Tidak terasa bulan Muharram telah tiba, dan kita memasuki sebuah momentum penting yaitu tahun baru Islam 1436 H. Pada Bulan Muharram ini umat Islam tentunya bangga dan bahagia karena inilah satu-satu awal tahun yang teramat dimuliakan oleh Allah swt. Kenapa tidak? Karena pada bulan ini umat Islam disunatkan untuk tafakkur dan muhasabah terhadap perjalanan hidup selama satu tahun yang lalu.
Sebelum Khalifah Umar Bin Khattab menentukan momentum hijrahnya Rasulullah saw. ke Madinah sebagai titik penentu perhitungan hijriyah, bulan Muharram disebut dengan bulan Shafar Awal, karena posisinya yang terletak sebelum bulan shafar.
Nama Muharram secara bahasa dapat diartikan sebagai bulan yang diharamkan. Yaitu bulan yang didalamnya orang-orang Arab diharamkan dilarang (diharamkan) melakukan peperangan. Begitulah kebiasaan mereka tempo dulu mengkhususkan bulan-bulan peperangan dan bulan-bulan gencatan senjata. Dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir terdapat keterangan berikut:
Dinamakan bulan Muharram karena bulan tersebut memiliki banyak keutamaan dan kemuliaan, bahkan bulan ini memiliki keistimewaan serta kemuliaan yang sangat amat sekali dikarenakan orang arab tempo dulu menyebutnya sebagai bulan yang mulia (haram), tahun berikutnya menyebut bulan biasa (halal).
Orang arab jaman dulu meyakini bahwa bulan Muharram adalah bulan suci sehingga tidak layak menodai bulan tersebut dengan peperangan, sedangkan pada bulan lain misalnya shafar, diperbolehkan melakukan peperangan. Nama shafar sendiri memiliki arti sepi atau sunyi dikarenakan tradisi orang arab yang pada keluar untuk berperang atau untuk bepergian pada bulan tersebut.
Dinamakan bulan shafar karena rumah-rumah mereka sepi, sedangkan para penghuninya keluar untuk berperang dan bepergian.
Maka, sesuai dengan penamaannya bulan Muharaam adalah bulan yang di muliakan dan bulan dimana di larang melakukan peperangan. Demikianlah Allah swt. telah menentukan empat bulan yang dimuliakan, tiga di antaranya berurutan yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram, sedangkan yang terakhir adalah Rajab terletak antara bulan Jumadal Ula dan Sya’ban.
Keutamaan Bulan Muharram
Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram atau bulan yang dimuliakan Allah. Empat bulan tersebut adalah, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ
“Sesungguhnya jumlah bulan di Kitabullah (Al Quran) itu ada dua belas bulan sejak Allah menciptakan langit dan bumi, empat di antaranya adalah bulan-bulan haram” (QS. At Taubah: 36)
Kata Muharram artinya ‘dilarang’. Sebelum datangnya ajaran Islam, bulan Muharram sudah dikenal sebagai bulan suci dan dimuliakan oleh masyarakat Jahiliyah. Pada bulan ini dilarang untuk melakukan hal-hal seperti peperangan dan bentuk persengketaan lainnya. Kemudian ketika Islam datang kemuliaan bulan haram ditetapkan dan dipertahankan sementara tradisi jahiliyah yang lain dihapuskan termasuk kesepakatan tidak berperang.
Bulan Muharram memiliki banyak keutamaan, sehingga bulan ini disebut bulan Allah (syahrullah). Beribadah pada bulan haram pahalanya dilipatgandakan dan bermaksiat di bulan ini dosanya dilipatgandakan pula. Pada bulan ini tepatnya pada tanggal 10 Muharram Allah menyelamatkan nabi Musa as dan Bani Israil dari kejaran Firaun. Mereka memuliakannya dengan berpuasa. Kemudian Rasulullah saw. menetapkan puasa pada tanggal 10 Muharram sebagai kesyukuran atas pertolongan Allah. Masyarakat Jahiliyah sebelumnya juga berpuasa. Puasa 10 Muharram tadinya hukumnya wajib, kemudian berubah menjadi sunnah setelah turun kewajiban puasa Ramadhan. Rasulullah saw. bersabda:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ وَجَدَهُمْ يَصُومُونَ يَوْمًا يَعْنِي عَاشُورَاءَ فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ وَهُوَ يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ فَقَالَ أَنَا أَوْلَى بِمُوسَى مِنْهُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
Dari Ibnu Abbas RA, bahwa nabi saw. ketika datang ke Madinah, mendapatkan orang Yahudi berpuasa satu hari, yaitu ‘Asyuraa (10 Muharram). Mereka berkata, “ Ini adalah hari yang agung yaitu hari Allah menyelamatkan Musa dan menenggelamkan keluarga Firaun. Maka Nabi Musa as berpuasa sebagai bukti syukur kepada Allah. Rasul saw. berkata, “Saya lebih berhak mengikuti Musa as. dari mereka.” Maka beliau berpuasa dan memerintahkan (umatnya) untuk berpuasa” (HR Bukhari).
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
Dari Abu Hurairah RA. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baiknya puasa setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah Muharram. Dan sebaik-baiknya ibadah setelah ibadah wajib adalah shalat malam.” (HR Muslim)
Walaupun ada kesamaan dalam ibadah, khususnya berpuasa, tetapi Rasulullah saw. memerintahkan pada umatnya agar berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Yahudi, apalagi oleh orang-orang musyrik. Oleh karena itu beberapa hadits menyarankan agar puasa hari ‘Asyura diikuti oleh puasa satu hari sebelum atau sesudah puasa hari ‘Asyura.
Secara umum, puasa Muharram dapat dilakukan dengan beberapa pilihan. Pertama, berpuasa tiga hari, sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya, yaitu puasa tanggal 9, 10 dan 11 Muharram. Kedua, berpuasa pada hari itu dan satu hari sesudah atau sebelumnya, yaitu puasa tanggal: 9 dan 10, atau 10 dan 11. Ketiga, puasa pada tanggal 10 saja, hal ini karena ketika Rasulullah memerintahkan untuk puasa pada hari ‘Asyura para sahabat berkata: “Itu adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani, beliau bersabda: “Jika datang tahun depan insya Allah kita akan berpuasa hari kesembilan, akan tetapi beliau meninggal pada tahun tersebut.” (HR. Muslim).
Landasan puasa tanggal 11 Muharram didasarkan pada keumuman dalil keutamaan berpuasa pada bulan Muharram. Di samping itu sebagai bentuk kehati-hatian jika terjadi kesalahan dalam penghitungan awal Muharram.
Selain berpuasa, umat Islam disarankan untuk banyak bersedekah dan menyediakan lebih banyak makanan untuk keluarganya pada 10 Muharram. Tradisi ini memang tidak disebutkan dalam hadits, namun ulama seperti Baihaqi dan Ibnu Hibban menyatakan bahwa hal itu baik untuk dilakukan.
Demikian juga sebagian umat Islam menjadikan bulan Muharram sebagai bulan anak yatim. Menyantuni dan memelihara anak yatim adalah sesuatu yang sangat mulia dan dapat dilakukan kapan saja. Dan tidak ada landasan yang kuat mengaitkan menyayangi dan menyantuni anak yatim hanya pada bulan Muharram.
Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam sistem kalender Islam. Oleh karena itu salah satu momentum yang sangat penting bagi umat Islam yaitu menjadikan pergantian tahun baru Islam sebagai sarana umat Islam untuk muhasabah terhadap langkah-langkah yang telah dilakukan dan rencana ke depan yang lebih baik lagi. Momentum perubahan dan perbaikan menuju kebangkitan Islam sesuai dengan jiwa hijrah Rasulullah saw. dan sahabatnya dari Mekah dan Madinah
sumber : dari berbagai sumber
This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Selasa, 11 November 2014
Minggu, 02 November 2014
DPD AGPAII Kab. Balangan Gelar PENTAS PAI Tingkat Kabupaten Balangan & Halal Bil Halal
Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (DPD AGPAII) Kabuapaten Balangan menggelar kegiatan Pekan Keterampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam (PENTAS PAI) Tingkat Kabupaten Balangan tahun 2014 yang dilaksanakan di pada hari Kamis, 30 Oktober 2014 bertempat di Gedung Sanggam Paringin, Masjid Sa’adah, Langgar Attaqwa, SMPN 1 Paringin, dan SDN Paringin dan Kegiata Halal Bil Halal Guru PAI Se-Kabupaten Balangan yang dilaksanakan hari Sabtu, 1 Nopember 2014 bertempat di Aua SKB Paringin.
Kegiatan PENTAS PAI ini digelar bertujuan untuk menyalurkan minat dan bakat peserta didik disemua tingkatan SD, SMP, SMA/SMK se Kabupaten Balangan, juga dalam rangka seleksi tingkat kabupaten Balangan untuk mencari bibit terbaik dalam menyambut kegiatan Pentas PAI Tingkat Propinsi Kalimantan Selatan pada bulan Nopember 2014 ini.
Ada beberapa kegiatan lomba yang dilaksanakan pada PENTAS PAI Tingkat Kabupaten Balangan, yaitu tingkat SD : Lomba tilawatil Qur’an, Hifzil Qur’an surah-surah pendek, Cerdas cermat PAI, Pidato/ceramah PAI, Tingkat SMP : Lomba Tilawatil Qur’an, Pidato/ceramah PAI, Cerdas cermat PAI dan Seni Kaligrafi; sedangkan tingat SMA/SMK : Lomba Tilawatil Qur’an, Lomba Pidato/ceramah PAI, Seni Nasyid, Debat PAI, dan Kreasi Busana Muslimah.
Menurut Ketua Panitia Pelaksana sekaligus Ketua DPD AGPAII Kabupaten Balangan Bapak Rahmadi, S. Ag. M. Pd. I “Alhamdulillah kegiatan ini didukung penuh oleh Pemerintah kabupaten Balangan, Dinas Pendidikan Kabupaten Balangan, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Balangan, Bank Kalsel, Bank Kalsel Syari’ah Paringin, Bank BRI Paringin, dan semua guru-Guru Pendidikan Agama Islam baik yang sudah bersertifikasi maupun yang belum bersertifikasi, PNS mauupun non PNS yang ada di Kabupaten Balangan”.
Adapun hasil kegiatan lomba, adalah sebagai berikut :
Lomba Tilawatil Qur’an tingkat SD juara I Abd Samad (SDN Halong 1), Juara II Nuzulaifa Rahmah (SDN Halong 1), Juara III Noor Rizqiyatun Najhah (SDN Batu Piring). Lomba Pidato PAI Tingkat SD Juara I Rajudin (SDN Kaladan), Juara II Annida Aisya Rahmah (SDN Baruh Penyambaran I), Juara III Rahmawati (SDN Paringin 2); Lomba Cerdas Cermat PAI SD:Juara I SDN Badalunga, Juara II SDN Munjung, Juara III SDN Galumbang; Lomba Hifzil Qur’an SD : Juara I Naza Nisa Azzahra (SDN Sungai Tabuk), Juara II M.Ilham Arif (SDN Sungai Tabuk), Juara III Zahratunnisa (SDN Halong 1);
Lomba Tilawatil Qur’an Tingkat SMP : juara I Ahmad Andrian (SMPS Ikhwanul Muslimin), Juara II Muhammad Hafizh Fuady (SMPN 4 Paringin), Juara III Juriati (SMPN 3 Batumandi); Lomba Pidato PAI Tingkat SMP : Juara I Rizkia Alifa Rahma (SMPN 1 Paringin), Juara II M. Zakaria (SMPN 2 Juai), Juara III Riska (SMPN 2 Awayan); Lomba Seni Kaligrafi : Juara I Norlina hasanah (SMPN 4 Paringin), Juara II M. Syahril (SMPN 2 Paringin), Juara III Safa Marwati (SMPN 4 Batumandi); Lomba Cerdas Cermat PAI : Juara I SMPN 2 Batumandi, Juara II SMPN 1 Paringin, Juara III SMPN 1 Batumandi.
Lomba Tilawatil Qur’an tingkat SMA/SMK : Juara I Muhammad Aulia Rahman (SMAN 1 Juai), Juara II Ahmad Rifani (SMAS Ikhwanul Muslimin), Juara III Akhmad Risfadillah (SMKN 1 Batumandi); Lomba Pidato PAI SMA/SMK : Juara I Ana Muliana (SMAN 1 Paringin), Juara II Normayanti (SMKN 1 Paringin), juara III Siti Rabiatul Adawiyah (SMAN 1 Juai); Lomba Seni Nasyid :Juara I SMAN 1 Paringin, Juara II SMAN 2 Paringin, Juara III SMKN 1 Batumandi; Lomba Debat PAI Juara I SMAN 2 Paringin, Juara II SMKN 1 Batumandi, Juara III SMKN 1 Paringin; Lomba Kreasi Busana Muslimah Juara I Siti Alfiah (SMAN 1 Paringin), Juara II Helma Yanti Kira (SMAN 2 Paringin), Juara III Norkamariah (SMKN 1 Paringin).
Pada Acara Halal Bil Halal Guru Pendidikan Agama Islam se-Kabupaten Balangan diisi dengan ceramah agama yang disampaikan oleh KH. Ahmad Yusuf Ketua MUI Kabupaten Balangan dan penyerahan Tropy kepada pemenang lomba pada kegiatan PENTAS PAI Tingkat Kabupaten Balangan tahun 2014.
Pada kesempatan itu, Ketua Panitia Rahmadi, S. Ag, M. Pd. I (ketua DPD AGPAII Kabupaten Balangan) menyampaikan bahwa kegiatan halal bil halal ini dilaksanakan dalam rangka menyatukan persepsi dan ajang silaturrahmi guru-guru PAI se Kabupaten Balangan guna tugas dan perannya sebagai guru PAI sehingga mudah-mudahan dapat memberikan dampak positif bagi peserta didik di sekolah. Karena menurutnya, guru PAI merupakan ujung tombak pelaksanakan pembinaan budi pekerti dan akhlak mulia di sekolah, sebab apapun yang terjadi sekolah berupa kemerosotan moral anak didik yang disalahkan adalah guru PAI.
Dalam ceramahnya ketua MUI Kabupaten Balangan KH. Ahmad Yusuf menyampaikan bahwa halal bil halal ini adalah tradisi orang Indonesia di Tanah Arab kata beliau tidak ada istilal halal bil halal yang ada hanya silaturrahmi saja. Juga dalam menghadapi kehidupan ini kita harus mendekatkan diri kepada Allah swt dan mendekat diri kepada rasulullah dalam arti tundak dan patuh kepada segala perintah Allah dan Suruhan rasulullah. Di samping itu, kita juga harus mengeratkan hubungan manusia dengan manusia.
Berkaitan dengan guru, kata beliau harus memberikan keteladanan kepada anak didik, mempunyai kepekaan yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan, dan komitmen yang tinggi dalam mendidik bukan hanya sekadar memberikan pelajaran saja.
Minggu, 31 Agustus 2014
Ahlan wa sahlan : Meraih Haji Mabrur
Jamaah haji Indonesia mulai hari ini akan berangkat menuju tanah suci Mekkah.
Apa yang didapat setelah menunaikan ibadah haji tersebut, tentunya menjadi haji yang mabrur (haji yang diterima oleh Allah).
Haji menurut hakikatnya tidak lain adalah olah spiritual. Karena kalau hanya sekedar mengunjungi Makkah dalam arti fisik dapat dilakukan kapan saja kita mau. Oleh karenanya, Makkah letaknya bukanlah sebatas geografis, yakni terletak di Dataran Arab Saudi. Makkah berada di dalam spirit manusia yang tidak ditempuh dengan hanya menggunakan bekal rupiah.
Haji adalah olah spiritual untuk mencapai keyakinan hidup yang hak, yaitu berani dan sanggup mati dalam kebenaran, serta sabar dan ikhlas dalam hidup di dunia. Dimana ruh masih terpenjara dalam wadaq ini. Hidup ikhlas adalah hidup tidak terkontaminasi nafsu berebut kuasa, harta, kelezatan hidup di dunia (Chodjim, 2002 : 209). Maka keikhlasan menjalani hidup menjadi tujuan dari haji. Untuk dapat ikhlas perlu laku atau olah spiritual.
Untuk mampu memperoleh laku yang benar, juga diperlukan keberanian dan kesanggupan memilih jalan yang diyakini benar. Sebagiannya adalah keberanian dan kesanggupan untuk hidup bersahaja dan bersih dari segala perbuatan yang tercela dan mungkar. Hati terbebas dari segala iri, dengki, dendam, kesumat, kikir dan tamak. Pikiran bersih dari keterikatan dengan kelezatan dunia. Rohani dimerdekakan, dan keberagamaan tidak terbelenggu oleh sekedar formalitas. Dan untuk itu semua dibutuhkan kesabaran, memiliki daya juang, dan tidak mudah menyerah dalam upaya mencapai tujuan. Tegar dan kokoh dalam perjuangan hidup yang benar, dan kemauan mempertahankan keyakinan atas kebenaran itu.
Di balik kesabaran itu, juga tersembul kemauan menjaga harmonisme segala hal di dunia ini. Tidak egois, tidak mau menang sendiri, tidak menyerobot hak orang lain. tidak mempermainkan kekuasaan, tidak melanggar hak-hak orang lain. ia selalu memperjuangkan hak hidup dengan tanpa mengorbankan hak orang lain. ia memperjuangkan haknya sekaligus hak orang lain.
Islam bukanlah sekedar simbol. Sehingga termasuk Kabah misalnya, yang berada diMakkah hanya disebut sebagai tiruan yang dibuat manusia. Kabah yang sesungguhnya tidak diketahui letaknya karena berada di alam spiritual. Kabah diri berada di kedalaman ceruk hati. Oleh karenanya kebenaran dan kejujuran tidak harus diburu di Makkah. Allah menyediakan semua tempat dengan ragam hikmah (wisdom)-nya masing-masing. Untuk itulah konsep keberbedaan harus disatukan dalam kerangka litaaruf (saling mengenal)
Do'a Hari Anak Nasional 2014 Kabupaten Balangan
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin
Ash shalawatu wassalamu ‘alaa asyrafil ambiya wal mursalin sayyidinina wa maulana muhammadin wa’alaalihi wa ash haabihi ajma’in.
Ya Allah ya Rabb,
Tuhan penguasa alam semesta ini, kami hadir di tempat ini dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional Tahun 2014 Kabupaten Balangan...
Ya Allah ya Rahman,
Tuhan yang Maha penyayang...kami sadar bahwa kami adalah generasi penerus bangsa ini, berikanlah bekal kepada kami agar menjadi generasi yang tangguh dan kuat dalam menyongsong persaingan di masa akan datang...
Ya Allah ya Rahim,
Tuhan yang Maha pemurah...berikan kepada kekuatan kepada guru-guru kami agar dapat memberikan bimbingan dan pendidikan yang layak bagi kami, sehingga kami menjadi anak Indonesia yang cerdas dan berkarakter serta berakhlak mulia...
Ya Allah ya Haadi,
Tuhan yang Maha pemberi petunjuk, berikanlah petunjuk kepada pemimpin-pemimpin kami, sehingga mereka dapat memimpin negeri ini menjadi negeri yang sejahtera dan makmur...
Ya Allah ya Ghafur,
Tuhan yang Maha pengampun, bukakanlah pintu ampunan-Mu kepada orangtua kami, merekalah selama ini yang memelihara dan membimbing kami, sehingga kami dapat berdiri di tempat ini menjadi kebanggaan mereka...
Ya Allah ya Mushawwir,
Tuhan yang Maha pembentuk, berikanlah kepada generasi muda kami kesempatan dan kekuatan untuk dapat memberikan pengabdian yang terbaik bagi negeri ini...
Ya Allah Ya Mujibassaa ilin,
Tuhan yang menerima segala pinta dan do’a kami, terimalah segala permohonan dan minta kami.
Rabbana aatina fiddun ya hasanah wafil akhirati hasanah waqina azabannaar
Wash shallahu ‘ala sayyidina wa maulana muhammadin wa’ala alihi wa ashha bihi ajma’in
Walhamdulillahirrabbil ‘alamin
Paringin, 1 September 2014
Rabu, 13 Agustus 2014
Lomba Media Pembelajaran 2014
Setelah menjalani beberapa tahapan, akhirnya pada tanggal 13-14 Agustus 2014 panitia lomba media pembelajaran Gebyat TIK 2014 BTIKP Propinsi Kalimantan selatan memanggil peserta dari berbagai kabupatan/kota yang mengikuti kegiatan lomba media pembelajaran bertempat di BP-PAUDNI Regional VI Kalimantan Loktabat Banjarbaru.
Dari sekitar 70 orang peserta yang mengirim karyanya hanya 24 orang saja yang dapat mempresentasikan karyanya dihadapan juri pusat dan daerah (berbagai jenjang SD, SMP, SMA, SMK).
diakhir kegiatan lomba dislenggarakan seminar nasional pengembangan media pembelajaran berbasis IT yang bertempat di Aula LPMP Banjarbaru.
Senin, 14 Juli 2014
Empat hal yang menyebabkan dusta
Hatim al asham menyebutkan ada empat hal yang membuat seseorang berdusta, yaitu :
1. barangsiapa mengaku dirinya mencintai Allah, tetapi tidak masih melanggar perintah-nya maka ia termasuk berdusta,
2. barangsiapa yang mengaku mencintai Rasulullah, akan tetapi masih berbuat dosa maka ia dusta,
3. barangsiapa yang mengaku dirinya mencintai surga, akan tetapi tidak menjalani syarat ke surga itu maka ia dusta
4. barangsiapa yang mengakui benci terhadap neraka, akan tetapi masih melakukan maksiat maka ia termasuk dusta.
(intisari kuliah subuh/masjid jami nUrul Huda Jorong; 17 Ramadhan 1435 H)
Jumat, 11 Juli 2014
PAI & Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)
Pembelajaran sekarang yang difokuskan kepada implementasi Kurikulum 2013 akan berorientasi kepada pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), pembelajaran berbasis proyek (project based learning), pembelajaran berbasis produk (product based learning) dan pembelajaran berbasiskan penyingkapan (discovery based learning. Khusus dalam pembelajaran berbasiskan produk tentunya sebuah pembelajaran yang dihasilkan adalah sebuah hasil yang dapat dimanfaatkan, digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Berbagai produk yang tertampil di atas, dilaksanakan dalam pembelajaran yang melibatkan peran siswa dan instruktur. Untuk ke depannya akan diterapkan pembelajaran berbasis produk dengan melibatkan siswa secara total, sehingga skill yang dimiliki siswa benar2 siap pakai. Hal ini menanggapi permintaan DUDI akan lulusan SMK Bisa yang tidak hanya slogan semata.
Keuntungan bagi siswa:
1. Siswa mendapatkan latihan praktik akan kebutuhan dudi lebih banyak, sehingga skil yang dimiliki akan terasah lebih baik.
2. Standar kelulusan pada kompetensi dasar tertentu didasarkan pada produk yang dapat diterima oleh DUDI
3. Mengaplikasikan berbagai kompetensi secara langsung dalam pembuatan produk
4. Siswa siap terjun langsung baik di DUDI maupun membuka peluang usaha ketika lulus dari satuan pendidikan
Keuntungan bagi guru:
1. Dapat mengaplikasi pembelajaran yang aplikatif dan menyenangkan
2. Skil guru bertambah dan lebih terasah
3. Menerapkan jiwa kewirausahan dan menambah penghasilan secara mandiri
Keuntungan bagi sekolah:
1. Mencetak peserta didik yang berkompeten
2. Menghemat pengeluaran akan kebutuhan praktik
3. Mendapatkan pemasukan secara finansial sehingga sekolah lebih mandiri (analisis usaha akan dibahas pada tulisan berikutnya)
4. Media promosi bagi sekolah
Dalam hal mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti tentunya akan diinginkan sebuah pembelajaran yang menghasilkan dan bermanfaat. Tentunya hal ini telah dicanangkan oleh Rasulullah saw. "al ilmu yanfau" (ilmu pengetahuan yang bermanfaat). Ada beberapa kajian tentang hasil produk yang jika dilaksanakan oleh seorang guru Agama Islam ketika dia telah melaksanakan pembelajaran PAI dan Budi Pekerti dalam sebuah kelasnya.
Mudah-mudahan seiring diimplementasikannya kurikulum 2013 ini, pembelajaran PAI dan Budi Pekerti di sekolah menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan ditunggu-tunggu oleh peserta didiknya di kelas. Dan menjadi pembelajaran yang menghasilkan manfaat bagi dirinya yang akan datang. semoga.
Bandung, 11 Juli 2014
Pembelajaran Berbasis Problem (Problem Based Learning)
A. Pengertian Pembelajaran berbasis problem
Menurut Jodion Siburian, dkk dalam Panduan Materi Pembelajaran Model Pembelajaran Sains (2010:174) sebagai berikut: Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) merupakan salah satu model pembelajaran yang berasosiasi dengan pembelajaran kontekstual. Pembelajaran artinya dihadapkan pada suatu masalah, yang kemudian dengan melalui pemecahan masalah, melalui masalah tersebut siswa belajar keterampil-keterampilan yang lebih mendasar.
Menurut Muslimin I dalam Boud dan Felleti (2000:7), Pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) adalah suatu pendekatan untuk membelajarkan siswa untuk mengembangkan keterampilan berfikir dan keterampilan memecahkan masalah, belajar peranan orang dewasa yang otentik serta menjadi pelajar mandiri. Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi yang sebanyak-banyaknya kepada siswa, akan tetapi pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata dan menjadi pembelajaran yang mandiri.
Model pembelajaran berbasis masalah adalah sebuah model pembelajaran yang dilakukan dengan adanya pemberian rangsangan berupa masalah-masalah yang kemudian dilakukan pemecahan masalah oleh siswa yang diharapkan dapat menambah keterampilan siswa dalam pencapaian materi pembelajaran.
B. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Ada lima strategi dalam menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) menurut Martinis Yamin dalam Duffy & Cunningham (2011:31) yaitu:
1. Permasalahan sebagai kajian.
2. Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman
3. Permasalahan sebagai contoh
4. Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses
5. Permasalahan sebagai stimulus aktifitas otentik
C. Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah
Ada lima dalam model pembelajaran berbasis masalah, yaitu:
1. Orientasi siswa kepada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya.
2. Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas yang berhubungan dengan masalah tersebut.
3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru membimbing siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan video dan model dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan temannya.
5. Menganalisis dan mengevaluasi
Guru membantu siswa untuk melakukan evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
Peran guru, siswa dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dapat digambarkan sebagai berikut:
Guru sebagai pelatih Siswa sebagai problem solver Masalah sebagai awal tantangan dan motivasi
* Asking about thinking ( bertanya tentang pemikiran)
* memonitor pembelajaran
* probbing ( menantang siswa untuk berfikir )
* menjaga agar siswa terlibat
* mengatur dinamika kelompok
* menjaga berlangsungnya proses * peserta yang aktif
* terlibat langsung dalam pembelajaran
* membangun pembelajaran * menarik untuk dipecahkan
* menyediakan kebutuhan yang ada hubungannya dengan pelajaran yang dipelajari
D. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah
Pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah secara ringkas sebagai berikut:
1. Tugas perencanaan
Sesuai dengan hakekat interaktifnya pembelajaran berbasis masalah membutuhkan banyak perencanaan sepeti halnya model pembelajaran yang terpusat pada siswa lainnya:
a) penetapan tujuan
Hendaknya difikirkan dahulu dengan matang tujuan yang hendak dicapai sehingga dapat dikomunikasikan dengan jelas kepada siswa
b) merancang situasi masalah yang sesuai
Beberapa guru dalam pembelajaran berbasis masalah memberikan siswa keleluasaan dalam memilih masalah untuk diselidiki karena cara ini dapat meningkatkan motivasi siswa. Masalah sebaiknya otentik (berdasarkan pada pengalaman dunia nyata siswa), mengandung teka-teki dan tidak memungkinkan kerjasama, bermakna bagi siswa dan konsisten dengan tujuan kurikulum
c) organisasi sumber daya dan rencana logistik
Dalam pembelajaran berbasis masalah ini siswa dimungkinkan bekerja dengan berbagai material dan peralatan, dan pelaksanaannya bias dilakukan di dalam kelas, di perpustakaan maupun di laboratorium, bahkan dapat pula dilakykuan di luar sekolah.
2. Tugas interaktif
a) orientasi siswa terhadap masalah
Siswa perlu memahami bahwa tujuan pembelajaran berbasis masalah tidak untuk memperoleh masalah baru dalam jumlah besar, tetapi untuk melakukan penyelidikan
terhadap masalah yang penting dan untuk menjadi pembelajaran yang mandiri. Cara yang baik untuk menyajikan masalah untuk sebuah pelajaran dalam pembelajaran berbasis masalah adalah dengan menggunakan kejadian yang mencengangkan yang dapat menimbulkan misteri dan keinginan untuk memecahkan masalah
b) mengorganisasikan siswa untuk belajar
Diperlukan pengembangan keterampilan kerjasama di antara siswa dan saling membantu untuk menyelidiki masalah secara bersama. Berkenaan dengan hal ini siswa memerlukan bantuan guru untuk merencanakan penyelidikan dan tugas-tugas pelaporan
c) membantu penyelidikan mandiri dan kelompok
Guru membantu siswa dalam pengumpulan informasi dari berbagai sumber. Siswa diberi pertanyaan yang membuat mereka memikirkan masalah dan jenis informasi yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah. Siswa diajarkan menjadi penyelidik yang aktif dan dapat menggunakan metode yang sesuai untuk masalah yang dihadapinya.
Guru mendorong siswa dalam pengumpulan informasi dari berbagai sumber, siswa diberi pertanyaan yang membuat mereka memikirkan masalah dan jenis informasi yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah. Selama tahap penyelidikan guru member bantuan yang dibutuhkan tanpa mengganggu siswa.
Puncak proyek-proyek pembelajaran berbasis masalah adalah penciptaan dan peragaan hasil karya seperti laporan, poster, model-model fisik. Tugas guru pada akhir pembelajaran berbasis masalah adalah membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan yang mereka gunakan.
E. Tujuan dan Hasil Belajar Pembelajaran Berbasis Masalah
Tujuan utama PBL ini menurut Hsiao (Martinis Yamin, 2011) adalah untuk mengarahkan peserta didik mengembang kemampuan belajar kolaboratif, kemampuan berpikir dan strategi-strategi belajarnya sehingga peserta didik bisa belajar dengan kemampuan sendiri tanpa bantuan orang lain atau pembelajar (self-directed learning strategies) (Hsiao,1996).
Adapun tujuan dan hasil dari model pembelajaran berbasis masalah ini adalah:
1. Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah
Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
2. Pemodelan peranan orang dewasa.
Resnick (Ibrahim dan Nur, 2004) mengemukakan bahwa bentuk pembelajaran berbasis masalah penting menjembatani gap antara pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas mental yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah. Aktivitas-aktivitas mental di luar sekolah yang dapat dikembangkan adalah :
• PBL mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas.
• PBL memiliki elemen-elemen magang. Hal ini mendorong pengamatan dan dialog dengan yang lain sehingga pebelajar secara bertahap dapat memi peran yang diamati tersebut.
•PBL melibatkan pebelajar dalam penyelidikan pilihan sendiri, yang memungkinkan mereka menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun femannya tentang fenomena itu.
3. Belajar Pengarahan Sendiri (self directed learning)
Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada pebelajar. Pebelajar harus dapat menentukan sendiri apa yang harus dipelajari, dan dari mana informasi harus diperoleh, dibawah bimbingan pembelajar (Barrows, 1996). Dengan bimbingan pembelajar yang secara berulang-ulang mendorong dan mengarahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri, pebelajar belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas itu secara mandiri dalam kehidupan kelak (Ibrahim dan Nur, 2004).
E.Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah
John Dewey seorang ahli pendidikan berkebangsaan Amerika memaparkan 6 langkah dalam pembelajaran berbasis masalah ini :
a.Merumuskan masalah. Guru membimbing peserta didik untuk menentukan masalah yang akan dipecahkan dalam proses pembelajaran, walaupun sebenarnya guru telah menetapkan masalah tersebut.
b.Menganalisis masalah. Langkah peserta didik meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang.
c.Merumuskan hipotesis. Langkah peserta didik merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.
d.Mengumpulkan data. Langkah peserta didik mencari dan menggambarkan berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah.
e.Pengujian hipotesis. Langkah peserta didik dalam merumuskan dan mengambil kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan
f.Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah. Langkah peserta didik menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.
Sedangkan menurut David Johnson & Johnson memaparkan 5 langkah melalui kegiatan kelompok :
a.Mendefinisikan masalah. Merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang mengandung konflik hingga peserta didik jelas dengan masalah yang dikaji. Dalam hal ini guru meminta pendapat peserta didik tentang masalah yang sedang dikaji.
b.Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah.
c.Merumuskan alternatif strategi. Menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas.
d.Menentukan & menerapkan strategi pilihan. Pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dilakukan.
e.Melakukan evaluasi. Baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil.
Secara umum langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :
a.Menyadari Masalah. Dimulai dengan kesadaran akan masalah yang harus dipecahkan. Kemampuan yang harus dicapai peserta didik adalah peserta didik dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang dirasakan oleh manusia dan lingkungan sosial.
b.Merumuskan Masalah. Rumusan masalah berhubungan dengan kejelasan dan kesamaan persepsi tentang masalah dan berkaitan dengan data-data yang harus dikumpulkan. Diharapkan peserta didik dapat menentukan prioritas masalah.
c.Merumuskan Hipotesis. peserta didik diharapkan dapat menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan dan dapat menentukan berbagai kemungkinan penyelesaian masalah.
d.Mengumpulkan Data. peserta didik didorong untuk mengumpulkan data yang relevan. Kemampuan yang diharapkan adalah peserta didik dapat mengumpulkan data dan memetakan serta menyajikan dalam berbagai tampilan sehingga sudah dipahami.
e.Menguji Hipotesis. Peserta didik diharapkan memiliki kecakapan menelaah dan membahas untuk melihat hubungan dengan masalah yang diuji.
f.Menetukan Pilihan Penyelesaian. Kecakapan memilih alternatif penyelesaian yang memungkinkan dapat dilakukan serta dapat memperhitungkan kemungkinan yang dapat terjadi sehubungan dengan alternatif yang dipilihnya.
F.Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah
Tahap
TingkahLaku guru
Tahap-1
Orientasi peserta didik pada masalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.
Tahap-2
Mengorganisasi peserta didik untuk belajar Guru membantupeserta didikuntukmendefinisikandanmengorganisasitugasbelajar yang berhubungandenganmasalahtersebut
Tahap-3
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Guru mendorongpeserta didikuntukmengumpulkaninformasi yang sesuai, melaksanakaneksperimenuntukmendapatkanpenjelasandanpemecahanmasalah.
Tahap-4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membantupeserta didikdalammerencanakandanmenyiapkankarya yang sesuaisepertilaporan, video, dan model sertamembantumerekauntukberbagitugasdengantemannya.
Tahap-5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru membantupeserta didik untuk melakukanrefleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang merekagunakan.
G.Penilaian dan Evaluasi
Prosedur-prosedur penilaian harus disesuaikan dengan tujuan pengajaran yang ingin dicapai dan hal yang paling utama bagi guru adalah mendapatkan informasi penilaian yang reliabel dan valid.
Prosedur evaluasi pada model pembelajaran berbasis masalah ini tidak hanya cukup dengan mengadakan tes tertulis saja, tetapi juga dilakukan dalam bentuk checklist, reating scales, dan performance. Untuk evaluasi dalam bentuk performance atau kemampuan ini dapat digunakan untuk mengukur potensi peserta didik untuk mengatasi masalah maupun untuk mengukur kerja kelompok. Evaluasi harus menghasilkan definisi tentang masalah baru, mendiagnosanya, dan mulai lagi proses penyelesaian baru.
H.Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Sebagai suatu model pembelajaran, model pembelajaran berbasis masalah memiliki beberapa keunggulan, diantaranya :
1.Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
2.Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan peserta didik serta memberikan kepuasan untuk menentukan pengetahuan baru bagi peserta didik.
3.Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik.
4.Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik bagaimana mentrasfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
5.Pemecahan masalah dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
6.Melalui pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai peserta didik.
7.Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
8.Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
9.Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat peserta didik untuk secara terus menerus belajar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus dipecahkan. Pada tahapan ini guru membimbing peserta didik pada kesadaran adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan sosial. Kemampuan yang harus dicapai oleh peserta didik, pada tahapan ini adalah peserta didik dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada.
Disamping keunggulannya, model ini juga mempunyai kelemahan, yaitu :
1.Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
2.Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
3.Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
Daftar Pustaka
Yamin, Martinis. 2011. Paradigma Baru Pembelajaran, Jambi: Gaung Persada Press
Siburian, Jodion. 2010. Model Pembelajaran Sains, Jambi: Universitas Jambi
Mudjiman, Haris. 2006. Belajar Mandiri, Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press)
Minggu, 06 Juli 2014
Ramadhan : Kenapa kita lewatkan?
Marhaban ya Ramadhan,
Marhaban ya syahrashiyam
Bulan Ramadhan telah datang, bulan yang penuh berakah dimana pada bulan ini Allah bukakan pintu-pintu syurga dan Allah tutup pintu-pintu api neraka serta para syetan di belenggu sehingga tidak dapat menggodakan manusia. Demikian Rasululllah menyebutkan dalam hadis beliau.
Bulan Ramadhan mempunyai pengertian yang sangat penting yaitu Ramadhan berasal kata dari bahasa Arab yang terdiri dari lima huruf hijaiyah, yakni ra', mim, dhod, alif, dan nun. Ra mempunyai arti rahmah = kasih sayang Allah, mim = magfirah artinya ampunan Allah, dhod = dhiya artinya cahaya atau pancaran rahmat Allah, alif = ulfah artinya kelemah lembutan Allah/kasih sayang-Nya, dan nun = nur artinya cahaya yang memancar di wajah orang yang beriman yang berpuasa di bulan Ramadhan ini. Subhanallah, alangkah indahnya Allah memberikan satu bulan bagi umat Islam yang tidak ada dibulan lain selain bulan Ramadhan yang mulia ini.
Di samping itu, nama Ramadhan satu-satunya bulan hijriyah yang Allah cantumkan secara jelas dalam Kitab Suci Al-Qur'an yaitu dalam surah Al-Baqarah ayat 185. Yang artinya : "bulan Ramadhan adalah bulan dimana Allah menurunkan Al-Qur'an, yang menjadi petunjuk dan penjelas serta furqan (pembeda antara yang hak dan yang bathil)..... (QS. 2 : 185)
Ada beberapa amaliah Ramadhan yang senantiasa kita lakukan di bulan ini, antara lain puasa di siang harinya, membaca al-Qur'an, shalat sunat tarawih dan witir, dhuha, tahajjud, sahur, i'tikaf di masjid, membukakan orang yang berpuasa, bershadaqah, serta mengintai datangnya malam yang mulia yaitu lailatul Qadar (malam kemuliaan).
Semoga Ramadhan tahun menjadi sebuah momentum terpenting bagi diri kita untuk menjadi hamba Allah yang benar-benar di akui oleh Rasulullah sebagai umatnya, sehingga menjadi diri yang muttaqin (manusia yang berkualitas taqwa).
Rantau, 8 Ramadhan 1435 H
Rabu, 25 Juni 2014
Jumat, 06 Juni 2014
Khutbah Jum'at : Fadhilat Takwa dalam Kehidupan Sehari-hari
Kata takwa sudah amat akrab di telinga kita. Tiap khutbah Jumat sang khotib senantiasa menyerukannya. Bahkan di tiap bulan Ramadhan, kata taqwa pun menghiasi ceramah-ceramah atau kultum-kultum yang diadakan. Taqwa adalah bekal hidup paling utama.
Ketika Abu Dzarr Al-Ghifari meminta nasihat kepada baginda Rasulullah, maka pesan paling pertama dan utama yang beliau sampaikan kepada sahabatnya itu adalah takwa. Kata Rasulullah SAW, "Saya wasiatkan kepadamu, bertakwalah engkau kepada Allah karena takwa itu adalah pokok dari segala perkara." [Nasr bin Muhammad bin Ibrahim, Kitab Tanbih al-Ghofilin li Abi Laits As-Samarkindi]
Secara lughah (bahasa), takwa berarti: takut atau mencegah dari sesuatu yang dibenci dan dilarang. Sedangkan menurut istilah, terdapat pelbagai pengertian mengenai takwa. Ibn Abbas mendefinisikan, taqwa adalah takut berbuat syirik kepada Allah dan selalu mengerjakan ketaatan kepada-Nya. [tafsir Ibn Katsir, hal. 71]
Imam Qurthubi mengutip pendapat Abu Yazid al-Bustami, bahwa orang yang bertakwa itu adalah: "Orang yang apabila berkata, berkata karena Allah, dan apabila berbuat, berbuat dan beramal karena Allah." Abu Sulaiman Ad-Dardani menyebutkan: "Orang-orang yang bertakwa adalah orang-orang yang kecintaan terhadap hawa nafsunya dicabut dari hatinya oleh Allah." [Al-Jami li Ahkamil Qur'an, 1/161]. Sedangkan Imam Ibn Qayyim al-Jauziyyah menegaskan, bahwa hakikat taqwa adalah taqwa hati, bukan takwa anggota badan." [lihat: Ibn Qayyim al-Jauziyyah, kitab al-Fawaid, hal.173]
Umumnya, para ulama mendefinisikan taqwa sebagai berikut: "Menjaga diri dari perbuatan maksiat, meninggalkan dosa syirik, perbuatan keji dan dosa-dosa besar, serta berperilaku dengan adab-adab syariah." Singkatnya, "Mengerjakan ketaatan dan menjauhi perbuatan buruk dan keji." Atau pengertian yang sudah begitu populer, taqwa adalah melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala bentuk larangan-Nya.
Dari definisi-definisi di atas menunjukan bahwa urgensi taqwa sudah tidak diragukan lagi, apalagi Al-Qur'an dan hadis Nabi SAW. secara berulang-ulang menyeru kita supaya bertaqwa. Khusus bagi orang-orang yang bertakwa, Allah telah menjanjikan berbagai macam keistimewaan atau balasan atas mereka, di antaranya: pertama, bagi siapa saja yang bertaqwa kepada-Nya, maka akan dibukakan baginya jalan keluar ketika menghadapi pelbagai persoalan hidupnya. (QS Ath-Thalaq: 2).
Kedua, memperoleh rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka (QS At-Thalaq:3). Ketiga, dimudahkan segala urusannya (QS Al-Thalaq:4). Kelima, diampuni segala dosa dan kesalahannya, dan bahkan Allah SWT. akan melipatgandakan pahala baginya (QS Al-Thalaq: 5). Keenam, orang yang bertaqwa tidak akan pernah merasa takut, mengeluh, was-was dan sedih hati (QS Yunus: 62-63). Ketujuh, mereka yang bertaqwa akan memperoleh berita gembira (al-busyra), baik di dunia maupun di akhirat (QS Yunus: 64).
Di samping memberikan motivasi, janji-janji yang terkandung dalam ayat-ayat di atas juga menjelaskan tentang keutamaan taqwa dan fungsionalnya terhadap problematika kehidupan seorang muslim. Oleh sebab
itu, tidak semestinya bagi seorang muslim atau mukmin memandang remeh perkara ini. Pasal, taqwa berfungsi sebagai bekal hidup yang paling esensial dan substansial.
Lebih-lebih, bagi seorang pemimpin yang sedang memikul amanah dan tanggung jawab, bekal ketaqwaan tentunya sangat diperlukan. Tidak mustahil, seorang pemimpin, apa pun posisi dan levelnya akan mampu menunaikan tugas-tugasnya dengan baik, menemukan jalan keluar atas persoalan yang dihadapinya serta dapat mencapai tujuan kolektifnya, apabila pemimpin tersebut membekali dirinya dengan ketakwaan kepada Allah.
Ibadah puasa Ramadhan tahun ini sudah hampir tiba. Kehadirannya merupakan momentum yang sangat berharga bagi kita untuk bermuhasabah dan berlomba-lomba dalam memperbanyak amal kebajikan sehingga kita betul-betul termasuk golongan insan bertakwa.
Wallahu'alam bis shawab.
Khutbah Jum’at: 7 Juni 2014 M/9 Sya’ban 1435 H
Di Masjid Syuhadaa Lampihong Kiri Kab. Balangan
Jumat, 16 Mei 2014
INOBEL : PEMBELAJARAN INQUIRY DAN DISCOVERY
Tujuan pembangunan nasional sebagaimana tercantum dalam GBHN adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Hal ini berarti bahwa pembangunan tidak hanya mengejar kepuasan lahiriah saja seperti sandang, pangan, papan, dan kesehatan saja ataupun mengejar kepuasan batiniah seperti pendidikan, rasa aman, bebas mengeluarkan pendapat yang bertanggung jawab dan rasa keadilan saja, melainkan antara pembangunan lahiriah dan batiniah tersebut haruslah berjalan seiring secara serasi.
Untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional seperti yang tercantum di atas, maka sudah barang tentu akan sangat diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam hal ini pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menciptakan sumber daya – sumber daya manusia yang berkualitas tersebut.
Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Sifatnya mutlak dalam kehidupan, baik dalam kehidupan seseorang, keluarga, maupun bangsa dan Negara. Maju mundurnya suatu bangsa banyak ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan bangsa itu (Sudirman N, dkk, 1992 : 3).
Tujuan pendidikan dan pengajaran di Indonesia berlandaskan pada falsafah hidup bangsa, yaitu Pancasila. Bila kita kaji lebih jauh lagi apa yang diuraikan dalam Pasal 4 UUSPN No. 2 tahun 1989, maka kita dapat mengetahui apa yang menjadi tujuan pendidikan di Indonesia dimana Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Untuk mecapai tujuan pendidikan nasional tersebut, guru sebagai ujung tombak pelaksana pendidikan di lapangan sangat menentukan keberhasilannya. Dalam hal ini guru dapat dikatakan sebagai pemegang peranan utama dalam proses pendidikan yang tercermin dalam proses belajar-mengajar di sekolah.
Dalam proses belajar-mengajar melibatkan banyak factor. Dapat dijelaskan bahwa masukan (raw input) yang merupakan bahan dasar diberikan pengalaman belajar tertentu dalam proses belajar-mengajar, dengan harapan dapat berubah menjadi keluaran (expected) input) yang berupa hasil belajar yang diharapkan. Dalam proses belajar-mengajar diharapkan pula sejumlah factor sarana dan factor lingkungan guna menunjang tercapainya keluaran yang dikehendaki.
Pada saat proses belajar–mengajar berlangsung di kelas, akan terjadi hubungan timbal balik antara guru dan siswa yang beraneka ragam, dan itu akan mengakibatkan terbatasnya waktu guru untuk mengontrol bagaimana pengaruh tingkah lakunya terhadap motivasi belajar siswa. Selama pelajaran berlangsung guru sulit menentukan tingkah laku mana yang berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa, misalnya gaya mengajar mana yang memberi kesan positif pada diri siswa selama ini, strategi mana yang dapat membantu kejelasan konsep selama ini, media dan metode mana yang tepat untuk dipakai dalam menyajikan suatu bahan sehingga dapat membantu mengaktifkan siswa dalam belajar.
Pembelajaran Inovatif : Discovery learning
Definisi/Konsep
Ilustrasi Gambar sumber google.com
Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.
Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru
Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin mengubah kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented.
Dalam Discovery Learning, hendaknya guru harus memberikan kesempatan muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientis, historin, atau ahli matematika. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan
Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.
Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.
Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.
Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.
Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik;
Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar yang baru;
Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri;
Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri;
Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang;
Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia seutuhnya;
Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa;
Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar;
Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
Kelemahan Model Pembelajaran Penemuan
Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.
Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.
Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.
Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.
Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa
Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir yang akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.
Langkah-Langkah Operasional
Langkah Persiapan
a. Menentukan tujuan pembelajaran
b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya)
c. Memilih materi pelajaran.
d. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh generalisasi) e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh- contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa f. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
Sumber : http://belajar-sastraaceh.blogspot.com dan berbagai sumber lainnya.
Pembelajaran Inovatif : Adab Makan dan Minum
Di antara adab makan dan minum dalam Islam adalah :
1. Kalau makan bersama, ambillah makanan yang dekat dengan kamu dengan tangan kanan
2. mengambil makanan ke dalam piring tidak terlalu banyak
3. mulailah makan dengan mberdo'a terlebih dahulu
4. gunakan tangan kanan untuk makan
5. kalau makan menggunakan sendok dan garpu, gunakan tangan kanan untuk memegang sendok dan tangan kiri untuk memegang garpu
6. sendok/garpu jangan dibenturkan dengan gigi atau piring makan sehingga berbunyi gerincing.
7. Jangan makan sambil gobrol
8. masukan makanan kedalam mulut sedikit demi sedikit, jangan makan dengan suapan yang terlalu besar
9. jangan mencela makanan yang tidak kamu suka
10. kunyahlah makanan sampai lembut sebelum ditelan
11. jangan terlalu tergesa-gesa saat makan
12. Rasakan nikmatnya makanan yang kamu biar timbul rasa syukur kepada Allah swt.
13. berhentilah makan sebelum kenyang
14. Jangan menyisakan makanan dalam piring
15. Kalau mau minum, ambillah minuman dengan tangan kanan
16. minumlah minuman seteguk demi seteguk tanpa bernafas
17. Jangan sekali minum langsung habis
18. cucilah tangan setelah makanan yang kamu ambil habis
19. berdo'alah setelah selesai makan.
20. setelah acara makan selesai, bantulah orangtuamu mencuci perabot makanan.
Pembelajaran Yang Inovatif : Pohon Asmaul Husna
Materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP kelas VII semester I memuat pemahaman tentang Asmaul Husna. Asmaul Husna adalah nama-nama Allah yang terindah, ada 99 nama yang dikenal dalam Islam.
Dalam proses pembelajaran asmaul husna ini penulis menggunakan metode pembelajaran kreatif dan inovatif yang melibatkan seluruh siswa dalam pembelajaran.
Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:
1. guru menyampaikan tujuan pembelajaran ,
2. dst.
Pembelajaran yang Inovatif
Memperbincangkan pendidikan dewasa ini, seperti menelisik setiap sendi kehidupan manusia. Peranan dunia pendidikan tidak hanya sekadar mengemban amanat mencerdaskan kehidupan bangsa. Lebih dari itu, dunia pendidikan memiliki tanggung jawab moral membentuk manusia seutuhnya. Yaitu manusia yang mampu memahami dirinya sendiri.
Terlepas dari peran-fungsinya bagi setiap manusia, dunia pendidikan juga menjadi cerminan bagi survivenya suatu Negara-bangsa di tengah kancah pertarungan globalisasi. Maupun sebaliknya, kemajuan suatu Negara-bangsa juga dapat diukur sejauh mana dunia pendidikan yang dibangun di dalamnya. Dengan kata lain, dunia pendidikan menjadi barometer suatu Negara-bangsa dalam membaca dan melihat posisinya.
Maka tidak heranlah, sepanjang sejarah Negara-bangsa Indonesia, persoalan menemukan konsep dunia pendidikan yang ideal tak pernah usai. Hal ini berbanding lurus dengan gerak laju zaman yang selalu ditentukan dari riuh redam ruang kelas ataupun ruang kuliah para cendekia.
Lebih jauh, mencuat gonjang-ganjing Ujian Nasional (Unas) yang meresahkan berbagai elemen peserta didik, merupakan bukti paling mutakhir, bahwa dunia pendidikan selalu menuntut pada setiap peserta didik untuk selalu memikirkan, merumuskan dan menemukan konsep pendidikan yang ideal.
Selain persoalan konsep yang ideal dalam membentuk manusia yang seutuhnya, yang perlu diperhatikan adalah substansi dan esensi pendidikan itu sendiri. Seperti disinyalir dalam beberapa dekade terakhir ini, bahwa dunia pendidikan telah banyak mengalami berbagai kegagalan dalam membentuk karakter manusia seutuhnya. Dengan kata lain, tugas pendidikan banyak terabaikan. Terutama memanusiakan manusia. Artinya, dunia pendidikan selama ini tak ubahnya penjara bagi anak didik.
Di sinilah, kehadiran paradigma dunia pendidikan kritis yang diusung Paulo Freire (1986) menemukan ruang kontemplasinya. Lewat keyakinan akan pentingnya landasan pendidikan sebagai sebuah proses memanusiawikan manusia kembali, Freire coba memberikan jalan alternatif untuk memberontak pada tradisi dehumanisasi yang menyelimuti dinding ruang sekolah.
Untuk lebih memahami konsep pendidikannya, Freire menjabarkan kesadaran manusia menjadi tiga macam. Pertama, kesadaran magis, yakni kesadaran yang tidak mampu mengetahui antara faktor satu dengan faktor lainnya. Kedua, kesadaran naif, yakni kesadaran yang melihat aspek manusia menjeadi penyebab masalah yang berkembang di masyarakat. Ketiga, kesadaran kritis, yakni kesadaran yang melihat sistem dan struktur sebagai sumber masalah.
Dengan mengacu pada kesadaran yang terakhir ini, dunia pendidikan selalu mendapatkan pertanyaan dari setiap peserta didiknya. Pertanyaan yang selalu merongrong kemandekan dan kejumudan lingkungan tumbuh kembangnya dunia pendidikan. Dengan kata lain, kesadaran kritis ini menuntut pada setiap peserta didik untuk terus menerus mempertanyakan, merombak, mencari dan merumuskan kembali setiap konsep pendidikan sesuai ruang waktu ke-disini-an dan ke-kini-an.
Di tengah tuntutan, tantangan serta berbagai persoalan kegagagalan dunia pendidikan, sosok guru merupakan pihak yang paling tertuduh. Sosok guru merupakan orang paling dimintai pertanggung jawabannya. Bahkan tidak ada alasan apa pun, yang dapat diberikan oleh seorang guru untuk membela dirinya.
Maka, ketika ujian nasional digulirkan dengan standar kelulusan yang cukup fantastis, sosok guru pulalah, yang mula-mula merasa ketar-ketir. Ia mesti bertanggung jawab atas segala apa yang akan terjadi pada peserta didik: frustasi, stress, depresi dan segala keputuasaan mental generasi bangsa ini.
Maka perbaikan dan evaluasi pada kemampuan seorang guru, seolah menjadi hal yang logis untuk dilakukan pertama kali dalam memecahkan persoalan dunai pendidikan. Maka, kehadiran buku "Menjelajah Pembelajaran Inovatif" karya Dr. Suyatno, M. Pd. merupakan menu mujarab setiap guru dalam mempersiapkan dirinya sebagai peserta didik yang paling dituntut.
Dalam buku ini, sosok guru diajak untuk berkenalan dengan paradigma baru pendidikan, yang menekankan hadirnya prinsip pembelajaran yang inovetif dan keberanian seorang guru untuk melakukan inovasi. Dengan prinsip pembelajaran inovatif, seorang guru akan mampu memfasilitasi siswanya untuk mengembangkan diri dan terjun di tengah masyarakatnya.
Hal ini dapat dipahami dengan memerhatikan beberapa prinsip pembelajaran inovatif, yaitu: (a) pembelajaran, bukan pengajaran; (b) guru sebagai fasilitator, bukan instruktur; © siswa sebagai subjek, bukan objek; (d) multimedia, bukan monomedia; (e) sentuhan manusiawi, bukan hewani; (f) pembelajaran induktif, bukan deduktif; (g) materi bermakna bagi siswa, bukan sekadar dihafal; (h) keterlibatan siswa partisipasif, bukan pasif.
Selain memberikan beberapa prinsip dasar, pembelajaran inovatif juga menekankan adanya pola dan strategi pendidikan yang utuh. Pola dan strategi pendidikan yang menitik bertakan pada tercipanya kesadaran peserta didik pada dirinya sendiri dan lingkungannya.
Selanjutnya, ketakutan dan keminderan seorang guru dalam melakukan ekpresi merupakan salah satu tumor pendidikan yang urgen untuk disembuhkan. Inilah salah satu hal yang esensial yang dibawa buku ini. Seorang guru sudah seyogyanya untuk yakin bahwa setiap guru tanpa terkecuali dapat berinovasi dalam pembelajarannya; seorang seyogyanya untuk yakin bahwa perbuatan-perbuatan kecilnya yang teliti, semisal mencatat perubahan tentang cara dan gaya mengajar setiap hari akan melahirkan hasil yang besar; serta seorang guru seyogyanya untuk terbuka menerima saran dan kritik dari guru lain, bila pola pembelajaran yang disampaikannya sama seperti yang kemarin (halaman 17)
Lebih jauh, keberanian seorang guru dalam berinovasi, serta merta akan membentuk karakternya menjadi kreatif. Kemampuan dan kapasitasnya, baik hard skill maupun soft skill, akan terasah dengan sendirinya. Kekreatifan seorang guru, akan berdampak tidak hanya pada pola komunikasi pembelajaran, tetapi juga akan membentuk suasana serta atmosfir pembelajaran yang menyenangkan (enjoy learning). Pembelajaran yang mampu mentransformasikan ilmu sekaligus mampu membetuk karakter siswa yang manusiawi.
Di bagian akhir buku, juga diuraikan beberapa metode yang dapat digunakan oleh seorang kreatif dalam membangun suasana kelas yang familiar dan manusiawi. Suasana kelas yang tak lagi hadir sebagai ruang penjara yang dijejali teori, konsep dan tugas dari guru. Tetapi raung kelas yang mampu menggali potensi siswa dan menjernihkan nalar pikir anak didik dalam memahami dan mengaplikasikan kemampuannya untuk dirinya sendiri dan lingkungannya.
Di tengah berbagai tuntutan dan gonjang-ganjing dunia pendidikan, serta terealisasinya anggaran dua puluh persen APBN untuk pendidikan, kehadiran buku "Menjelajah Pembelajaran Inovatif" memiliki arti dan peranan yang cukup penting. Pertama, buku ini dapat dijadikan referensi bagi setiap peserta didik untuk melihat paradigma baru dunia pendidikan masa kini. Kedua, buku ini dapat menjadi media motivasi bagi setiap guru untuk lebih berani dalam melakukan pola dan strategi pembelajaran yang inovatif; pembelajaran yang mampu menciptakan ruang dan suasana kelas yang familiar dan harmonis, serta dinamis bagi anak didik. Ketiga, buku ini dapat mendorong guru untuk lebih kreatif dalam melakukan transformasi keilmuan. Kreatifitas guru tentunya terletak pada kekayaannya memiliki metode dan aneka model pembelajaran, serta kecermatannya untuk memilih dan memilah metode dan aneka pembelajaran yang akan digunakan di setiap waktu yang berbeda.
Khutbah Jum'at : Hati-Hati Dengan Dunia
Ma’asyiral muslim rahimakumullah
Marilah dalam kesempatan ini kita kembali meningkatkan kualitas ketakwaan kita kepada Allah swt, dengan senantiasa mengisi sisa umur kita hidup di dunia dengan amal perbuatan yang terbaik dan di ridhai oleh Allah swt. dan menghindari sikap yang selalu menghambakan kepada kehidupan dunia yang fana ini, sehingga melupakan kehidupan yang lebih abadi yaitu kehidupan akhirat.
Hadirin,
Islam adalah agama yang sangat memberikan tuntunan kepada umat Islam untuk tidak tergelincir kepada kesesatan dan kerakusan terhadap kehidupan dunia yang fana dan sementara ini. Karena dunia bisa menipu, bisa melalaikan, menutup mata hati dengan berbagai gemerlapnya dunia, bahkan bisa menghancurkan iman kita.
Menurut Imam An Nahrawi dalam kitab beliau “Ushul al tarbiyah al-islamiyah wa asalibuha fi al bait wal madrasah wal mujtama” menyebutkan bahwa ada beberapa sifat-sifat kehidupan dunia ini, yaitu :
Pertama, kehidupan dunia hanyalah kesenengan sementara, tempat perlintasan dan instrumen untuk menuju kehidupan akhirat. Oleh karena itu, tidak boleh dijadikan dunia ini sebagai tujuan kehidupan. Menjadikan kehidupan dunia sebagai puncak kehidupan dan tujuan akhir akan melalaikan dan membuat manusia lupa terhadap tujuan penciptaan dunia, yang sebenarnya hanyalah tempat ujian manusia.
Kedua, kehidupan dunia penuh dengan hiasan indah (azzinah) dan perhiasan (azzukhruf), syahwat serta berbagai kelezatan (al muladzat) yang pada hakekatnya menjadi bagian instrumen dunia yang menambah sempurnanya dan beratnya ujian dan cobaan kepada manusia. Sebagaimana firman Allah : QS. Hud (11): 15-16
• •
15. Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka Balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.
16. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.
Ketiga, Seorang muslim tidak saja boleh menikmati dunia bahkan memiliki. Hak penuh untuk menikmati kehidupan dunia asal sesuai dengan ketentuan syari’ah. Dalam menikmati dunia ini, seorang muslim tidak melalaikan dari ketaatan kepada Allah swt. Sebagaimana firman Allah : QS. Al-Qashash (28) : 77
•
77. dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Keempat, dunia ini memiliki tatanan sosial dan tatanan kemanusiaan yang telah ditradisikan oleh Allah swt. (sunatullah) di antara pelbagai bangsa dan umat. Siapapun yang berusaha di dunia, maka ia akan berhasil secara penuh di dunia, dan siapapun yang menundukan dunia karena mencari ridha Allah, maka ia akan beruntung di dunia dan akhirat.
Kelima, Masa kehidupan dunia ini sangat singkat tidak dapat dibandingkan dengan masa kehidupan akhirat, bahkan tidak sebanding dengan satu jam atau satu waktu di akhirat.
Keenam, kehidupan dunia ini adalah tempat berusaha dengan segala keletihan, kepayahan dan kesungguhannya. Firman Allah:QS. Al Insyiqaq (84) :6
•
6. Hai manusia, Sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, Maka pasti kamu akan menemui-Nya.
Ketujuh, Allah akan menolong orang-orang yang beriman baik pada kehidupan dunia maupun akhirat, karena kehidupan dunia ini tidaklah semata-mata tempat menampakkan kekafiran dan kerusakan, tetapi juga tempat menampakan keimanan dan kebaikan dengan pertolongan Allah swt. QS. Ghafir (40) : 51
51. Sesungguhnya Kami menolong Rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat).
Kedelapan, kehidupan dunia adalah tempat permainan (la’b), kelalaian (lahw),perhiasan(zinah),saling membanggakan (tafakhur) dan perlombaan untuk menjadi yang terbanyak (takatsur) dari harta dan anak-anak. QS. Al Hadid (57) : 20
20. ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan Para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.
Hadirin,
Hidup dan kehidupan sesungguhnya sebagai amanah sekaligus ujian agar diketahui siapa yang selalu berkualitas amal perbuatanmya sesuai dengan potensi dan kemampuan yang diberikan Allah kepadanya, dan Allah tidak membebani manusia kecuali sesuai dengan kesanggupannya.
Jadi hakekat kehidupan dunia ini adalah periode dan tempat ujian untuk berkompetisi (berlomba-lomba) atau fastabiqul khairat menggapai prestasi/hasil (amal) yang berkualitas terbaik. Firman Allah QS. Al Baqarah (2) : 148
• •
148. dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Oleh sebab itu, dalam mengarungi kehidupan dunia ini kita harus mengamalkan kehidupan yang berkualitas, yaitu kerja keras, tekun, sungguh-sungguh, optimis dan bertindak yang terbaik.
Mudah-mudahan Allah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua agar senantiasa dapat meningkatkan kualitas amal, dan terhindar dari mencintai dunia yang berlebih-lebihan sehingga melupakan kehidupan yang kekal abadi yaitu kehidupan sesudah kematian. Hubbuddun ya wakarahiyatul maut.
* di Masjid Syuhadaa Lampihong Kab. Balangan : Jum’at, 18 April 2014
Jumat, 21 Februari 2014
Cara Khutbah Jum'at
Bacaan / Doa dan Rukun khatib jumat
Tata cara pelaksanaan shalat Jum’at, yaitu :
1. Khatib naik ke atas mimbar setelah tergelincirnya matahari (waktu dzuhur), kemudian memberi salam dan duduk.
2. Muadzin mengumandangkan adzan sebagaimana halnya adzan dzuhur.
3. Khutbah pertama: Khatib berdiri untuk melaksanakan khutbah yang dimulai dengan hamdalah dan pujian kepada Allah SWT serta membaca shalawat kepada Rasulullah SAW. Kemudian memberikan nasehat kepada para jama’ah, mengingatkan mereka dengan suara yang lantang, menyampaikan perintah dan larangan Allah SWT dan RasulNya, mendorong mereka untuk berbuat kebajikan serta menakut-nakuti mereka dari berbuat keburukan, dan mengingatkan mereka dengan janji-janji kebaikan serta ancaman-ancaman Allah Subhannahu wa Ta’ala. Kemudian duduk sebentar
4. Khutbah kedua: Khatib memulai khutbahnya yang kedua dengan hamdalah dan pujian kepadaNya. Kemudian melanjutkan khutbahnya dengan pelaksanaan yang sama dengan khutbah pertama sampai selesai
5. Khatib kemudian turun dari mimbar. Selanjutnya muadzin melaksanakan iqamat untuk melaksanakan shalat. Kemudian memimpin shalat berjama’ah dua rakaat dengan mengeraskan bacaan.
Adapun rukun khutbah Jumat paling tidak ada lima perkara.
1. Rukun Pertama: Hamdalah
Khutbah jumat itu wajib dimulai dengan hamdalah. Yaitu lafaz yang memuji Allah SWT. Misalnya lafaz alhamdulillah, atau innalhamda lillah, atau ahmadullah. Pendeknya, minimal ada kata alhamd dan lafaz Allah, baik di khutbah pertama atau khutbah kedua.
Contoh bacaan:
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا و مِنْ َسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
Innal hamdalillahi nahmaduhu wa nasta’iinuhu wa nastaghfiruhu wa na’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa wa min sayyiaati a’maalinaa mayyahdihillaahu falaa mudhillalahu wa mayyudhlilfalaa haadiyalahu
2. Rukun Kedua: Shalawat kepada Nabi SAW
Shalawat kepada nabi Muhammad SAW harus dilafadzkan dengan jelas, paling tidak ada kata shalawat. Misalnya ushalli ‘ala Muhammad, atau as-shalatu ‘ala Muhammad, atau ana mushallai ala Muhammad.
Contoh bacaan:
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
Allahumma sholli wa sallam ‘alaa muhammadin wa ‘alaa alihii wa ash haabihi wa man tabi’ahum bi ihsaani ilaa yaumiddiin.
3. Rukun Ketiga: Washiyat untuk Taqwa
Yang dimaksud dengan washiyat ini adalah perintah atau ajakan atau anjuran untuk bertakwa atau takut kepada Allah SWT. Dan menurut Az-Zayadi, washiyat ini adalah perintah untuk mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Sedangkan menurut Ibnu Hajar, cukup dengan ajakan untuk mengerjakan perintah Allah. Sedangkan menurut Ar-Ramli, washiyat itu harus berbentuk seruan kepada ketaatan kepada Allah.
Lafadznya sendiri bisa lebih bebas. Misalnya dalam bentuk kalimat: “takutlah kalian kepada Allah”. Atau kalimat: “marilah kita bertaqwa dan menjadi hamba yang taat”.
Contoh bacaan:
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
yaa ayyuhalladziina aamanuu ittaqullaaha haqqa tuqaatihi wa laa tamuutunna ilaa wa antum muslimuun
Ketiga rukun di atas harus terdapat dalam kedua khutbah Jumat itu.
4. Rukun Keempat: Membaca ayat Al-Quran pada salah satunya
Minimal satu kalimat dari ayat Al-Quran yang mengandung makna lengkap. Bukan sekedar potongan yang belum lengkap pengertiannya. Maka tidak dikatakan sebagai pembacaan Al-Quran bila sekedar mengucapkan lafadz: “tsumma nazhar”.
Tentang tema ayatnya bebas saja, tidak ada ketentuan harus ayat tentang perintah atau larangan atau hukum. Boleh juga ayat Quran tentang kisah umat terdahulu dan lainnya.
Contoh bacaan:
فَاسْتبَقُِوا اْلخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونوُا يَأْتِ بِكُمُ اللهُ جَمِيعًا إِنَّ اللهَ عَلىَ كُلِّ شَئٍ قَدِيرٌ
Fastabiqul khairooti ayna maa takuunuu ya’ tinikumullahu jamii’an innallaaha ‘alaa kulli syaiin qodiiru (QS. Al-Baqarah, 2 : 148)
أَمّا بَعْدُ
ammaa ba’du..
Selanjutnya berwasiat untuk diri sendiri dan jamaah agar selalu dan meningkatkan taqwa kepada Allah SWT, lalu mulai berkhutbah sesuai topiknya.
Memanggil jamaah bisa dengan panggilan ayyuhal muslimun, atau ma’asyiral muslimin rahimakumullah, atau “sidang jum’at yang dirahmati Allah”.
……. isi khutbah pertama ………
Setelah di itu menutup khutbah pertama dengan do’a untuk seluruh kaum muslimin dan muslimat.
Contoh bacaan:
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
barakallahu lii wa lakum fill qur’aanil azhiim wa nafa’nii wa iyyaakum bima fiihi minal aayaati wa dzikril hakiim. Aquulu qowlii hadzaa wa astaghfirullaaha lii wa lakum wa lisaa iril muslimiina min kulli danbin fastaghfiruuhu innahu huwal ghafuurur rahiimu.
Lalu duduk sebentar untuk memberi kesempatan jamaah jum’at untuk beristighfar dan membaca shalawat secara perlahan.
Setelah itu, khatib kembali naik mimbar untuk memulai khutbah kedua. Dilakukan dengan diawali dengan bacaaan hamdallah dan diikuti dengan shalawat.
Contoh bacaan:
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَلِيُّ الصَّالِحِينَ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا خَاتَمُ الأَنْْْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِينَ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ., أَمَّابعد,
Innal hamdalillahi robbal’aalamiin wa asyhadu an laa ilaaha illahllaahu wa liyyash shalihiina wa asyhadu anna muhammadan khaatamul anbiyaai wal mursaliina allahumma shalli ‘alaa muhammadan wa ‘alaa aali muhammadin kamaa shollayta ‘alaa ibroohiima wa ‘alaa alii ibroohiim, innaka hamiidum majiid.Wa barok ‘alaa muhammadin wa ‘alaa aali muhammadin kamaa baarokta ‘alaa ibroohiima wa ‘alaa alii ibroohiim, innaka hamiidum majiid.
Ammaa ba’ad..
Selanjutnya di isi dengan khutbah baik berupa ringkasan, maupun hal-hal terkait dengan tema/isi khutbah pada khutbah pertama yang berupa washiyat taqwa.
……. isi khutbah kedua ………
5. Rukun Kelima: Doa untuk umat Islam di khutbah kedua
Pada bagian akhir, khatib harus mengucapkan lafaz yang doa yang intinya meminta kepada Allah kebaikan untuk umat Islam. Misalnya kalimat: Allahummaghfir lil muslimin wal muslimat . Atau kalimat Allahumma ajirna minannar .
Contoh bacaan do’a penutup:
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلََى اّلذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. والحمد لله رب العالمين.
Allahummagh fir lilmuslimiina wal muslimaati, wal mu’miniina wal mu’minaatil ahyaa’I minhum wal amwaati, innaka samii’un qoriibun muhiibud da’waati.
Robbanaa laa tuaakhidznaa in nasiinaa aw akhtho’naa. Robbanaa walaa tahmil ‘alaynaa ishron kamaa halamtahuu ‘alalladziina min qoblinaa.Robbana walaa tuhammilnaa maa laa thooqotalanaa bihi, wa’fua ‘annaa wagh fir lanaa war hamnaa anta maw laanaa fanshurnaa ‘alal qowmil kaafiriina.
Robbana ‘aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil aakhiroti hasanah wa qinaa ‘adzaabannaar. Walhamdulillaahi robbil ‘aalamiin.
Selanjutnya khatib turun dari mimbar yang langsung diikuti dengan iqamat untuk memulai shalat jum’at. Shalat jum’at dapat dilakukan dengan membaca surat al a’laa dan al ghasyiyyah, atau surat bisa juga surat al jum’ah, al kahfi atau yang lainnya.
Konsep Al-Qur'an tentang Kepemimpinan
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim".
A. Latar Belakang
Perihal mengenai kepemimpinan dalam Islam merupakan suatu wacana yang selalu menarik untuk didiskusikan. Wacana kepemimpinan dalam Islam ini sudah ada dan berkembang, tepatnya pasca Rasulullah SAW wafat. Wacana kepemimpinan ini timbul karena sudah tidak ada lagi Rasul atau nabi setelah Nabi Muhammad SAW wafat.
Dalam firman Allah SWT dikatakan bahwa Al-qur’an itu sudah bersifat final dan tidak dapat diubah-ubah lagi. Sehingga Rasulullah SAW adalah pembawa risalah terakhir dan penyempurna dari risalah-risalah sebelumnya.
“ Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-qur’an) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tak ada yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya.”(Q.S Al-An’am:115).
Tidaklah mungkin akan ada seorang nabi baru setelah Rasulullah SAW. Karena ketika ada seorang nabi baru setelah Rasulullah SAW maka akan ada suatu risalah baru sebagai penyempurna dari risalah sebelumnya, sehingga artinya Al-qur’an tidaklah sempurna dan Allah menjadi tidak konsisten terhadap pernyataannya yang ia sebutkan dalam ayat di atas.
Kepemimpinan dalam konsep Al-Qur’an disebutkan dengan istilah Imamah, pemimpin dengan istilah imam. Al-Qur’an mengkaitkan kepemimpinan dengan hidayah dan pemberian petunjuk pada kebenaran. Seorang pemimpin tidak boleh melakukan kezaliman, dan tidak pernah melakukan kezaliman dalam segala tingkat kezaliman: kezaliman dalam keilmuan dan perbuatan, kezaliman dalam mengambil keputusan dan aplikasinya.
Seorang pemimpin harus mengatahui keadaan umatnya, merasakan langsung penderitaan mereka. Seorang pemimpin harus melebihi umatnya dalam segala hal: keilmuan dan perbuatan, pengabdian dan ibadah, keberanian dan keutamaan, sifat dan prilaku, dan lainnya.
Al-Qur’an menjelaskan bahwa seorang pemimpin tidak pantas mendapat petunjuk dari umatnya, seorang pemimpin harus berpengetahuan dan memperoleh petunjuk sebelum umatnya. Bahkan Al-Qur’an menegaskan seorang pemimpin harus mendapat petunjuk langsung dari Allah swt, tidak boleh mendapat petunjuk dari orang lain atau umatnya.
Pemimpin dalam pandangan Al-Qur’an sebenarnya adalah pilihan Allah swt, bukan pilihan dan kesepakatan manusia sebagaimana yang dipahami dan dijadikan pijakan oleh umumnya umat Islam. Pilihan manusia membuka pintu yang lebar untuk memasuki kesalahan dan kezaliman. Selain itu, kesepakatan manusia tidak menutup kemungkinan bersepakat pada perbuatan dosa, kemaksiatan dan kezaliman. Hal ini telah banyak terbukti dalam sepanjang sejarah manusia.[1]
Akan tetapi dalam hal ini akan kami kaji tentang konsep kepemimpinan yang dijanjikan ( diamanatkan kepada Nabi Ibrahim ) oleh Alloh SWT tepatnya sebelum masa Nabi Muhammad SAW, kita mengetahui bahwa Nabi Ibrahim adalah Nabi yang mendapat cobaan dari Alloh yang sangat berat dengan berbagai macam, di balik itu semua ternyata Nabi Ibrahim dengan kesempurnaannya dapat melalui cobaan tersebut. Yang mana dijelaskan dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 124.
Berangkat dari beberapa keeterangan di atas, kami akan membahas lebih jauh tentang surat Al Baqarah ayat 124 tersebut. Dengan beberapa rumusan masalah sebagai berikut, bagaimana kandungan surat Al Baqoroh ayat 124? Apa yang melatar belakangi turunnya ayat tersebut? Bagaimana implikasi dari ayat tersebut terhadap pendidikan? Dan apa pesan moral yang terkandung dalam ayat tersebut?
B. Asbabun Nuzul
Dalam Tafsir Al-Mizan karya Allamah Thabathaba’i juz 1 hal. 273, diriwayatkan bahwa Imam Ja’far Ash-Shadiq as berkata :
“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menerima Nabi Ibrahim as sebagai seorang hamba sebelum Dia mengangkatnya menjadi seorang mabi, mengangkatnya menjadi nabi sebelum Dia memilihnya menjadi rasul, mengangkatnya menjadi rasul sebelum Ia menjadikannya sebagai kekasih-Nya (Khalilullah), dan menjadikannya sebagai khalilullah sebelum mengangkatnya menjadi seorang imam. Dan setelah Allah menganugerahkan semua itu kepadanya, Dia berfirman: “Sungguh Aku telah mengangkatmu menjadi imam bagi seluruh manusia”. Karena imamah itu sangat agung baginya, maka beliau memohon kepada Allah: “Dan dari keturunanku juga!”. Kemudian Allah menjawab: “Janjiku ini (imamah) tidak akan dapat digapai oleh orang-orang yang zalim”. Selanjutnya Imam Ja’far berkata: “Orang yang bodoh tidak akan menjadi imam bagi orang yang bertakwa”.
Allamah Thabathaba’i mengatakan berdasarkan riwayat di atas, yang dimaksud dengan “Kalimat” dalam ayat ini adalah imamah Nabi Ibrahim as, Ishak dan keturunannya yang kemudian ia menyempurnakannya dengan imamah Muhammad SAW dan para imam Ahlul Bayt a.s dari keturunan Nabi Ismail as Kemudian Allah memperjelas persoalan ini dengan firman-Nya: “Sungguh Aku akan menjadikan kamu imam bagi seluruh manusia.”
Allah menguji Nabi Ibrahim dengan berbagai macam ujian, dimana ujian yang diberikan kepada beliau. Sebagai seorang Nabi, ujian yang diberikan kepada beliau tidaklah ringan. Misalnya perintah untuk menyembelih anaknya. Padahal sudah bertahun-tahun beliau menginginkan anak, dan Allah mengabulkan permintaan beliau ketika usianya sudah lanjut. Maka betapa sulit kita bayangkan beratnya ujian yang beliau hadapi ketika anak yang sangat disayanginya masih muda belia tiba-tiba diminta untuk disembelih.
Biasanya memang kalau kita menyenangi sesuatu ,maka Allah akan menguji apakah kesenangan terhadap sesuatu itu melengahkan ingatnya kepada Allah. Tentu saja memang kualitas ujian berbeda antara satu orang dengan yang lainnya. Jika kita menyukai sesuatu dengan berlebihan maka Allah pasti akan menguji.
Begitu pula ujian bagi Nabi Ibrahim saat ia diusir oleh bapaknya. Ia tidak lagi diakui anak oleh Azar sang bapak. Begitu pula saat ia menghadapi raja Namrudz. Semua berhala ia hancurkan dengan tangannya, kecuali yang paling besar. Dengan menyisakan patung yang paling besar, ia bermaksud untuk menyadarkan masyarakatnya melalui nalar mereka. Dalam AlQur'an juga memberitakan perjalanan Nabi Ibrahim dalam menemukan Tuhan yang pantas disembah dengan melihat jagad raya ini hingga ia mengagumi bulan, matahari dan sebagainya dan akhirnya ia menemukan bahwa hanya Allah lah Dzat yang pantas untuk disembah. Ia berkesimpulan bahwa semua benda-benda yang ia temukan tadi akan hancur dan lenyap, dan ada Dzat yang tidak hancur dan lenyap yakni Allah SWT.
Begitu pula ujian yang ia terima untuk membangun Ka'bah dan meninggalkan istrinya, Hajar, sendirian di tanah yang tandus Makkah bersama anaknya, Ismail. Padahal saat itu ia berdomisili di Syiria. Nabi Ibrahim menjenguk anak istrinya ini hanya 3,5 tahun sekali, akibat jaraknya yang jauh. Ia betul-betul luarbiasa dalam bertawakkal kepada Allah SWT.
C. Kedudukan Ayat Al-Baqarah ayat 124
Menurut Ibnu al-Hashshar, sebagaimana dikemukakan oleh al-Suyuthi, bahwa surah Al-Baqarah termasuk surah yang berjenis Madaniyyah. Adapun ciri-cirinya, yaitu :
1. Isi surah berkenaan dengan masalah-masalah Tauhid ( Ketuhanan ), seperti tindakan Nabi Ibrahim yang mencari Tuhan (Alloh), Pada surah Al-Baqarah ayat 124 menunjukkan kisah Nabi Ibrahim As, yang diberi kepercayaan dari Alloh untuk menjadi pemimpin.
2. Arah pembicaraan ditunjukkan kepada seluruh umat manusia baik mukmin maupun kafir,kecuali orang-orang yang zalim.
Pada surah Al-Baqarah ayat 124 disebutkan bahwa ayat ini ditunjukkan kepada seluruh umat manusia, kecuali orang-orang yang zalim.
Hal ini juga berkaitan dengan klasifikasi ayat-ayat dan surah-surah al-qur’an, yang mempunyai beberapa Dasar, diantaranya[2] :
a. Dasar mayoritas, yaitu suatu surah yang apabila ayatnya panjang-panjang, maka merupakan salah satu cirri dari surah Madaniyah. Sebaliknya, bila ayatnya pendek-pendek, maka salah satu cirri dari surah Makiyyah. Seperti contoh pada surat al Baqarah yang dimulai ayat 1-286.
b. Dasar Kontinuitas, yakni apabila permulaan dari sesuatu surah diawali dengan ayat-ayat Makkiyyah dan menampilkan tentang ketauhidan , maka surah-surah yang demikian dikategorikan sebagai surah Makkiyyah. Begitu pula sebaliknya, bila awal dari sesutu surah menampilkan masalah-masalah Hukum, maka ia disebut sebagai surah Madaniyyah.
Surat makkiyyah menunjukan cerita-cerita para Nabi dan umat umat terdahulu, baik menyangkut kejayaan maupun kehancuran (khususnya bagi umat umat itu). Dalam surat Al Baqarah 124 ini menunjukan kisah Nabi Ibrahim tentang kepemimpinanya untuk mengajarkan Ketahuidan kepada umatnya dan umat setelahnya.
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji[87] Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia".
D. Munasabah Ayat
Pada munasabah ayat menjelaskan tentang ayat-ayat yang masih mempunyai keterkaitan dari segi makna dengan QS Al Baqarah ayat 124. Disini disebutkan beberapa ayat yang masih mempuyai keterkaitan makna akni ayat yang membahas tentang kepemimpinan dalam Al Qur’an, diantaranya:
Q.S An Naml ayat 62
Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? amat sedikitlah kamu mengingati(Nya)(62).
Q.S Al An’am ayat 165
Dan dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang(165).
Berdasarkan keterangan ayat di atas Allah menjadikan manusia sebagai Khalifah (pemimpin), sebagaimana Nabi Ibrahim yang di tunjuk oleh Allah untuk mengajarkan Ketauhidan kepada umatnya dan umat yang setelahnya.
E. Grand Theory
1. Pengertian Kepemimpinan
Ø Secara Umum
Pemimpin (imam) adalah seseorang yang ditunjuk untuk memiliki tanggungjawab memimpin oleh karena kodrat alamiahnya sebagai Manusia.[3]
Kepemimpinan menurut Kreiner adalah proses mempengaruhi orang lain yang mana seorang pemimpin mengajak anak buahnya secara sukarela berpartisipasi guna mencapai tujuan organisasi.[4]
Kepemimpinan merupakan satu ’seni’ yang mengarah kepada suatu proses untuk menggerakkan sekumpulan manusia menuju ke suatu tujuan yang telah ditetapkan dengan mendorong mereka bertindak dengan cara yang tidak memaksa yakni karena mereka mau melakukannya.
1) Fenomena kepimpinan dapat dijelaskan melalui konsep-konsep dasar berikut: Kepimpinan adalah suatu daya yang mengalir dengan cara yang tidak diketahui antara pemimpin dengan pengikutnya, mendorong para pengikut supaya mengerahkan tenaga secara teratur menuju sasaran yang dirumuskan dan disepakati bersama. Bekerja menuju sasaran dan pencapaiannya memberikan kepuasan bagi pemimpin dan pengikutnya.
2) Kepimpinan juga mewarnai dan diwarnai oleh media, lingkungan, pengaruh dan iklim di mana dia berfungsi. Kepimpinan tidak bekerja dalam ruangan yang hampa, tetapi suasana yang diciptakan oleh pelbagai unsur.
3) Kepimpinan sentiasa aktif, namun boleh berubah-ubah darjatnya, kepentingannya dan keluasan tujuannya. Kepimpinan itu bersifat dinamik.
4) Kepimpinan bekerja menurut prinsip, methodologi dan matlamat yang pasti dan tetap. [5]
Ø Secara Islam
Kepemimpinan dalam Al-Qur’an disebutkan dengan istilah Imamah, pemimpin dengan istilah imam. Al-Qur’an mengkaitkan kepemimpinan dengan hidayah dan pemberian petunjuk pada kebenaran. Seorang pemimpin tidak boleh melakukan kezaliman, dan tidak pernah melakukan kezaliman dalam segala tingkat kezaliman: kezaliman dalam keilmuan dan perbuatan, kezaliman dalam mengambil keputusan dan aplikasinya.[6]
2. Ciri-ciri Pemimipinan Menurut Islam
Pemimpin dalam islam mempunyai beberapa ciri-ciri, diantaranya :
a. Niat yang ikhlas
b. Laki-laki
c. Tidak meminta jabatan
d. Berpegang dan konsistan pada hukum Allah
e. Memutuskan perkara dengan adil
f. Senentiasa ada ketika diperlukan
g. Menasehati rakyat
h. Tidak menerima hadiah
i. Mencari pemimpin yang baik
j. Lemah lembut
k. Tidak meragukan rakyat
l. Terbuka untuk menerima idea dan kritikan[7]
3. Substansi Tafsir
Ujian-ujian yang dialami oleh Nabi Ibrahim
"Dan (ingatlah) tatkala telah diuji Ibrahim aleh TuhanNya dengan berapa kalimat.
Tidak dijelaskan dalam ayat ini, apa makna kalimat-kalimat itu, tidak diketahui juga melalui ayat-ayat ini dan atau melalui sunnah yang shahih, bagaimana Allah mengujinya.memang ada sejumlah pendapat tentang jenis ujian-ujian tersebut ada yang menyebutkan sepuluh macam ujian. [8]
Dalam buku terjemahan dari Khawatir Qur’aniyah dijelaskan ujian dari Nabi Ibrahim As. adalah beliau diuji dengan penentangan ayahnya, penentangan kaumnya, di lemparkan ke dalam api, meninggalkan anak dan istri di gurun, menyembelih anak.[9]
Ujian-ujian tersebut juga dijelaskan dalam QS. At Taubah ayat 112
QS. Al-Ahzab ayat 35
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin[1218], laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar (35).
4. Teori Kepemimpinan
Beberapa teori tentang kepemimpinan
Ø Teori Traits
Teori ini menyatakan bahwa efektivitas kepemimpinan tergantung pada karakter pemimpinnya. Sifat-sifat yang dimiliki antara lain kepribadian, keunggulan fisik, dan kemampuan sosial.
Ø Teori Kharismatik
Teori kepemimpinan karismatik dari House menekankan kepada identifikasi pribadi, pembangkitan motivasi oleh pemimpin dan pengaruh pemimpin terhadap tujuan- tujuan dan rasa percaya diri para pengikut. Teori atribusi tentang karisma lebih menekankan kepada identifikasi pribadi sebagai proses utama mempengaruhi dan internalisasi sebagai proses sekunder. Teori konsep diri sendiri menekankan internalisasi nilai, identifikasi sosial dan pengaruh pimpinan terhadap kemampuan diri dengan hanya memberi peran yang sedikit terhadap identifikasi pribadi. Sementara itu, teori penularan sosial menjelaskan bahwa perilaku para pengikut dipengaruhi oleh pemimpin tersebut mungkin melalui identifikasi pribadi dan para pengikut lainnya dipengaruhi melalui proses penularan sosial. Pada sisi lain, penjelasan psikoanalitis tentang karisma memberikan kejelasan kepada kita bahwa pengaruh dari pemimpin berasal dari identifikasi pribadi dengan pemimpin tersebut.
Karisma merupakan sebuah fenomena. Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan oleh seorang pemimpin karismatik untuk merutinisasi karisma walaupun sukar untuk dilaksanakan. Kepemimpinan karismatik memiliki dampak positif maupun negatif terhadap para pengikut dan organisasi.[10]
5. Implikasi Ayat Terhadap Teori Kepemimpinan
Bahwasanya dalam surat Al Baqarah ayat 124 mengisyaratkan bahwa kepemimpinan dan keteladanan harus berdasarkan keimanan dan ketaqwaan, pengetahuan dan keberhasilan dalam aneka ujian. Karena itu kepemimpinan tidak akan dapat dianugerahkan oleh Allah kepada orang-orang yang zalim, yakni yang berlaku aniaya.
Dalam surat ini menjelaskan salah satu perbedaan yang menunjukkan ciri pandangan islam tentang kepemimpinan dengan pandangan-pandangan yang lain. Islam menilai bahwa kepemimpinan bukan hanya sekedar kontrak sosial, yang melahirkan janji dari pemimpin untuk melayani yang dipimpin sesuai kesepakatan bersama, serta ketaatan dari yang dipimpin kepada pemimpin, tetapi juga harus terjalin hubungan harmonis antara yang diberi wewenang memimpin dengan Tuhan. Yaitu berupa janjin untuk menjalankan kepemimpinan sesuai dengan nilai-nilai yang diamanatkan-Nya. Ÿ
(janjiku tidak mendapatkan orang-orang yang zalim), menunjukkan bahwa perolehan kepemimpinan lebih banyak merupakan anugerah, bukan upaya manusia. itulah sebabnya ayat tersebut menyatakan “janjiku tidak mendapatkan orang-orang yang zalim”, dalam arti bahwa mereka yang aktif mencari kedudukan , tetapi justru “janji” yang menjadi pelaku (subyek). Janji itu yang tidak menemui atau mendapatkan mereka.[11]
Dari penafsiran QS Al Baqarah ayat 124 bila dihubungkan dengan teori Traits yang beranggapan bahwa kepemimpinan tergantung pada karakter pemimpinnya. Sifat-sifat yang dimiliki antara lain kepribadian, keunggulan fisik, dan kemampuan sosial.
(janjiku tidak mendapatkan orang-orang yang zalim). Dalam ayat ini jelas diterangkan bahwa kepemimpinan dalam islam lebih kepada anugerah bukan kepada upaya manusia. Dan tidak mungkin Allah memilih seorang yang zalim sebagai seorang pemimpin. Maka hal itu sejalan dengan teori traits yang beranggapan kepemimpinan tergantung pada karakter pemimpin. Karakter pemimpin haruslah baik yang meliputi aspek kepribadian dan kemapuan sosial. Kepribadian yang dimiliki seorang pemimpin yang dimaksud tentunya tidak zalim seperti yang tercantum dalam QS Al Baqarah ayat 124.
Ayat ini juga di dukung dengan teori kepemimpinan kharismatik dari House menekankan kepada identifikasi pribadi, pembangkitan motivasi oleh pemimpin dan pengaruh pemimpin terhadap tujuan- tujuan dan rasa percaya diri para pengikut. Identifikasi pribadi disini dapat diartikan pengetahuan yang dimiliki seorang pemimpin, keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
F. Pesan Moral
Dari penjelasan surat AL-Baqarah ayat 124 diatas dapat kita ambil pelajaran:
a) Sebagai seorang pemimpin harus rela berkorban baik secara lahir maupun batin.
b) Untuk menjadi pemimpin yang baik harus tabah dan sabar menahan cobaan dan ujian yang menghadang.
c) Seorang pemimpin harus aktif yakni mengetahui keadaan umat dan merasakan langsung penderitaan rakyatnya., dan seorang pemimpin harus melebihi umatnya dalam segala hal (keilmuan dan perbuatan, pengabdian dan ibadah, keberanian dan keutamaan, sifat dan perilaku, dan aspek lainnya).
d) Orang yang zalim tidak akan dijadikan pemimpin.
DAFTAR PUSTAKA
Shihab, Quraish, Tafsir Al Misbah, Jakarta: Lentara Hati.2004
Khawatir Qur’aniyah: nazrat Fi Ahdaf suwar Al Qur’an, diterjemahkan oleh Khalid Amru,Pesona Al-qur’an dalam merantai surah dan ayat . Jatiwaringin : SAHARA publishers.2006
Usman, Ulumul Qur’an Cet. I Yogyakarta : Teras.2009
http://community.siutao.com/showthread.php/1684-Leadership-Teori-Kepemimpinan"
http://cahyaiman.wordpress.com/2010/04/16/kepemimpinan-dalam-perspektif-islam/
"http://syamsuri149.wordpress.com/2008/05/28/kepemimpinan-menurut-al-qur%e2%80%99an/" \o
Asbabun Nuzul Surah Al-Baqarah : 124
[1] "http://syamsuri149.wordpress.com/2008/05/28/kepemimpinan-menurut-al-qur%e2%80%99an/" \o
[2] Usman, Ulumul Qur’an Cet. I (Yogyakarta : Teras,2009), 201-202.
[3] http://cahyaiman.wordpress.com/2010/04/16/kepemimpinan-dalam-perspektif-islam/
[4] http://community.siutao.com/showthread.php/1684-Leadership-Teori-Kepemimpinan
[5] http://www.iluvislam.com/v1/readarticle.php?article_id=1433
[6] http://tafsirtematis.wordpress.com
[7] http://www.facebook.com/notes/baitul-izzah/ciri-ciri-pemimpin-menurut-islam/175457053567
[8] Quraish Shihab,Tafsir Al Misbah(Jakarta,Lentara Hati,2004),302
[9] Khawatir Qur’aniyah: nazrat Fi Ahdaf suwar Al Qur’an, diterjemahkan oleh Khalid Amru,Pesona Al-qur’an dalam merantai surah dan ayat (Jatiwaringin,SAHARA publishers,2006),26
[10] http://community.siutao.com/showthread.php/1684-Leadership-Teori-Kepemimpinan
[11] Ibid,302-303