Minggu, 05 April 2015
The Power of Do'a (keajaiban Do'a)
Setiap manusia pasti berhajat kepada sesuatu yang ia inginkan atau yang ia butuhkan. Ketika kebutuhan atau keinginan itu tentunya akan terwujud pada saat itu atau kalau mungkin kapanpun yang ia harapkan. Keingian yang ia panjatkan kepada seseorang atau kepada khaliqnya, itulah yang dinamakan do’a.
Dalam al-Qur’an banyak sekali kata-kata do’a dalam pengertian yang berbeda. Abu Al-Qasim Syarah Al-Naqsabandi di dalam kitabnya menjelaskan Al Asmaul Husna ada beberapa pengertian.
Pengertian pertama, do’a mempunyai arti “ibadah” seperti dalam Al-Qur’an surah Yunus ayat 106 : “Dan janganlah kamu artinya beribadah, kepada selain Allah, yaitu kepada sesuatu yang tidak dapat mendatangkan manfaat kepada engkau dan tidak pula mendatangkan madarat kepada engkau”. Maksud kata berdo’a di atas adalah “ber-ibadah”. Yaitu jangan menyembah selain daripada Allah, yaitu sesuatu yang tidak memberikan manfaat dan tidak pula mendatangkan madarat kepadamu.
Pengertian kedua, do’a adalah “istighatsah” (memohon bantuan dan pertolongan), seperti dalam Al-Qur’an surah Al Baqarah ayat 23 : “dan berdo’alah kamu artinya (minta bantuan) kepada orang-orang yang mungkin dapat membantu dan memberikan pertolongan kepada kamu”.
Pengertian ketiga, do’a artinya “permintaan atau permohonan”. Seperti dalam Al-Qur’an surah Al-Mu’minun ayat 60 di bawah ini. “Mohonlah (mintalah) artinya kamu kepada-Ku, pasti Aku perkenankan (permintaan) kamu itu”.
Pengertian keempat, do’a berarti “percakapan”. Seperti dalam Al-Qur’an surah Yunus ayat 10 : “Do’a (percakapan)mereka artinya di dalam surga adalah Subhanallahumma (maha suci engkau wahai Tuhan)”.
Pengertian yang kelima, do’a berarti “memanggil”. Seperti firman Allah dalam Al-Qur’an: “Pada hari, dimana Ia Artinya Mendo’a (memanggil) kamu”. Dalam yad’u maksudnya kata do’a pada ayat ini adalah memanggil yaitu pada suatu hari, dimana ia (Tuhan) menyeru (memanggil) kamu”.
Pengertian keenam, do’a artinya “memuji”. Seperti dalam Al-Qur’an Surah Al-Isra ayat 110 dibawah ini. “Katakanlah olehmu hai (muhammad) artinya berdo’alah (pujilah) akan Allah atau berdo’alah (pujilah) akan ar-rahman (maha penyayang)”.
Maka jelaslah maksud do’a itu seperti kata At Tibi seperti yang dikutip oleh Hasbi As siddiq “do’a” adalah “melahirkan kehinaan dan kerendahan diri serta menyatakan kehajatan (kebutuhan) dan ketundukan kepada Allah swt”.
Ketika kita sedang berdo’a dihadapan Allah swt, tentunya akan membayangkan orang yang dimintai bantuan, yaitu Allah swt Yang Maha dan segala Maha. Sehingga akan timbul kekhusyuan ketika kita berdo’a. Seperti adanya keseriusan seseorang yang sedang menghadap atasannya dan memohon satu bantuan, tentunya dengan cara dan adab yang baik.
Dalam sebuah hadis dinyatakan bahwa hendaklah kita berdo’a kepada Allah swt. Dengan keyakinan bahwa do’a tersebut pasti akan dikabulkan-Nya. Keyakinan inilah yang akan membuahkan hasil yaitu terkabulnya sebuah permintaan (do’a).
Berdo’a bukan saja untuk diri kita sendiri, akan tetapi juga diperuntukkan bagi orang lain, baik untuk orangtua, anak, isteri, tetangga, atau kawan-kawan kita dikejauhan. Bagi seorang ayah atau ibu tentunya anak-anaknya yang terpenting ia do’akan, begitu juga sebaliknya. Bagi seorang guru, anak-anak didiknya yang senantiasakan ia do’akan agar segala apa yang ia pelajari hari ini atau selama ini dimudahkan atau lulus dari Ujian Nasional, dll.
Do’a yang dipanjatkan dikejauhan akan cepat dikabulkan, karena Nabi Muhammad saw. Telah memberikan keterangan bahwa do’a dibalik kejauhan (orang yang tidak ada) dikabulkan. Betapa dahsyatnya manfaat sebuah do’a yang dipanjatkan ketika orang yang kita cintai tidak berada ditempat.
Pernahkan kita mendo’akan orang-orang yang kita cintai dari kejauhan, di saat tengah malam saat dalam sujud dterakhir? Semoga kita termasuk orang-orang yang tidak kikir dalam berdo’a, terutama untuk orang lain. Wallahu a’lam. @harapan baru,24/3/2015
0 komentar:
Posting Komentar