Rabu, 09 Februari 2011

Belajar dari Semut

Pernah memperhatikan semut? Banyak kebajikan yang dapat kita pelajari dari mereka dan bagaimana mereka hidup; mulai dari mencari makanan, mempersiapkan bekal untuk musim dingin yang panjang, hidup rukun dalam komunitas, bekerja keras dan bersahabat.

Sejak saya kecil, saya gemar memperhatikan semut-semut, mengikuti mereka ke tempat mereka berkumpul, kadang terdorong membantu bawaan yang terlihat terlampau berat bagi mereka dengan memindahkan beban mereka dengan tusuk gigi; hal yang semula saya pikir membantu sebenarnya justru hanya menyusahkan mereka. Karena meski terlihat kesusahan menanggung beban besar menggotongnya beramai-ramai, tanpa kita ketahui, mereka sebenarnya memiliki strategi yang jitu dan kompak untuk mencapai tujuan. Strategi itu bernama: kerjasama.

Ya. Mereka menjadikan kerjasama sebagai strategi bukan sekedar perilaku kelompok. Indah sekali bukan. Anda masih belum yakin? Baiklah. Saya akan mengajak Anda, untuk mengambil waktu sedikit, menyimak gerombolan semut di rumah Anda dan perhatikan gerak-gerik mereka. Mari kita Belajar Bekerja Bijak seperti mereka.

Ketika sekelompok semut memutuskan untuk membawa temuan mereka (target) dan tidak cukup di bawa satu atau dua ekor semut pulang ke sarang, beberapa semut melaporkan (identifikasi) ke yang lainnya dan kembali ke temuan itu, sebelum mereka mengangkatnya, perhatikan seksama, mereka mengitari berulang-ulang, maju dan mundur (measure) mengukur dan menganalisa cukup lama. Bahkan kadang semut yang satu pergi dan kembali dengan lebih banyak semut, tetap masih belum memutuskan mengangkat. Kemudian semut-semut yang berbaris melalui jalur dekat temuan, biasanya membelokkan arah sebentar, ada yang tetap tinggal dekat temuan berkerumun dan ada yang kembali meneruskan jalan (team selection) setelah mereka telah benar-benar yakin, temuan itu -meski hanya segumpal gula- dapat diangkat maka mereka memulai maneuver itu. Oleng kekanan dan ke kiri tetapi mereka mengangkatnya! Setelah melakukan sederetan langkah yang tepat.

Dalam jalur perjalanan mereka, coba simak, ada team yang mengangkut target dan beberapa ekor semut biasanya beriringan satu-per-satu di depannya, dan diikuti dengan beberapa semut berkerumun kecil di belakang (support system) dan selalu, saya ulangi, selalu ada, seekor semut yang kesana kemari selama proses pengangkutan terjadi, yang dengan gesit mengawasi, (project leader) berjalan di depan, disamping di belakang team pengangkut. Kemudian, kelompok ini berhenti, dan semut yang satu itu, yang tergesit dari yang lain akan tetap sibuk ‘bicara’ dari semut yang satu ke yang lain, kesana kemari mengatur maneuver selanjutnya. Beberapa kali, dalam perjalanan, kelompok pengangkut dan pengiring akan berhenti, ada semut yang bergantian mengangkut digantikan dari kelompok pengiringnya, dan demikian seterusnya. Dan semut-semut lain yang berjalan di dekat mereka akan selalu berhenti dekat kelompok ini dan meneruskan perjalanan mereka kembali.

Meski hanya segumpal kecil gula, serangkaian strategi dijalankan dengan manis oleh mereka. Coba tengok, berapa banyak yang telah kita pelajari dari semut teman kita yang bijak? Mengapa kita tidak lebih kompak dan bijak dari mereka? Disini letak perbedaannya.

Mine, Yours & Ours

Semut tidak punya pemahaman gula ini punya ku, atau gula ini hanya untukmu. Dalam kategori pencapaian dan keberhasilan project seharusnya hanya ada, perspektif berpikir “ini milik kita; bukan kami, aku dan engkau”. Sementara manusia lebih menyukai cara memandang project sebagai “jika melakukan sesuatu harus mendatangkan keuntungan dulu bagiku, atau aku tidak akan melakukannya untukmu” dan kerja yang di berikan akhirnya berdasarkan hitung-hitungan di depan berapa besar gaji, bonus dan fasilitas kantor yang disediakan untukku?

Apakah kita bekerja tidak boleh mendapatkan keuntungan? Tentu saja boleh, harus malah. Semut juga pasti mencari keuntungan. Orang bekerja harus mendapatkan hasil yang sepadan dan adil yang didapat melalui proses yang benar.

Perbaiki Mental Attitude

Kebanyakan orang lebih sibuk berpikir tentang keuntungan sebelum kerja dimulai. Padahal, adalah lebih baik mengerahkan seluruh kemampuan untuk hasil maksimal lebih dulu, baru memperoleh keuntungan kemudian. Jangan dibalik. Tidak mungkin Anda dapat fokus dalam bekerja jika setiap saat Anda sibuk berhitung untung-rugi bekerja di perusahaan ini? Berhenti berpikir ini BUKAN perusahaan saya, dan mulailah mengambil sikap ownership dalam posisi apapun anda di perusahaan dengan menyatakan, masa depan perusahaan ini, saya yang bertanggungjawab menjaganya. Begini seharusnya Pemimpin Spiritual berpikir. Belajar menghargai keadaan Anda, dan menyertakan keberadaan Anda menjadi bagian penting di perusahaan, meski Anda hanya petugas fokokopi sekalipun!


Perbaiki Strategi

Kerjasama tidak dapat dipaksakan. Ini hanya dapat diajarkan melalui kebiasaan.
Coba lihat kata-kata kunci yang kita temukan dari strategi semut. Saat Anda menemukan peluang, dan memutuskan untuk mengambil peluang sebagai target, identifikasikan semua resources yang Anda dapat temukan, buatlah pengukuran yang tepat uji ulang sampai Anda yakin bahwa target achievable bagi team Anda, lalu temukan dan seleksi team yang tepat yakni mereka yang kompeten dan dalam satu visi dengan Anda untuk mencapai tujuan. Jangan berhenti disini, ciptakan support system, ini adalah payung pengaman Anda; siapkan second-layer team inti dengan kompetensi yang sama jangan tergoda untuk mengambil banyak orang yang tidak memiliki ritmik dan komponen kompetensi kerja yang sama satu dengan yang lain, ini akan hanya menambah beban. Kerjasama berarti juga membangun orang-orang yang tepat untuk pekerjaan tepat dan menempatkan mereka dalam tanggungjawab bersama. Perhatikan pemimpin yang sibuk, mengarahkan dan memastikan tujuan dapat dicapai oleh keseluruhan team. Pemimpin ini tidak menunggu teamnya bekerja harmonis dengan sendirinya, ia-lah orang yang paling bertanggungjawab menginisitifkan motivasi, menumbuhkan semangat dan menunjukan strategi kerjasama yang mendukung pencapaian.

Jadikan kerjasama sebagai strategi Anda, belajarlah untuk bekerja bijak seperti semut.
Mari bersama, Menemukan Gula.
Di Kutip dari Alvalima.blogspot.
Wassalam

0 komentar:

Posting Komentar