dr. Mujiburrahman, MA. (Pembantu Dekan I Fak. Ushuluddin IAIN Antasari) dengan judul makalah “Paradigma Penelitian Literatur”. Narasumber mengemukakan ada lima yang bisa ditempuh oleh peneliti literature, yakni studi filologis (studi teks/naskah kono), rekontruksi dan dekonstruk teks, studi naskah-naskah populer, …………… menurut beliau penelitian literature adalah penelitian yang sangat berharga sekali bagi pengembangan keilmuan terutama penggalian studi naskah-naskah kono, masih banyak kitab-kitab yang ada di Kalimantan Selatan yang belum dikritisi, baik muatan maupun teks-teksnya.
Dari session pertama sampai ketiga memang sungguh menarik sekali untuk disimak dan apalagi para peserta workshop yang berlatar belakang mahasiswa yang rata-rata sudah lupa tentang metodologi, maka banyak uneg-uneg yang timbul dan pertanyaan pun bermunculan. Ada yang menanyakan tentang spesifik ketiga metode penelitian itu, ada juga memang sudah tertarik kepada penelitian literature dan ada juga yang tertarik semua jenis metode itu.
Keesokan harinya pada hari kedua, digelar lagi kegiatan workshop ini yang memfokuskan pada ranag aplikatif yakni menghadirkan makalah yang bersifat penerapan praktis bagi mahasiswa. Yakni materi “penyusunan desain proposal penelitian kualitatif” yang disampaikan oleh Bapak Dr. Irfan Noor, M. Hum (ketua Jurusan Filsafat Pemikiran Islam PPS IAIN Antasari Banjarmasin). Makalah yang kedua, mengenai “penyusuna proposal penelitian Kuantitatif” yang disampaikan oleh Dr. A. Salabi, M. Ag (ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam PPS IAIN Antasari Banjarmasin), dan yang terakhir disampaikan oleh Bapak Dr. Dzikri Nirwana, M. Ag, (dosen Fak. Ushuluddin IAIN Antasari Banjarmasin) yang mengangkat judul makalah “penyusunan proposal penelitian Literarur”.
Banjarmasin, 20/5/2011