Dalam agama Islam, perhitungan tahun baru Hijriyah, diawali dengan bulan Muharram yang dikenal oleh orang Jawa dengan sebutan bulan Suro. Dalam Islam bulan Muharram merupakan salah satu bulan diantara empat bulan yang dinamakan bulan haram. Hal ini didasarkan pada firman Allah Ta’ala :
• •
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram[640]. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa” (QS. 9 : 36)
[640] Maksudnya antara lain Ialah: bulan Haram (bulan Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab), tanah Haram (Mekah) dan ihram.
Lalu apa saja empat bulan suci tersebut ? Dari Abu Bakroh, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda :
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ . . . . .
”Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab ( HR.Bukhari dan Muslim )
Di Balik Bulan Haram
Lalu kenapa bulan-bulan tersebut disebut bulan haram? Al Qodhi Abu Ya’la rahimahullah mengatakan, ”Dinamakan bulan haram karena dua makna,
Pertama: pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan/peperangan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian.
kedua: pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan tersebut. Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan.” Demikian pendapat Ibnul Jauziy ketika menafsirkan surat At Taubah ayat 36.
Ibnu ’Abbas mengatakan, ”Allah mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan suci. Melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan amalan sholeh yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih banyak.”
Bulan Muharram adalah Syahrullah (Bulan Allah)
Suri tauladan dan panutan kita, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda :
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
”Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada syahrullah (bulan Allah) yaitu Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim)
Bulan Muharram betul-betul istimewa karena disebut syahrullah yaitu bulan Allah, dengan disandarkan pada lafazh jalalah Allah. Karena disandarkannya bulan ini pada lafazh jalalah Allah, inilah yang menunjukkan keagungan dan keistimewaannya. ( Lihat Tuhfatul Ahwadzi, Al Mubarakfuri, 3/368, Darul Kutub Al ‘Ilmiyyah.)
Perkataan yang sangat bagus dari As Zamakhsyari, kami nukil dari Faidhul Qadir (2/53), beliau rahimahullah mengatakan, ”Bulan Muharram ini disebut syahrullah (bulan Allah), disandarkan pada lafazh jalalah ’Allah’ untuk menunjukkan mulia dan agungnya bulan tersebut, sebagaimana pula kita menyebut ’Baitullah’ (rumah Allah) atau ’Ahlullah’ (keluarga Allah) ketika menyebut Quraisy. Penyandaran yang khusus di sini dan tidak kita temui pada bulan-bulan lainnya, ini menunjukkan adanya keutamaan pada bulan tersebut. ( Lihat Faidul Qodir, Al Munawi, 2/53, Mawqi’ Ya’sub.)
Al Hafizh Abul Fadhl Al ’Iraqiy mengatakan dalam Syarh Tirmidzi, ”Apa hikmah bulan Muharram disebut dengan syahrullah (bulan Allah), padahal semua bulan adalah milik Allah?” Beliau rahimahullah menjawab, ”Disebut demikian karena di bulan Muharram ini diharamkan pembunuhan. Juga bulan Muharram adalah bulan pertama dalam setahun.
Bulan ini disandarkan pada Allah (sehingga disebut syahrullah atau bulan Allah) untuk menunjukkan istimewanya bulan ini. Dan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sendiri tidak pernah menyandarkan bulan lain pada Allah Ta’ala kecuali bulan Allah (yaitu Muharram). ( Syarh Suyuthi li Sunan An Nasa’i, Abul Fadhl As Suyuthi, 3/206, Al Maktab Al Mathbu’at Al Islami, cetakan kedua, tahun 1406 H)
Menyambut tahun baru islam
Dan dalam rangka menyambut dan bukan memperingati atau merayakan tahun baru Hijriyah, berikut ini beberapa hal yang hendaknya dilakukan oleh ummat Islam:
Pertama. Setiap orang Islam senantiasa dengan bangga menunjukkan jati diri keislamannya, antara lain dengan lebih mengutamakan penggunaan kalender Hijriyah sebagai salah satu identitas ummat pengikut Rasulullah Muhammad shallallahu ’alaihi wasallam.
Hal sesuai dengan firman Allah: “ Katakanlah: “Hai ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah”. jika mereka berpaling, maka katakanlah kepada mereka : “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang Islam (yang berserah diri kepada Allah)”. (QS. Ali Imran : 64)
Juga firman Allah: “ Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata : “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang Islam (yang berserah diri)?” (QS. Fushshilat : 33)
Kedua. Menjadikan fenomena pergantian waktu: siang-malam, hari, pekan, bulan, tahun dan seterusnya yang merupakan salah satu tanda-tanda kebesaran Allah, untuk banyak bertafakkur dan berdzikir mengingat muroqobah (pengawasan) Allah, dan bukan untuk merayakannya dengan cara-cara yang penuh dengan kesia-siaan, seperti yang biasa kita saksikan pada fenomena penyambutan tahun baru yang lain. Firman Allah:“ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal “ (QS. Ali Imran : 190).
Ketiga. Mengingatkan bahwa, berdasarkan sunnah Nabi shallallahu ’alaihi wasallam, tidak ada contoh aktifitas atau praktek ritual tertentu dalam menyambut pergantian tahun.
Keempat. Namun tidak ada salahnya, bahkan sangat baik jika momentum ini digunakan untuk hal-hal bermanfaat yang tidak bersifat ritual khusus, seperti diambil ibrah dan pelajaran darinya, disamping dimanfaatkan untuk muhasabah dan instropeksi diri. Karena setiap muslim harus selalu melakukan muhasabah diri, disamping setiap saat, juga yang bersifat harian, pekanan, bulanan, tahunan dan seterusnya. Umar bin Al Khatthab radhiyallahu ’anhu berkata : ”Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab dan timbanglah amalmu sebelum kamu ditimbang nanti dan bersiap-siaplah untuk hari menghadap yang paling besar (hari menghadap Allah)”, Firman Allah: Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah) “. (QS Al-Haaqqah : 18)
Kelima. Mengambil ibrah dari semua kejadian dan peristiwa sepanjang tahun sebelumnya, dan tahun-tahun sebelumnya dimana berbagai krisis dan konflik multidimensi, serta musibah dan bencana besar silih berganti telah mengharu biru kehidupan bangsa Indonesia pada umumnya dan ummat Islam pada khususnya. Padahal itu semua hanyalah sebagian saja diantara hak sanksi/hukuman atas fenomena maraknya bermacam-macam kejahatan, kemaksiatan dan penyimpangan yang diperbuat tangan-tangan kotor manusia pendurhaka. Disamping sekaligus peringatan dari Allah agar kita sadar dan kembali kepada-Nya. Maka, marilah kesempatan waktu yang masih diberikan Allah saat ini kita manfaatkan untuk benar-benar tobat dan memperbaiki diri. Dan jangan menunggu –la qaddarallah- sampai Allah mencabut masa penangguhan yang diberikan oleh-Nya atau sampai Dia memberikan peringatan yang lebih keras lagi!!! Firman Allah: “ Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) “ (QS. Ar Rum : 41)
Firman Allah: “ Dan kalau sekiranya Allah hendak menyiksa manusia sesuai dengan perbuatan jahatnya, niscaya Dia tidak akan menyisakan di atas permukaan bumi satupun mahluk melata, akan tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan) mereka, sampai waktu yang tertentu; maka apabila datang ketentuan ajal mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya “ (QS. Faathir : 45).
Keenam. Tahun baru Hijriyah mengingatkan kita pada peristiwa hijrah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka marilah kita benar-benar menghijrahkan diri dari segala bentuk keburukan menuju kebaikan, dari kemaksiatan menuju ketaatan, dari kebid’ahan menuju kesunnahan, dari kejahiliyahan menuju totalitas Islam dan dari kegelapan memperturutkan hawa nafsu menuju cahaya terang keikhlasan dalam menggapai ridha Allah.
المسلم من سلم المسلمون من لسانه و يده و المهاجـر من هـجـر ما نهى الله عنه – متفق عليه
“ Orang muslim adalah orang yang tidak mengganggu orang muslim lain baik dengan lidah maupun tangannya, dan orang yang hijrah itu adalah orang yang hijrah meninggalkan hal-hal yang dilarang oleh Allah “ (HR. Bukhari dan Muslim)
Ketujuh. Mengingatkan ummat Islam dan masyarakat bahwa, marak dan merajalelanya berbagai bentuk kemaksiatan yang menghancurkan sendi-sendi kehidupan selama ini, tidak terlepas dari fenomena lemahnya semangat dan usaha da’wah serta amar bil ma’ruf wannahi ‘anil munkar di kalangan masyarakat. Padahal ummat ini adalah ummat da’wah, dimana usaha da’wah. Oleh karenanya mari kita tingkatkan aktifitas da’wah yang berorientasi pada pembinaan generasi ummat dan pencegahan serta pemberantasan kemunkaran di muka bumi. Firman Allah: “ Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung “ (QS. Ali Imran : 104).
Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
من رأى منكم منكـرا فليغـيّـره بيده ، فإن لم يستطع فبلسانه ، فإن لم يستطع فبقلبه ، و ذلك أضعف الإيمان – رواه مسلم
“ Barang siapa diantara kamu melihat suatu kemunkaran, maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, jika tidak mampu maka dengan lisannya, jika tidak mampu pula, maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemahnya iman “ (HR. Muslim)
Kedelapan. Secara khusus kami mengajak seluruh ummat Islam untuk mengawali tahun baru Islam ini –disamping dengan bentuk-bentuk ketaatan lain- dengan memperbanyak puasa dibulan Muharram khususnya pada tanggal 10 dan 9 (’Asyura dan Tasu’a).
قال رسول الله صلّى الله عليه و سلّم : أفضل الصيام بعد رمضان شهـر الله المحـرم و أفضل الصلاة بعد الفـريضة صلاة الليل – رواه مسلم
Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda : ”sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa bulan Muharram, dan sebaik-baik shalat setelah shalat fardhu adalah shalat malam”. (HR. Muslim)
سئل رسول الله صلّى الله عليه و سلّم عن صيام يوم عاشوراء فقال : يكـفّـر السنة الماضية – رواه مسلم
Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari ’Asyura (tanggal 10 Muharram), maka Beliau bersabda : ”Bisa menghapus (dosa-dosa kecil) satu tahun yang lewat. (HR. Muslim)
و قال رسول الله صلّى الله عليه و سلّم : لئن بقيت إلى قابل لأصومنّ التاسع – رواه مسلم
Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda : ”Kalau Aku hidup sampai tahun depan, niscaya aku akan puasa pada tanggal 9 (Muharram). (HR. Muslim)
This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Senin, 16 November 2015
Selasa, 26 Mei 2015
Menyingkap Rahasia Malam Nisfu Sya'ban
Setelah bulan rajab yang mubarak, akan kita memasuki bulan nan mulia dari bulan-bulan haram yang mubarak yaitu bulan sya'ban.
Nisfu artinya setengah atau seperdua, dan Sya’ban adalah bulan kedelapan dari tahun Hijriyah. Nisfu Sya’ban secara harfiyah berarti hari atau malam pertengahan bulan Sya’ban atau tanggal 15 Sya’ban. Jika aku merujuk ke kalender Hijriyah, insya ALLOH besok kita akan tiba di malam ke-15 (pertengahan) dari bulan Sya’ban.
Sudah sejak lama aku mendengar keutamaan bulana Sya’ban ini. Diriwayatkan bahwa Rasululloh SAW bersabda “Bulan Sya’ban itu bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadhan. Ia adalah bulan diangkatnya amal-amal oleh Tuhan. Aku menginginkan saat diangkat amalku aku dalam keadaan sedang berpuasa.” (HR Nasa’I dari Usamah)
Riwayat lain yg serupa menuliskan: Dari Usamah bin Zaid berkata: Saya bertanya: “Wahai Rasululloh SAW, saya tidak melihat engkau puasa disuatu bulan lebih banyak melebihi bulan Sya’ban”. Rasul saw bersabda:”Bulan tersebut banyak dilalaikan manusia, antara Rajab dan Ramadhan, yaitu bulan diangkat amal-amal kepada Rabb alam semesta, maka saya suka amal saya diangkat sedang saya dalam kondisi puasa” (Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa?i dan Ibnu Huzaimah).
Dari Aisyah ra. berkata,” Saya tidak melihat Rasululloh SAW menyempurnakan puasanya, kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak melihat dalam satu bulan yang lebih banyak puasanya kecuali pada bulan Sya’ban.” (HR Muslim)
Bulan Sya’ban secara urutan bulan hijriah jatuh sebelum bulan Ramadhan. Dalam riwayat Imam Bukhari, Aisyah ra. menceritakan, bahwa Rasulullah saw. selalu memperbanyak puasa di bulan Sya’ban? Bahkan dalam riwayat lain dikatakan bahwa tidak ada bulan melebihi bulan Sya’ban di dalamnya Rasulullah saw. berpuasa. Dalam hadits lain disebutkan bahwa Nabi saw. berpuasa mayoritas hari-hari bulan Sya’ban. Mengapa?
Ada beberapa rahasia bulan sya'ban, di antaranya adalah :
Pertama, puasa adalah kebutuhan fitrah manusia. Karena itu Allah mewajibkan hamba-hamba-Nya berpuasa. Dalam surah Al Baqarah 183 Allah swt. menyebutkan bahwa puasa tidak hanya diwajibkan kepada umat manusia tertentu tetapi juga kepada umat manusia terdahulu. Ini menunjukkan bahwa puasa merupakan ibadah yang tidak bisa tidak harus dilakukan. Ilmu kedokteran modern membuktikan bahwa dengan puasa pencernaan seseorang akan istirahat dari rasa lelah yang sekian lama terus menerus digunakan untuk mengolah makanan. Maka semakin sering seseorang berpuasa ia akan semakin sehat. Sebab kemungkinan timbulnya penyakit yang seringkali disebabkan oleh makanan akan tercegah secara otomatis ketika ia berpuasa.
Kedua, bulan Ramadhan adalah bulan diwajibkannya puasa bagi orang-orang beriman. Jadi pengertian ayat: kutiba alaikumush shiyaam itu maksudnya untuk bulan Ramadhan. Karena itu dalam sebuah hadits Nabi menegaskan bahwa di bulan Ramadhan diwajibkan atas orang-orang beriman berpuasa. Adalah suatu persiapan yang sangat strategis ketika Rasulullah selalu memperbanyak puasa di bulan Sya’ban. Ibarat sebuah turnamen, bulan Ramadhan adalah ajang perlombaan beramal saleh, cerminan ayat: “fastabiqul khairaat (berlomba-lombalah dalam kebaikan)” Al Baqarah:148. Karena itu sebelum masuk Ramadhan hendaklah melakukan persiapan-persiapan terlebih dahulu dengan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban. Kita semua tahu bahwa para peserta turnamen pasti melakukan persiapan sebulan dua bulan sebelumnya. Itulah rahasia mengapa Rasulullah saw. memperbanyak puasa di bulan Sya’ban. Agar tidak loyo selama bulan Ramadhan. Agar lebih maksimal melaksanakan ibadah-ibadah Ramadhan yang semuanya saling melengkapi untuk mengantarkan kepada ketakwaan.
Ketiga, ibadah puasa adalah ibadah menahan nafsu. Suatu perjuangan yang senantiasa harus dilakukan oleh orang-orang beriman. Dalam surah An Nazi’at:40 Allah swt. menjelaskan bahwa jalan ke surga adalah dengan upaya terus-menerus membangun rasa takut kepada Allah dan menahan nafsu. Mengapa? Sebab Setan berkerja terus menerus, siang dan malam untuk menjerumuskan manusia ke dalam dosa-dosa. Kerja keras setan ini tidak bisa tidak menuntut kita untuk bekerja keras juga guna mengimbanginya. Orang yang beriman kepada Allah dan hari Kiamat, tentu akan selalu waspada dari godaan setan. Caranya dengan banyak berpuasa. Semakin sering berpuasa, semakin sempit jalan-jalan setan untuk menggoda. Sebab dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa setan seringkali masuk melalui makanan. Maka semakin banyak makan, semakin mudah digoda setan. Karenanya orang yang kekenyangan akan selalu malas beribadah.
Keempat, Rasulullah saw. adalah contoh pribadi berakhlak mulia. Allah berfirman: “Wainnaka la’alaa khuluqin adhiim (Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar mempunyai akhlaq yang agung)” Al Qalam:4. Maka setiap yang dicontohkan Rasulullah saw. pasti baik untuk kemanusiaan di dunia maupun di akhirat. Tidak ada perbuatan yang dilakukan Rasulullah saw. kecuali membawa manfaat bagi kehiduapan manusia jika diikuti. Dan bila kita teliti secara seksama, menejemen modern yang mengantarkan munculnya negara-negara maju dan perusahaan-perusahaan bisnis kelas dunia, di dalamnya akan kita temukan nilai-nilai universal yang pada dasarnya itu adalah bagian dari ajaran Islam yang dibawa Rasulullah saw. Maka dengan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, itu sungguh sangat baik dan bermanfaat, tidak saja di dunia tetapi juga di akhirat.
Kelima, adapun mengenai amalan di pertengahan bulan Sya’ban (nisfu Sya’ban), sekalipun ada sebagian hadits yang dianggap hasan oleh para ulama hadits, tetapi terpenting sebenarnya adalah memperbanyak puasa selama bulan Sya’ban, bukan mengkhususkannya pada pertengahan saja.
Imam An Nasa’i meriwayatkan sebuah hadits dari Usamah bin Zaid tentang rahasia memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, Nabi bersabda: “Bulan Sya’ban adalah bulan yang sering dilalaikan oleh banyak orang, karena itu terjepit antara Rajab dan Ramadhan. Padahal ia adalah bulan di angkatnya amal manusia, maka aku suka ketika amalku diangkat aku sedang berpuasa.
Terbebas dari pro dan kontra antara diperbolehkan atau tidak beribadah "peribadatan" malam nisfu sya'ban tentunya kembali kepada kita. akan tetapi sesuatu yang diamalkan atau diistiqomahkan tentunya akan memberikan nilai plus bagi positif bagi diri kita sendiri.
Wallahu a'lam bish shawwab.
Minggu, 17 Mei 2015
Selamat Tinggal Bulan Rajab, Selamat Datang Bulan Sya'ban dan Ramadhan
Tidak terasa bulan Rajab yang mulia akan meninggalkankita. Selanjutnya kita akan memasuki dua bulan yang dimuliakan Allah juga yaitu bulan Sya'ban dan bulan Ramadhan. Sebagai refleksi dari tiga bulan tersebut, mari kita simak keistemawaan-keistemawaan masing-masing bulan tersebut.
Bulan Rajab
Dalam bulan Rajab Allah memberikan keistemawaan yaitu ada tiga (3)macam. pertama bulan rajab adalah bulan haram. Bulan Rajab merupakan salah satu bulan dari empat bulan haram (arba’atun hurum). Karenanya bulan Rajab menjadi istimewa dibandingkan bulan-bulan lainnya.
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah itu ada 12 bulan. Seluruhnya dalam ketetapan Allah di hari Dia menciptakan langit dan bumi. Di antara (12 bulan) itu terdapat empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam bulan yang empat itu…” (QS. At Taubah : 36)
Ketika menjelaskan ayat ini, Ibnu Katsir mengatakan bahwa sanksi berbuat dosa di bulan-bulan haram jauh lebih berat dibandingkan bulan-bulan lainnya, selain bulan suci Ramadhan. Sebaliknya, amal shalih di bulan-bulan haram pahalanya lebih besar dibandingkan di bulan lainnya, kecuali Ramadhan.
“Sesungguhnya mengerjakan perbuatan zalim di bulan-bulan haram, maka dosa dan sanksinya jauh lebih besar dibandingkan melakukan perbuatan zalim di bulan-bulan lainnya,” kata Ibnu Abbas yang dikutip Ibnu Katsir dalam tafsirnya. kedua, bulan rajab adalah bulan yang dekat dengan bulan Ramadhan. Antara Rajab dan Ramadhan hanya dipisahkan dengan Sya’ban. Di antara kebiasaan para ulama, mereka menyiapkan diri menyambut bulan Ramadhan sejak bulan Rajab. Hal ini bisa dilihat dari doa yang sangat populer:
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَ شَعْبَانَ وَ بَلِغْنَا رَمَضَانَ
“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan”
Doa itu juga tercantum dalam riwayat Al-Baihaqi dan Thabrani, tapi derajatnya dhaif menurut Syaikh Al Albani. Namun, ada juga doa sejenis dengan matan berbeda dalam riwayat Ahmad.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِى رَمَضَانَ
“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta berkahilah kami dalam bulan Ramadhan” (HR. Ahmad)
Jika sebuah hadits diketahui dhaif, tidak boleh diyakini sebagai sabda Rasulullah. Namun, boleh saja berdoa dengan doa dalam berbagai bahasa. Dan banyak ulama yang membaca doa tersebut. Sebagai permohonan kepada Allah agar diberkahi di bulan Rajab, Sya’ban dan dipertemukan dengan bulan Ramadhan. ketiga, bulan rajab adalah bulan isra mi'raj. Kendati masih diperselisihkan oleh sejumlah ulama, termasuk Syaikh Shafiyurrahman Al Mubarakfury dalam Ar Rahiqul Makhtum, 27 Rajab diyakini sebagai tanggal terjadinya Isra’ Mi’raj, terutama oleh para ulama di Indonesia. Isra’ Mi’raj adalah perjalanan luar biasa yang melalui peristiwa itu Rasulullah mendapatkan perintah shalat lima waktu. Jika perintah yang lain diturunkan kepada Rasulullah melalui malaikat Jibril, khusus untuk shalat lima waktu ini, Rasulullah ‘dipanggil’ langsung oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Bulan Sya'ban
Sedangkan Bulan sya'ban banyak memiliki keistemawaan juga, antara lain : 1. Menurut Imam Nawawi, pada hari nisfu Sya'ban (hari ke lima belas) tahun kedua Hijriyah, telah berlaku pertukaran kiblat umat Islam yaitu dari Masjid Al-Aqsa ke Kab'bah di Masjid Al-Haram. 2. Telah terjadi peperangan Bani Mustalik pada tahun kelima Hijrah.Kemenangan berpihak kepada Islam dan terjadinya perang Badar yang terakhir pada tahun keempat Hijrah. 3. Bulan Sya'ban merupakan bulan dimana amal-amal kita diangkat untuk dihadapkan kepada Tuhan.Hal ini berdasarkan hadits riwayat An Nasai dan Abu Dawud dan ditashih oleh Ibnu Huzaimah dari Usamah bin Zaid, katanya,"Aku berkata, Wahai Rasulullah, aku tidak melihat tuan berpuasa dari satu bulan dari beberapa bulan seperti puasa tuan di Bulan Sya'ban."Beliau menjawab, "Itu adalah bulan yang dilupakan oleh manusia antara bulan Rajab dan Ramadan. Bulan Sya'ban itu bulan amal-amal diangkat ke hadapan Tuhan semesta alam. Oleh karena itu, aku senang apabila amalku diangkat, sedangkan aku berpuasa." 4. Bulan Membaca Al-Qur'an.Diriwayarkan dari Anas ra, berkata,"Adalah orang-orang muslim apabila masuk bulan Sya'ban, mereka membuka mushaf-mushaf Al Qur'an dan membacanya, mengeluarkan zakat dari harta mereka untuk memberi kekuatan kepada orang-orang yang lemah dan orang-orang miskin untuk melakukan puasa Ramadan."Berkata Salamah bin Suhail,
"Telah dikatakan bahwa bulan Sya'ban itu merupakan bulannya para qurra' (pembaca Al Qur'an)."Dan adalah Habib bin Abi Tsabit apabila masuk bulan Sya'ban dia berkata,"Inilah bulannya para qurra'." Dari 'Amr bin Qais Al-Mula'i apabila masuk bulan Sya'ban dia menutup tokonya dan meluangkan waktu (khusus) untuk membaca Al-Qur'an." 5. Bulannya Rasulullah SAW. Hal ini berdasarkan sabda baliau yang berbunyi, "Bulan Rajab itu adalah bulan Allah, bulan Sya'ban adalah bulanku dan bulan Ramadan adalah bulannya umatku."Rasulullah SAW pada setiap setiap malam tanggal 15 Sya'ban selalu melakukan shalat malam dengan sangat lama, menunaikan kewajiban bersyukur kepada Allah SWT, sehingga Al-Hafidh Al-Baihaqi dalam kitab Musnadnya meriwayatkan hadits dari A'isyah ra katanya,"Rasulullah SAW pada suatu malam bangun, lalu melakukan shalat. Beliau memperlama sujud, sehingga aku mengira beliau telah wafat. Setelah aku melihat yang demikian itu, aku bangun sehingga menggerakkan ibu jari beliau, dan ibu jari beliau bergerak."6. Pada setiap malam nisfu Sya'ban, Rasulullah SAW selalu mendoakan umatnya, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.Dalam hal ini, Sayyidina Ali ra menceritakan sebagai berikut,"Susungguhnya Rasulullah SAW keluar pada malam ini (malam nisfu sya'ban) ke Baqi' (kuburan dekat masjid Nabawi) dan aku mendapatkan beliau dalam keadaan memintaan ampun bagi orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan dan para syuhada."Banyak hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hambal dalam kitab musnad beliau, Imam At-Tirmidzi At-Thabrani, Ibnu Hibban, Ibnu Majah, Al Baihaqi dan An Nasai, yang menetapkan bahwa Rasulullah SAW adalah memuliakan malam Nisfu Sya'ban dengan memperbanyak shalat, doa dan istighfar.Jadi, bukanlah perbuatan bid'ah dan bukan pula perbuatan aneh jika malam nisfu Sya'ban dijadikan malam untuk banyak berzikir, berdoa dan istighfar dan melakukan shalat bagi kaum muslimin.7. Bulan turunnya Allah SWT ke muka bumi.Rasulullah SAW pernah bersabda,"Jika terjadi malam nisfu Sya'ban, maka shalatlah kamu sekalian pada malam harinya, dan puasalah kamu sekalian pada siang harinya. Karena sesungguhnya Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi turun pada malam tersebut ke langit dunia mulai dari terbenam matahari dan berfirman,
"Apakah tidak ada orang yang meminta ampun, sehingga Aku mengampuninya? Apakah tidak ada orang yang meminta rezeki, sehingga Aku memberinya rezeki? Apakah tidak ada orang yang terkena bala, sehingga Aku dapat menyelamatkannya? Apakah tidak demikian, apakah tidak demikian, sehingga terbit fajar."Imam Al-Ghazali mengistilahkan malam Nisfu Sya'ban sebagai malam yang penuh syafaat (pertolongan).Menurut Al Ghazali, pada malam ke 13 di bulan Sya'ban, Allah SWT memberikan tiga syafaat kepada hamba-hambanya.
Sedangkan pada malan ke-14, seluruh syafaat itu diberikan secara penuh.
Bulan Ramadhan
Adapun bulan Ramadhan memiliki banyak keistemawaan dari bulan-bulan lainnya. Daripada Anas (r.a), Katanya: Bersabda Nabi (s.a.w) : Tiada daripada seorang hamba apabila melihat ia sehari bulan Ramadan lantas dia memuji Allah ( kerana kedatangan bulan rahmat dengan kelebihan dan keistimewaanya) kemudian dibacanya Al-Fatihah tujuh kali, melainkan diafiatkan Allah daripada sakit matanya pada bulan ini.Kelebihan bulan Ramadan dan keagungannya dengan adanya malam Lailatul Qadar yang dirahsiakan, sehingga mendapat keampunan dan pahala serta darjat dan darjah tertinggi bagi orang yang berjaya mendapatkan malam Lailatul Qadar dengan dipenuhi amal ibadah dan bertaqwa kepada Allah, disamping sembahyangnya yang sunat , istiqfar, tasbih dan berzikir sepenuhnya.
Berkata Saidina Ali, Nabi (s.a.w) telah bersabda apabila engkau melihat sehari bulan maka bacalah olehmu "AllahuAkbar" 3 kali, kemudian bacalah :(Segala kepujian bagi Allah yang telah menjadikan aku dan telah menjadikan engkau, dan telah menentukan bagi engkau pangkat-pangkat (darjah) dan telah menjadikan engkau tanda (kekuasaan) bagi sekalian alam) nescaya bermegah Allah akan Dia dengan malaikat dan firmanNya: Hai malaikat! saksikanlah kamu, bahwa Aku telah merdekakan daripada api neraka, atau dibacakan :(Ya Allah, zahirlah Ramadan atas kami dengan keamanan dan keimanan dan dengan keselamatan dan keIslaman, Tuhanku dan Tuhan engkau Allah.)Bersabda Nabi (s.a.w) : Bahawa syurga berlenggang-lenggang ia dan berhias dari setahun ke setahun kerana masuknya bulan Ramadan. Pada awal malam bulan Ramadan bertiup angin di bawah Arasy bergeraklah daun kayu lemah-longlainya di dalam syurga. Terdengarlah desiran daun-daun kayu, hembusan sang bayu syurga yang teramat indahnya.Seni rentak lagunya menawan seluruh perasaan nurani. Maka berhiaslah bidadari sekaliannya lalu berdirilah di atas puncak mercu syurga itu. Lantas bersuaralah bidadari : Adakah orang yang hendak meminang kami kepada Allah, kata bidadari pula: Apakah malam ini namanya? jawab Malek Ridwan (malaikat), Hai bidadari yang cantik manis, inilah malam awal Ramadhan, Lalu Allah berfirman: Hai Ramadan bukalah pintu syurga Bab AlJanan untuk orang-orang yang berpuasa daripada umat Muhammad (s.a.w). Hai Malek Ridwan tutuplah pintu neraka Al-Jahim daripada umat Muhammad (s.a.w), hai Jibrail belenggukan syaitan, lontarkannya ke dalam lautan supaya tidak membinasakan umat Muhammad akan puasanya. Maka berfirman Allah pada tiap-tiap malam Ramadan tiga kali : Adakah orang yang meminta ampun? Akan Aku ampunkan!Pada malam Lailatul Qadar menyuruh Allah Ta'ala akan Jibrail Alaihisalam turun ke bumi, lalu turunlah Jibrail ke dalam perhimpunan malaikat ke bumi bersamanya bendera hijau lalu dipacakkan ke atas Kaabah, baginya 600 sayapnya , setengahnya tiada dibuka keduanya, melainkan pada malam Lailatul Qadar baharulah dibukakan keduanya, hingga sampai dari timur ke barat ( Musyriq Ke Maghrib ). Untuk menyelamatkan umat Muhammad, Lalu memberi salam kepada tiap orang yang berjaga pada malam Lailatul Qadar beribadah kerana mencari keredaan Allah, dan orang-orang yang duduk beribadah, orang yang sembahyang dan berzikir dan berjabat tangan sesama mereka mukmin dan mengucap amin doa orang-orang mukmin hingga terbit fajar subuh....... berkata para malaikat kepada Jibrail , apakah Allah berikan pada hajat orang mukmin dari umat Muhammad (s.a.w) pada bulan Ramadan ini? Berkata Jibrail bahawasanya Allah menilik kepada umat Muhammad yang berpuasa dan beribadah padanya dan dimaafkan mereka, diampunkan dosa-dosa mereka, melainkan empat orang yang tiada diampunkan dosanya: yaitu orang yang kekal minum arak, orang yang derhakakan ibubapanya, orang yang memutuskan sillaturrahim dan orang yang tidak bercakap dengan saudaranya lebih dari 3 hari.
Apabila pada malam akhir Ramadan dinamakan malam persalinan. Pada malam hari raya Aidilfitri didatangkan Allah malaikat kepada tiap-tiap negeri turunlah mereka ke bumi, berdiri pada permukaan jalan menyeru dengan suara yang kuat, semua mendengarnya kecuali jin dan manusia berkata mereka, hai umat Muhammad keluarlah kamu menghadap tuhan yang amat mulia (sembahyang raya di pagi raya) yang memberi pemberian yang berpanjangan dan mengampun akan dosa-dosa yang besar. Apabila tibalah umat Muhammad ke tempat sembahyang, firman Allah kepada maliakat : Hai malaikatKu, apakah balasan orang yang mengambil upah apabila selesai kerjanya ? Jawab malaikat , hai Tuhan kami, sempurnakanlah upahnya! Firman Allah bahawa Aku saksikan kamu hai malaikatku, telah aku jadikan pahala mereka dari puasa mereka pada bulan Ramadan mereka mendirikan sembahyang, ialah keredaanKu dan keampunanKu kepada mereka! Maka firmannya lagi : Hai segala hambaku, pohonlah kamu kepada ku, maka demi ketinggianku dan kebesaranku, tiada memohon kepadaku hari ini akak sesuatu bagi agamamu dan duniamu, melainkan Aku kurniakan kepadamu! (Al-Hadith).
Sabda Nabi (s.a.w) : Diberi kepada umatku lima perkara yang belum pernah diberi kepada umat-umat dahulu sebelumnya :
a) Bau mulut orang berpuasa lebih harum daripada kasturi di sisi Allah
b) Segala perbelanjaan dan derita lapar selama puasanya adalah syurga balasannya.
c) Diampunkan dosa-dosa mereka pada malam Lailatul Qadar.
d) Amalan yang dilakukan pada bulan Ramadan digandakan kepada 10 hingga 700 kali ganda, melainkan puasa maka ianya bagiKu, Aku balas kepadanya yang berkuasa menahan syahwatnya, makan minumnnya kerana Aku.
e) Dan mereka dikurniakan nikmat kepada mereka keseronokkan ketika berbuka dan ketika menemui tuhan di akhirat.(Al-Hadith)
Sabda Nabi (s.a.w) : Menunaikan yang sunat diberi balasan pahala fardhu, dan amal fardhu diberi balasan 70 kali ganda. Bulan puasa adalah bulan sabar (sabar dalam berbuat taat kepadaNya.), dan sabar itu adalah syurga balasannya bulan ini dilebihkan rezeki kepada hambanya orang mukmin, diampunkan baginya dosa-dosa. Barang siapa memberi makan kepada orang berpuasa pahalanya seperti memerdekakan hamba dan diampunkan dosanya, berkata sahabat : Bagaimana kami tak sanggup memberi makan orang yang berpuasa (berbuka puasa) ya Rasullullah - Allah memberi pahala ini kepada orang yang memberi seteguk susu atau sebiji kurma atau segelas air, barang siapa kenyangkan orang berpuasa diampunkan Tuhan dosanya, diminumkan Tuhan dari kolam Hudh sejenis minuman yang tiada dahaga lagi kemudiannya hingga masuk ia ke syurga dan pahalanya seperti pahala orang berpuasa. (Al-Hadith)
Puasa menurut segala yang disuruh dan menjauh segala pantang larangannya, diampunkan dosanya, dan bertasbih, bertahlil dibinakan rumah indah dalam syurga.
Barang siapa hadir ke dalam majlis zikir pada bulan Ramadan, ditulis tiap langkahnya ibadat setahun, dan pada hari Qiamat bersamaku di bawah Arasy. Siapa tetap berjemaah dalam bulan puasa didirikan kota bercahaya indah, cemerlangnya , dan yang berbakti kepada ibubapanya Allah memandang rahmat kepadanya, dan isteri yang berbuat sesuatu mencari keredaan suaminya, maka pahala yang besar Allah kurniakan kepadanya , seperti Siti Maryam dan siapa yang menyampaikan hajat orang mukmin, Allah menunaikan seribu hajatnya, dan siapa bersedekah kepada fakir miskin (yang ada anak isteri) tiap langkah dikurniakan kepadanya seribu kebajikan, dihapuskan seribu kejahatan dan diangkatkan seribu darjat baginya. (Al-Hadith).
Orang yang sembahyang bulan Ramadan tiap sekali sujud, dikurniakan kepadanya 1700 kebajikan, dan dibinakan rumah didalam syurga daripada permata bagi orang yang berpuasa dan beribadat, 75000 malaikat meminta ampun baginya dari pagi hingga tenggelam matahari, dan dibina sebuah mahligai baginya . (Al-Hadith)
Pada hari Qiamat, Allah memerintah Malek Ridwan supaya dikeluarkan orang-orang berpuasa daripada kuburnya dengan keadaan lapar dan dahaga, lalu disuruh Malek Ridwan berikan segala keinginan mereka dari segala macam makanan dan minuman syurga. Maka Malek Ridwan memerintah kepada anak-anak membawa talam-talam makanan , minuman dan buah-buahan. Sebagai balasan berlapar di bulan Ramadan. (A-Hadith)
Orang mukmin yang tidur dalam bulan puasa kerana puasa Ramadan, dia membalikkan badannya sambil meyebut Allah! maka kata malaikat kepadanya : Rahimakallah (Allah Mencucuri Rahmat kepada kamu.)
- Apabila dia berdiri maka berdoalah hamparannya : (Wahai Tuhanku, kurniakanlah kepadanya hamparan permaidani tebal kepadanya di dalam syurga)
- Apabila memakai pakaian , berdoalah pakaian (Wahai Tuhanku, kurniakan kepadanya pakaian syurga)
- Apabila memakai kasut, berdoalah kasut (Wahai Tuhanku, tetapkanlah atas titian Siratul Mustaqim!)
- Apabila memegang timba berdoalah pula timba : (Wahai Tuhanku kurniakan kepadanya gelas syurga!)
- Apabila mengambil air sembahyang , berdoalah air itu : (Wahai Tuhanku sucikannya daripada segala dosa dan kesalahan!)
- Apabila berdiri sembahyang , berdoalah rumahnya: ( Wahai Tuhanku cahayakanlah kuburnya dan luaskanlah , lapangkanlah kuburnya!)
Serta menilik Allah kepadanya , maksudnya : HambaKu berdoa dan Aku menerima! (Al-Hadith)
Malaikat yang banyak muka bersujud kepada Allah pada hari Qiamat, satu muka sujud , satu muka melihat syurga, satu muka melihat neraka, satu muka melihat Arasy , lalu berkata malaikat itu : Wahai Tuhanku , ampunlah umat Muhammad, kasihanilah mereka! janganlah disiksa orang yang berpuasa Ramadan dari umat Muhammad! (Al-Hadith)
Ramadan, Ramada, ertinya : membakar - yakni menghapuskan dosa dosa orang yang berpuasa dan beribadat bulan Ramadan.
Ramadan ertinya bulan mendapatkan keredhaan Allah dan keampunan bagi hambaNya. Orang yang mendapat keredhaan dan keampunan Allah bererti memberi jaminan (kerana ibadatnya pada bulan mulia dengan penuh taat) mendapat syurga anugerah Allah bagi hambaNya yang benar benar melakukan ibadat kerana Nya pada bulan Ramadan termulia ini dengan ganjaran pahala sehingga seribu kali ganda dan keampunan yang banyak sekali, teristimewa pada malam Lailatul Qadar.
"Bahawa di dalam syurga terdapat bilik bilik, dilihat dari luar nampak di dalamnya dan dilihat dari dalam kelihatan di luarnya, berkata sahabat : untuk siapakah ya Rasulullah? Lantas Baginda menjawab : Ialah bagi orang yang baik percakapannya, bagi orang yang memberi makan makanan, bagi orang yang sentiasa berpuasa, bagi orang yang sembahyang di tengah malam sedang manusia banyak tidur." (Al Hadith)"Semulia mulia sedeqah ialah sedeqah pada bulan Ramadhan." (Al Hadith)"Puasa itu perisai dan sedeqah itu memadam kesalahan dosa sepertimana air memadamkan api." (Al Hadith)"Siapa memberi makan ( berbuka puasa) kepada orang puasa makan baginya seumpama balasan pahala orang yang berpuasa dengan tidak kurang sedikitpun ." (Al Hadith) Sabda Nabi (s.a.w) : Tiada daripada seorang hamba berpuasa Ramadan, diam tiada berkata yang sia sia dan daripada yang haram dan yang makruh, dan sentiasa menyebut Allah (berzikrullah), menghalalkan yang dihalalkan Allah, mengharamkan akan yang diharamkan Allah, tiada mengerjakan kejahatan, melainkan sehingga berakhir Ramadan, telah diampunkan baginya segala dosanya, dan tiap tasbih, tiap tahlil, dibinakan sebuah rumah yang terindah di dalam syurga daripada permata zamrud, di dalamnya daripada yaqut merah indah, di dalam rangka permata itu (yaqut) terdapat sebuah khemah, di dalamnya terdapat bidadari ( hurul ain isteri syurga). Terhias dengan permata bercahaya indah yang menerangkan bumi seluruhnya.(Al Hadith) Sabda Nabi (s.a.w) : Bahawasanya bagi Allah beberapa kejadianNya, dijadikan mereka supaya menyampaikan segala hajat orang dan supaya orang meminta tolong kepada Nya, pada menyempurnakan segala hajat yang diperlukan, mereka itulah orang yang aman daripada siksa Allah (Riwayat At Tibrani) (Al-Hadith)
Sabda Nabi (s.a.w) : Bahawa pintu langit dan pintu syurga dibuka pada awal Ramadan hingga akhir malam Ramadan, tiap orang yang bersembahyang pada malamnya dituliskan baginya tiap satu sujud 1700 kebajikan, dibina rumah baginya di dalam syurga daripada yaqut merah indah, baginya 70 pintu daripada emas yang bertatah yaqut permata yang merah, orang yang berpuasa pada awal Ramadan diampunkan segala dosanya hingga ke akhir bulan Ramadan, dibinakan baginya tiap tiap hari sebuah mahligai di dalam syurga, mempunya 1000 pintu daripa emas, dan meminta ampun baginya 70 000 malaikat dari pagi hingga tenggelam matahari (Al Hadith)
Sabda Nabi (s.a.w) : Kelebihan hari Jumaat pada bulan Ramadan atas segala hari yang lainnya seperti kelebihan Ramadan atas segala bulan (Al Hadith) Barangsiapa mengerjakan ibadat pada bulan Ramadan dengan keimanannya dan ikhlasnya kerana Allah, maka di ampunkan segala dosanya yang telah lalu (Al Hadith) Sabda Nabi (s.a.w) : Tidur orang yang berpuasa itu adalah ibadat, dan nafasnya itu adalah tasbih, doanya itu mustajab, dosanya diampunkan Allah, dan amal ibadatnya dilipatgandakan . (Al Hadith)
Apabila berakhir bulan Ramadan, menangis wali-wali Allah kerana terpisahnya bulan yang paling mulia yang digandakan ibadat berlipatkali ganda daripada bulan bulan yang lainnya, bulan Allah mudah menerima ampun taubat hambaNya, bulan yang banyak sekali diturun rahmat ke alam, bulan yang terdapat padanya malam Lailatul Qadar, suatu rahmat dan rahsia yang dikurniakan kepada hamba hamba Nya yang salihin, yang tidak terdapat pada bulan bulan yang lainnya. Mereka menangis kerana belum tentu akan dapat menemui bulan termulia ini pada tahun tahun hadapan, kiranya dipanjangkan umur. Apabila berakhirlah malam bulan Ramadan, menangislah tujuh petala langit dan tujuh petala bumi, dan segala malaikat, jerana berlalu Ramadan berlalulah kelebihan, sebab musibah bagi umatku, dan duduk segala malaikat bagi musibah, orang bertanya : Ya Rasullullah, apa itu musibah ? Jawab rasullullah (s.a.w), Kerana segala doa padaNya itu mustajab, sedakah makbul, segala kebajikan digandakan dan siksa kubur diangkat, maka apakah musibah yang terlebih besar daripada ini bagi umatku?! (Al-Hadith) Malam Lailatul Qadar adalah malam rahsia, yang turunnya padanya malaikat Jibrail dan beberapa malaikat dengan perintah Allah. Orang yang berjaga dengan malam ibadatnya untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar yang terahsia itu yang tidak diketahui oleh manusia, hanya orang-orang solihin yang hampir, orang berusaha mendapatkan malam mulia itu dengan berjaga malam pada sepuloh malam Ramadan yang terakhir maka diampunkan tuhan segala dosanya. Di pahalakannya dengan banyak , dirahmatkannya dengan limpah kurnia. Dan orang-orang solihin yang dikurniakan Allah mendapat malam Lailatul Qadar itu satu keberuntungan kebahagiaan bagi akhirat, mendapat keampunan dan rahmat terbesar, mendapat pimpinan Allah dalam hatinya, mendapat keredaan Allah dalam hidupnya dunia dan akhirat.
Begitu besar keistemawaan tiga bulan tersebut, alangkah naifnya seorang muslim yang tidak bisa memanfaatkannya dengan berbagai amaliah pada masing-masing bulan tersebut dan disamping itu juga menggambil lebih banyak lagi percikan hikmah dari ketiga bulan tersebut.
Akhirnya kita dipanjangkan umur dan dapat menemui bulan sya'ban dan bulan ramadhan yang akan datang. "Allumma baarikli fii rajab wa sya'ban wa balligni ramadhan" (ya Allah berkahi bulan rajab dan sya'ban dan sampaikanlah aku pada bulan ramadhan)".
28 Rajab 1436 H/17 Mei 2015
Kamis, 30 April 2015
Tips Jitu Lulus Ujian Nasional (UN)
Ujian Nasional untuk SMP/MTs di depan mata. Bagi siswa dan guru serta orangtua pelaksanaan UN ini sangat mengkhawatirkan. Pihak sekolah sejak semester pertama sudah mewanti-wanti siswa untuk giat belajar dan diiringi dengan bimbingan belajar secara rutin.
Di samping belajar yang giat dengan segala ikhtiarnya, tentunya kita semua guru, siswa dan orangtua tentunya mau anak didik kita menjadi lulus pada UN ini. Untuk mendapatkan status LULUS 100% tentunya sekolah diharapkan melakukan dua hal, yaitu melakukan bimbingan belajar dengan intensif dan melakukan do’a bersama dan secara individual. Ada beberapa do’a yang disarankan dalam menghadapi ujian nasional tahun ini antara lain. (sumber: furqona.com )
1. Sebelum kamu berangkat ke tempat ujian, berpesanlah kepada Ibumu untuk membacakan surat Al-Waqiah pada jam saat engkau mulai mengerjakan soal ujian.
2. Ketika memasuki ruang ujian bacalah : “ROBBISY ROHLI SODRI WA YASSIRLI AMRI WAHLUL UQDATAM MILLISANI YAFQOHU QOULI” ( Ya Allah lapangkan lah dada ku dan mudahkanlah urusan ku dan lancarkanah lidah ku agar mereka memahami perkataan ku)
3. Ketika Pengawas ujian mulai membagikan naskah soal, bacalah surat Al-Qodar tiga kali.
4. Ketika engkau ragu pada jawaban yang akan kau pilih, bacalah SHOLAWAT, insyaalloh goresan pensilmu akan selamat.
5. Siasat do’a : Do’akan orang lain, agar malaikat mendoakan mu.
6. Do’a Istikharoh, do’a dahsyat di malam sebelum ujian.
7. Ingatlah Allah dalam keadaan lapang, agar Allah juga mengingatmu saat dalam kesempitan.
8. Yakinlah agar Allah pun yakin untuk mengabulkan do’amu.
9. Bersedekahlah kemudian berdo’alah. Sedekahmu akan menyelamatkan. (sumber: furqona.com )
PENJELASAN 9 RAHASIA DOA LULUS UJIAN
1. Mengapa baca surat Al-Waqiah? Sungguh besar fadlilah surat ini. Ubay bin Ka’ab pernah berkata bahwa Rasulullah saw bersabda :”Barangsiapa yang membaca surat al-Waqiah, ia akan dicatat tidak tergolong pada orang-orang yang lalai” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn).Abdulloh bin Mas’ud juga pernah berkata bahwa Rasulullah saw bersabda :”Barangsiapa yang membaca surat al-Waqiah, ia tidak akan tertimpa oleh kefakiran selamanya” (Tafsir Nur Ats-Tsaq alayn). (fakir ilmu, fakir keternangan, fakir rasa aman, fakir pertolongan, juga fakir rahmat saat menghadapi ujian).
2. Inilah doa nabi Musa saat menghadapi raja Fir’un. Doa memohon diberi kemudahan dalam segala urusan dan agar kata-kata kita dipahami oleh orang lain. “Ya Allah, terangkanlah hatiku, dan permudahkanlah urusanku dan kata-kataku agar mereka memahami tutur kataku”.
3. Surat al-Qodar, di dalamnya ada ayat yang menceritakan : “….turun mailaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan ijin Tuhannya untuk mengatur segala urusan…” (semoga Allah mengirim malaikat-malaikatnya untuk mengilhamkan kepada kita cara berpikir yang efektif, ketenangan, penjagaan selama ujian, serta pertolongan agar dipermudah oleh Allah.) Rasulullah bersabda :”Barangsiapa yang membaca surat al-Qodar, pahalanya sama dengan orang yang berpuasa di bulan Ramadhan dan menghidupkan malam al-Qadar”. (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn).
4. Mengapa Sholawat?. Rasulullah bersabda :”Tak seorangpun mengucapkan salam untukku kecuali Allah akan mengembalikan ruhku kepadaku, agar menjawab salamnya itu”. Perhatikan baik-baik hadist di atas. Ketika kau mengucapkan salam, shalawat, atau doa keselamatan bagi Rasulullah, maka Rasulullah akan menjawab salammu. Itu artinya, Rasulullah mendoakan keselamatan bagimu. Kalau Rasulullah berdoa pasti diterima dan dikabulkan Allah.
5. Siasat berdoa, kalau kamu mengharap sesuatu, jangan berdoa untuk dirimu, tetapi doakan orang lain.kalau kepingin kaya jangan berdoa ‘Ya Allah berikan hamba kekayaan”, tetapi berdoalah dengan ikhlas : “ Ya Allah berikan si Fulan kekayaan, hamba tak tega melihat kemiskinannya”. Kalau kau ingin lulus ujian jangan hanya berdoa “Ya Allah, tolong luluskan hamba dalam ujian esok”, tetapi berdoalah :” Ya Allah, luluskan kawan-kawanku dalam ujian esok. Hamba tak kan mampu menyaksikan kawan-kawan hamba menangis meratapi hasil ujiannya yang tidak lulus. Hamba tak tega ya Allah”. Lo kenapa begitu ? Rasulullah bersabda :” Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengatahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ”aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan” (Shahih Musliam).
6. Istikharoh berarti memohon kepada Allah swt agar setiap keputusan yang akan diambil merupakan keputusan terbaik yang emngandung kemaslahatan baik bagi diri maujpun orang lain. Istikharoh adalah minta dipilihkan oleh Allah sesuatu yang baik bagi dirinya dan berdoalah dengan ikhlas.
7. Rasulullah bersabda “Barangsiapa yang menginginkan agar Allah mempedulikannya ketika ia dalam kesusahan dan kesukaran, maka hendaklah ia memperbanyak doa dalam keadaan lapang”.
8. Yakinlah kami bahwa doamu pasti akan dikabulkan Allah, maka Allah juga akan yakin mengabulkan doamu. Bagaimana Allah mengabulkan doamu yang kamu sendiri tidak yakin.
9. Keluarkan sebagian rizki kamu untuk bersedekah ke pembangunan masjid, sekolah, anak yatim, fakir miskin, bencana alam dll dan berdoalah serta mintalah mereka mendoakan kamu agar ujianmu lancar
10. Ya Allah adakah ciptaanmu yang lebih dahsyat dari gunung, besi, api, air, angin ? ada, yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya”.
Terakhir, dengan segala macam ikhtiar yang dilakukan oleh guru, orangtua dan siswa/siswi sendiri kita do’akan dalam setiap kesempatan mudah-mudahan lulus pada ujian nasional tahun ini. Amin. Wallahu a’lam bish shawwab.
Kamis, 23 April 2015
Event MTQ Nasional XXVIII Tk. Prov. Kalsel
Pelaksanaan MTQN XXVIII Tingkat Provinsi Kalimantan Selatan yang dilaksanakan di Kabupaten Balangan tgl 19-25 April 2015, merupakan event yang penting dalam rangka implementasi kegiatan keagamaan dalam ruang daerah atau kabupaten yang menjadi tuan rumah pelaksanaan.
Senin, 13 April 2015
Urgensi Media Audio Visual dalam Pembelajaran PAI
Faktor terpenting didalam peningkatan kualitas pengajaran adalah guru. Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam mengorganisasikan kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru berperan sebagai pengelola proses belajar-mengajar, bertindak sebagai fasilitor yang berusaha mencipatakan kondisi belajar mengajar yang efektif, sehingga memungkinkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pengajaran yang harus mereka capai. Untuk memenuhi hal tersebut di atas, guru dituntut mampu mengelola proses belajar-mengajar, bertindak sebagai fasilitor yang berusaha mencipatakan kondisi belajar mengajar yang efektif, sehingga memungkinkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pengajaran yang harus mereka capai. Untuk memenuhi hal tersebut di atas, guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa, sehingga ia mau belajar karena siswalah subyek utama dalam belajar.
Kegiatan belajar bersama dengan memanfaatkan media audio visual yang kini hampir dimiliki semua sekolah dapat membantu memacu belajar aktif. Kegiatan belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif. Namun kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasama kelompok kecil dengan memanfaatkan media audio visual akan memungkinkan untuk menggalakkan kegiatan belajar aktif dengan cara khusus. Apa dilihat dan didengar kemudian didiskusikan siswa dengan teman-temannya dan apa yang diajarkan atau disampaikan siswa kepada teman-temannya memungkinkan mereka untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan materi pelajaran.
Pembelajaran Agama Islam tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktifitas peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas dengan bekerja dalam kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain. (Hartoyo, 2000: 24).
Lebih dari 2400 tahun yang lalu Confucius menyatakan: “apa yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat. Apa yang saya lakukan, saya paham.” Pepatah cina ini sangatlah terkenal di dunia pendidikan. Dengan pemanfaatan audio visual dan penggunaan metode tugas akan mengaktifkan tiga gaya belajar siswa yang meliputi audio, visual, dan kinetis. Hal ini tentu saja akan mampu mengkondisikan siswa memiliki motivasi.
Menurut Djamarah (2002: 114) motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Dale (1969:180) mengemukakan bahwa bahan-bahan audio-visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hubungan guru-siswa tetap merupakan elemen paling penting dalam system pendidikan modern saat ini. Guru harus selalu hadir untuk menyajikan materi pelajaran dengan bantuan media apa saja agar manfaat berikut ini dapat terealisasi:
1. Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas;
2. Membuahkan perubahan signifikan tingkah lalu siswa;
3. Menunjukkan hubungan antar mata pelajaran dan kebutuhan dan minta siswa dengan meningkatnya motivasi belajar siswa;
4. Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa;
5. Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa;
6. Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar;
7. Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak telah mereka pelajar;
8. Melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsep-konsep yang berkala dapat kembangkan;
9. Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran nonverbalistik dan membuat generalisasi yang tepat;
10. Meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa butuhkan jika mereka membangun struktur konsep dan system gagasan yang bermakna.
Sudjana dan Rivai (1992;2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran;
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran;
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Encyclopedei of Educational Research dalam Hamalik (1994:15) merincikan manfaat media pendidikan sebagai berikut:
1. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme.
2. Memperbesar perhatian siswa.
3. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
4. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa.
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup.
6. Membantu tubuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
7. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih baik
Begitu penting media audio visual dalam pembelajaran terutama pembelajaran PAI, sehingga Direktorat Pendidikan Agama Islam kementerian Agama RI telah membentuk tim ICT dalam mendukung program DitPAI terutama membantu dalam kegiatan pelatihan dan pembinaan guru-guru PAI dalam pembuatan media pembelajaran berbasis ICT.
Minggu, 05 April 2015
Implementasi Konsep Man Jadda wajada
Ada ungkapan Arab yang terkenal di kalangan pesantren yaitu “Man Jadda WaJada” yang artinya “Barangsiapa bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan hasil, ”-where there is a will there is a way !” , juga terkenal di masyarakat kita pepatah “Dimana ada kemauan, pasti disitu ada Jalan “. Tidak ada hal yang sulit jika kita mau berusaha dengan kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas, yang penting ada kemauan dan ada kesungguhan serta gunakan logika serta ilmu pengetahuan sesuai kapasitas kita masing masing yang telah Allah Ta’ala karuniakan. Setiap manusia punya potensi untuk tumbuh dan berkembang, jadi bukan hanya sekedar tumbuh semata, melainkan harus berkembang. Allah sudah berikan modal dasar berupa otak dan akal yang lebih baik dibandingkan dengan mahluk lainnya di muka bumi ini. Jadi sangatlah keliru jika kita beranggapan bahwa nasib tidak bisa diubah.
Nasib kita itu kita sendirilah yang menentukan, sebagaimana yang telah di firmankan oleh Allah dalam kitab suci Al-Quran bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai kaum itu sendiri yang mengubah nasib atau keadaan yang ada pada dirinya (QS Ar-Ra’d 11). Kalau sekarang kita menyaksikan arus globalisasi yang menggunakan cara-cara kapitalis-liberal dalam menggapai rezeki Illahi, maka akibatnya bisa kita rasakan sangatlah buruk. Memang disatu sisi tampaknya kondisi sosial ekonomi masyarakat tenang saja, akan tetapi jangan salah, selama bertahun-tahun kita telah dibuai oleh nilai-nilai yang ternyata jauh dari ayat-ayat Allah. Tengok saja dewasa ini terjadi penumpukan modal di segelintir anggota masyarakat. Uang terkonsentrasi di kelompok mereka yang menggunakan cara-cara tidak terpuji: korupsi, kolusi, manipulasi, kongkalikong, jalan pintas membeli jabatan dengan suap atau serangan fajar dalam Pemilu atau Pilkada serta beragam kelicikan lainnya.
Sementara semakin banyak kelompok miskin yang terseok-seok mencari kehidupan akibat sistem yang salah kaprah, seperti pameo “Yang kaya semakin kaya yang miskin bertambah miskin “. Kapitalisme liberalistik mengajarkan rangkaian kompetisi yang tidak sehat, tidak fair dan tidak transparan !. Sementara konsep yang dielaborasi dari nilai-nilai islam merupakan konsep ideal yang bisa diterapkan secara mudah, tidak berliku-liku dan sangat faktual berlaku dalam kehidupan masyarakat di masa kini maupun di masa-masa mendatang. Islam memberikan kiat berlomba-lomba dalam kebaikan (Fastabiqul khairat - common virtues). Terminologinya jelas “Berlomba-lomba”artinya saling bahu-membahu (hand in hand, bersinergi). Dalam berupaya menggapai rezeki dan atau mencapai sesuatu tujuan yang baik, yakin bahwa pencapaian harus dilakukan melalui sebuah jaringan, sebuah network atau Jam’iyah, bukan dengan jalan sendiri-sendiri alias individualistik. Keberhasilan pencapaian juga diarahkan kepada pemerataan kapital berdasarkan asas keadilan, bukan penimbunan yang mengundang keserakahan (seperti yang diterapkan ekonomi kapitalis) bukan pula asas “sama rata sama rasa” yang ditawarkan oleh konsep ekonomi komunis. Kita lihat saja dalam ekonomi kapitalis justru hal yang sebaliknya sangat jauh dari nilai-nilai Islam malah dilegalkan seperti : bersaing secara tidak wajar-menciptakan aneka penghambat (barrier to entry) dalam mekanisme dagang, tujuan menang-menangan, berkompetisi secara tidak sehat, yang akhirnya akan melahirkan mental-mental manusia serakah (greedy), saling menjegal, saling meniadakan bahkan saling membunuh dalam ranah persaingan menggapai rezeki, parahnya hal tersebut kini malah dianggap lumrah, wajar karena telah diterima oleh banyak kalangan masyarakat.
Bagi kita yang kini telah terlanjur tenggelam dalam arus modernisasi, arus ekonomi neo liberal dengan segala manifestasinya, saatnya kini berada di simpang jalan, ada pilihan-pilihan buruk ada pula pilihan terbaik, ada kesempatan memilah dan memilih yang terbaik, dan ini semuanya tergantung niat kita memperjuangkan keberdayaan kita sebagai umat manusia, sebagai hamba Allah yang patuh dan taat terhadap segala perintahNYA. Memang pilihan ini memerlukan perjuangan serius untuk berubah, bukan langkah setengah-setengah, bukan pula dengan keragu-raguan. Sebagaimana ummat Islam yang diharuskan oleh Allah untuk masuk kedalam ajaran Islam secara keseluruhan (kaffah). Konsep ideal menjemput rezeki bukanlah sesuatu yang sulit digapai, persoalannya terpulang kepada niat serta kesungguhan hati untuk memperjuangkan yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah. Jadi kita tak perlu pesimis, miris atau tidak yakin dengan upaya kita melakukan reposisi di segala bidang, khususnya menjemput rezeki. Apabila tata nilai yang berlaku saat ini sangat jauh dari aturan Allah, maka hendaknya kita bisa mengubahnya dengan sebuah proses “pemupukan” idealisme yang terus menerus. Sehingga bukan pada tempatnya lagi kita berfikir pragmatis sekedar uang dan hidup, akan tetapi memandang jauh kedepan dengan misi-misi yang lebih baik. Ada ungkapan yang terkenal sebagai pernyataan seorang Umar Bin Khattab ra yg idealis, semestinya menjadi inspirasi kita semua yaitu : “Jika ada 1000 orang yang membela kebenaran, aku salah seorang diantaranya. Jika ada 100 orang yang membela kebenaran, aku berada diantaranya. Jika ada 10 orang pembela kebenaran, aku tetap ada di barisan itu. Dan jika hanya ada 1 orang yang tetap membela kebenaran, maka akulah orangnya !.”
Dalam menyongsong masa depan, seseorang apalagi seorang siswa tentunya konsep Man Jadda wajada ini merupakan hal yang terpenting. Hal yang perlu ditanamkan dalam hati seseorang melalui belajar sungguh-sungguh dan bekerja yang ulet dan teliti.
Seseorang tidak mungkin ia berhasil dan mencapai apa yang ia cita-citakan tanpa bekerja keras dan sungguh-sungguh.
Wallahu a'lam bish shawwab.
The Power of Do'a (keajaiban Do'a)
Setiap manusia pasti berhajat kepada sesuatu yang ia inginkan atau yang ia butuhkan. Ketika kebutuhan atau keinginan itu tentunya akan terwujud pada saat itu atau kalau mungkin kapanpun yang ia harapkan. Keingian yang ia panjatkan kepada seseorang atau kepada khaliqnya, itulah yang dinamakan do’a.
Dalam al-Qur’an banyak sekali kata-kata do’a dalam pengertian yang berbeda. Abu Al-Qasim Syarah Al-Naqsabandi di dalam kitabnya menjelaskan Al Asmaul Husna ada beberapa pengertian.
Pengertian pertama, do’a mempunyai arti “ibadah” seperti dalam Al-Qur’an surah Yunus ayat 106 : “Dan janganlah kamu artinya beribadah, kepada selain Allah, yaitu kepada sesuatu yang tidak dapat mendatangkan manfaat kepada engkau dan tidak pula mendatangkan madarat kepada engkau”. Maksud kata berdo’a di atas adalah “ber-ibadah”. Yaitu jangan menyembah selain daripada Allah, yaitu sesuatu yang tidak memberikan manfaat dan tidak pula mendatangkan madarat kepadamu.
Pengertian kedua, do’a adalah “istighatsah” (memohon bantuan dan pertolongan), seperti dalam Al-Qur’an surah Al Baqarah ayat 23 : “dan berdo’alah kamu artinya (minta bantuan) kepada orang-orang yang mungkin dapat membantu dan memberikan pertolongan kepada kamu”.
Pengertian ketiga, do’a artinya “permintaan atau permohonan”. Seperti dalam Al-Qur’an surah Al-Mu’minun ayat 60 di bawah ini. “Mohonlah (mintalah) artinya kamu kepada-Ku, pasti Aku perkenankan (permintaan) kamu itu”.
Pengertian keempat, do’a berarti “percakapan”. Seperti dalam Al-Qur’an surah Yunus ayat 10 : “Do’a (percakapan)mereka artinya di dalam surga adalah Subhanallahumma (maha suci engkau wahai Tuhan)”.
Pengertian yang kelima, do’a berarti “memanggil”. Seperti firman Allah dalam Al-Qur’an: “Pada hari, dimana Ia Artinya Mendo’a (memanggil) kamu”. Dalam yad’u maksudnya kata do’a pada ayat ini adalah memanggil yaitu pada suatu hari, dimana ia (Tuhan) menyeru (memanggil) kamu”.
Pengertian keenam, do’a artinya “memuji”. Seperti dalam Al-Qur’an Surah Al-Isra ayat 110 dibawah ini. “Katakanlah olehmu hai (muhammad) artinya berdo’alah (pujilah) akan Allah atau berdo’alah (pujilah) akan ar-rahman (maha penyayang)”.
Maka jelaslah maksud do’a itu seperti kata At Tibi seperti yang dikutip oleh Hasbi As siddiq “do’a” adalah “melahirkan kehinaan dan kerendahan diri serta menyatakan kehajatan (kebutuhan) dan ketundukan kepada Allah swt”.
Ketika kita sedang berdo’a dihadapan Allah swt, tentunya akan membayangkan orang yang dimintai bantuan, yaitu Allah swt Yang Maha dan segala Maha. Sehingga akan timbul kekhusyuan ketika kita berdo’a. Seperti adanya keseriusan seseorang yang sedang menghadap atasannya dan memohon satu bantuan, tentunya dengan cara dan adab yang baik.
Dalam sebuah hadis dinyatakan bahwa hendaklah kita berdo’a kepada Allah swt. Dengan keyakinan bahwa do’a tersebut pasti akan dikabulkan-Nya. Keyakinan inilah yang akan membuahkan hasil yaitu terkabulnya sebuah permintaan (do’a).
Berdo’a bukan saja untuk diri kita sendiri, akan tetapi juga diperuntukkan bagi orang lain, baik untuk orangtua, anak, isteri, tetangga, atau kawan-kawan kita dikejauhan. Bagi seorang ayah atau ibu tentunya anak-anaknya yang terpenting ia do’akan, begitu juga sebaliknya. Bagi seorang guru, anak-anak didiknya yang senantiasakan ia do’akan agar segala apa yang ia pelajari hari ini atau selama ini dimudahkan atau lulus dari Ujian Nasional, dll.
Do’a yang dipanjatkan dikejauhan akan cepat dikabulkan, karena Nabi Muhammad saw. Telah memberikan keterangan bahwa do’a dibalik kejauhan (orang yang tidak ada) dikabulkan. Betapa dahsyatnya manfaat sebuah do’a yang dipanjatkan ketika orang yang kita cintai tidak berada ditempat.
Pernahkan kita mendo’akan orang-orang yang kita cintai dari kejauhan, di saat tengah malam saat dalam sujud dterakhir? Semoga kita termasuk orang-orang yang tidak kikir dalam berdo’a, terutama untuk orang lain. Wallahu a’lam. @harapan baru,24/3/2015
Selasa, 03 Februari 2015
Kerja, Kerja dan Kerja?
Sejak presiden Jokowi dilantik menjadi presiden, beliau menyusun kabinet ramping dan berfokus pada kabinet kerja.
jika Anda ingin sukses, maka bekerjalah dengan penuh semangat, gunakan akal dan ilmu dalam bekerja dan bekerja sampai tuntas serta penuh keikhlasan, dengan begitu seberat apapun pekerjaan Anda, pasti akan terasa ringan serta berhasil baik dan maksimal.
Kerja Keras adalah bekerja dengan sungguh-sungguh, sekuat daya dan tenaga, penuh semangat, pantang menyerah, untuk mencapai hasil terbaik, terlalu fokus pada pekerjaan, hingga tak punya waktu dan energi lagi untuk melakukan kegiatan yang lain. Dan biasanya kerja keras ini hanya mengandalkan otot.
Kerja Cerdas adalah kerja yang tidak hanya mengandalkan otot, namun juga menggunakan otak, bisa berpikir kreatif dan inovatif, untuk mendapatkan hasil yang maksimal dengan waktu yang efektif, sehingga masih memiliki waktu dan energi untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan yang lainnya. Dan biasanya kerja cerdas ini dimiliki oleh kaum intelektual atau ilmuwan. Jadi, bekerja cerdas adalah pandai melihat peluang, memperhitungkan risiko dan mampu mencari solusi dalam penyelesaiannya.
Kerja Ikhlas adalah bekerja dengan hati, dengan niat yang tulus semata-mata untuk ibadah dan mencari keridhaan Sang Pencipta (Allah swt), sehingga jika akhirnya berhasil maka kita akan lebih bersyukur dan jika tidak berhasil, maka kita tidak akan kecewa, karena semuanya sudah diatur oleh yang Kuasa, kita tinggal berusaha dan berdo'a. Jadi, jika kita bekerja dengan ikhlas, maka kerja kita bernilai ibadah dan ada ganjaran pahala buat kita.
Kerja Tuntas adalah bekerja dengan semangat, sampai selesai dan tidak setengah-setengah. Seberapa pun banyaknya pekerjaan kita, harus kita selesaikan sampai akhir (finish), sehingga semua pekerjaan kita memperoleh hasil yang sukses.
h
Sebagai seorang mukmin tentunya sebuah pekerjaan apapun untuk mencari rezeki dan pengabdian adalah pekerjaan mulia, asalkan dikerjakan dengan sungguh-sungguh, dilakukan dengan otak yang baik, karena Allah dan tidak dilakukan setengah-tengah sampai tuntas atau selesai.
wallahu a'lam bish shawab