Jumat, 16 Mei 2014
Khutbah Jum'at : Hati-Hati Dengan Dunia
Ma’asyiral muslim rahimakumullah
Marilah dalam kesempatan ini kita kembali meningkatkan kualitas ketakwaan kita kepada Allah swt, dengan senantiasa mengisi sisa umur kita hidup di dunia dengan amal perbuatan yang terbaik dan di ridhai oleh Allah swt. dan menghindari sikap yang selalu menghambakan kepada kehidupan dunia yang fana ini, sehingga melupakan kehidupan yang lebih abadi yaitu kehidupan akhirat.
Hadirin,
Islam adalah agama yang sangat memberikan tuntunan kepada umat Islam untuk tidak tergelincir kepada kesesatan dan kerakusan terhadap kehidupan dunia yang fana dan sementara ini. Karena dunia bisa menipu, bisa melalaikan, menutup mata hati dengan berbagai gemerlapnya dunia, bahkan bisa menghancurkan iman kita.
Menurut Imam An Nahrawi dalam kitab beliau “Ushul al tarbiyah al-islamiyah wa asalibuha fi al bait wal madrasah wal mujtama” menyebutkan bahwa ada beberapa sifat-sifat kehidupan dunia ini, yaitu :
Pertama, kehidupan dunia hanyalah kesenengan sementara, tempat perlintasan dan instrumen untuk menuju kehidupan akhirat. Oleh karena itu, tidak boleh dijadikan dunia ini sebagai tujuan kehidupan. Menjadikan kehidupan dunia sebagai puncak kehidupan dan tujuan akhir akan melalaikan dan membuat manusia lupa terhadap tujuan penciptaan dunia, yang sebenarnya hanyalah tempat ujian manusia.
Kedua, kehidupan dunia penuh dengan hiasan indah (azzinah) dan perhiasan (azzukhruf), syahwat serta berbagai kelezatan (al muladzat) yang pada hakekatnya menjadi bagian instrumen dunia yang menambah sempurnanya dan beratnya ujian dan cobaan kepada manusia. Sebagaimana firman Allah : QS. Hud (11): 15-16
• •
15. Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka Balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.
16. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.
Ketiga, Seorang muslim tidak saja boleh menikmati dunia bahkan memiliki. Hak penuh untuk menikmati kehidupan dunia asal sesuai dengan ketentuan syari’ah. Dalam menikmati dunia ini, seorang muslim tidak melalaikan dari ketaatan kepada Allah swt. Sebagaimana firman Allah : QS. Al-Qashash (28) : 77
•
77. dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Keempat, dunia ini memiliki tatanan sosial dan tatanan kemanusiaan yang telah ditradisikan oleh Allah swt. (sunatullah) di antara pelbagai bangsa dan umat. Siapapun yang berusaha di dunia, maka ia akan berhasil secara penuh di dunia, dan siapapun yang menundukan dunia karena mencari ridha Allah, maka ia akan beruntung di dunia dan akhirat.
Kelima, Masa kehidupan dunia ini sangat singkat tidak dapat dibandingkan dengan masa kehidupan akhirat, bahkan tidak sebanding dengan satu jam atau satu waktu di akhirat.
Keenam, kehidupan dunia ini adalah tempat berusaha dengan segala keletihan, kepayahan dan kesungguhannya. Firman Allah:QS. Al Insyiqaq (84) :6
•
6. Hai manusia, Sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, Maka pasti kamu akan menemui-Nya.
Ketujuh, Allah akan menolong orang-orang yang beriman baik pada kehidupan dunia maupun akhirat, karena kehidupan dunia ini tidaklah semata-mata tempat menampakkan kekafiran dan kerusakan, tetapi juga tempat menampakan keimanan dan kebaikan dengan pertolongan Allah swt. QS. Ghafir (40) : 51
51. Sesungguhnya Kami menolong Rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat).
Kedelapan, kehidupan dunia adalah tempat permainan (la’b), kelalaian (lahw),perhiasan(zinah),saling membanggakan (tafakhur) dan perlombaan untuk menjadi yang terbanyak (takatsur) dari harta dan anak-anak. QS. Al Hadid (57) : 20
20. ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan Para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.
Hadirin,
Hidup dan kehidupan sesungguhnya sebagai amanah sekaligus ujian agar diketahui siapa yang selalu berkualitas amal perbuatanmya sesuai dengan potensi dan kemampuan yang diberikan Allah kepadanya, dan Allah tidak membebani manusia kecuali sesuai dengan kesanggupannya.
Jadi hakekat kehidupan dunia ini adalah periode dan tempat ujian untuk berkompetisi (berlomba-lomba) atau fastabiqul khairat menggapai prestasi/hasil (amal) yang berkualitas terbaik. Firman Allah QS. Al Baqarah (2) : 148
• •
148. dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Oleh sebab itu, dalam mengarungi kehidupan dunia ini kita harus mengamalkan kehidupan yang berkualitas, yaitu kerja keras, tekun, sungguh-sungguh, optimis dan bertindak yang terbaik.
Mudah-mudahan Allah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua agar senantiasa dapat meningkatkan kualitas amal, dan terhindar dari mencintai dunia yang berlebih-lebihan sehingga melupakan kehidupan yang kekal abadi yaitu kehidupan sesudah kematian. Hubbuddun ya wakarahiyatul maut.
* di Masjid Syuhadaa Lampihong Kab. Balangan : Jum’at, 18 April 2014
0 komentar:
Posting Komentar