Rabu, 16 Februari 2011

The Power of Baayun Maulid


Bulan maulid atau Rabiul awwal adalah bulan yang sangat mempunyai ciri kekhasan tertentu. Dimana pada bulan ini umat Islam memperingati dan memeriahkan kelahiran seorang Nabi terakhir Nabi Muhammad SAW.  Berbagai tradisi ketika masyarakat  melaksanakan kegiatan itu, ada yang melaksanakan secara individual ada juga secara kelompok masyarakat  baik di rumah, langgar, surau, masjid, kantor, maupun di tempat lembaga pendidikan. 
Disamping itu, keragaman yang dibaca ketika peringatan maulid itu  pun juga beragam. ada yang membaca syair-syair pujian (madah) terhadap baginda Rasul SAW, baik al Habsyi, ad diba'i, al 'azab, syaraful anam, al banzanji, dan lain sebagainya.
Di Kalimantan Selatan wa bil khusus di sebuah desa kecil, yaitu Desa Banua Halat Kab. Tapin Kalsel yaitu sebuah traidisi unik yang sudah mentradisi sejak ratusan tahun yang lalu yakni tradisi Baayun anak. 
Tradisi ini menurut sejarah banjar Drs. H. A. Gazali Usman merupakan tradisi asli urang Banjar sejak ribuan tahun yang lalu ketika anak lahir bertepatan pada bulan maulid dengan maksud mengambil borakah terhadap Nabi Muhammad SAW., yang digelar ketika asyraqal (berdiri) dibacakan. Akan tetapi sejak puluhan belakangan ini tradisi ini berubah secara fenologis dimana yang baayun bukan saja anak-anak (bayi) akan tetapi orang dewasa (tua) dengan berbagai macam tujuan dan kebutuhan, seperti menunaikan nadzar, bernadzar, ungkapan rasa syukur atas segala masalah, sembuh dari penyakit dan ada juga sekadar penggembira saja.

Sejak sepuluh tahun belakangan ini juga jumlah ayunan terus bertambah dan mungkin tetap bertambah jumlahnya. pada tahun 2008 jumlah ayunan 2700 lebih sampai tahun 2010 terus bertambah 2780 dan pada tahun 2011 ini sungguh pantastis yakni berjumlah 3741 buah dari 1740 buah ayunan anak-anak dan 2027 buah ayunan orang dewasa.  sepengahuan penulis yang asli urang banua Halat, bertambahnya ayunan ini merupakan penomena masyarakat yang haus akan Borakah dalam kehidupannya. Disamping, mengambil tabaruk terhadap kelahiran Nabi Muhammad SAW. yang lahir di bulan ini.

Ada beberapa hal yang dapat diambil kesimpulan dari prosesi baayun maulid  ini, antara lain:
1. Mengambil uswatun hasanah (contoh) terhadap orang yang paling mulia dan dimuliakan Allah SWT. yakni Nabi Muhamad SAW.
2. Pelaksanaan baayun maulid  itu digelar di Masjid, ini memberikan gambaran bahwa diharapkan anak/bayi yang diayun itu cinta terhadap masjid sebagai tempat shalat umat Islam. dan suka melaksanakan shalat.
3. diharapkan kepada anak kita ketika dewasa nanti cinta terhadap sesama, suka menolong sebagai gambaran dari pelaksanaan baayun anak ini sambil memberikan pinduduk (hadiah sebagai persyarat bagi orang yang baayun).
Menurut hemat penulis tradisi ini harus tetap dikawal terus secara teologi dan harus dijauhkan dari penyimpangan-penyimpangan akidah. Wallahu a'lam bish shawab.

0 komentar:

Posting Komentar