(Abnaul Husna Putri Groub)
Islam adalah agama yang rahmatan lil 'alamin. sejak Islam dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Islam adalah agama yang modern dan maju. akan tetapi sekarang Islam menjadi agama berada dalam kemunduran, artinya masih berada dibawah negara adidaya dan bahkan kalah dengan negara kecil seperti china yang mempunya peradaban yang tinggi. oleh karena, umat Islam sendiri yang menjadi penyebab kemunduran itu. ada beberapa penyebab kemunduran umat Islam yang dikemudkan oleh syekh syakib arsalan:
1. kebodohan yang menyakibatkan tidak dapat membedakan antara yang haq dan batil
2. berpengetahuan tanggung, yang bahayanya lebih buruk daripada kebodohan.
3. kebejatan moral dan kerusakan budi pekerti para tokoh dan pimpinan
4. adanya ulama yang lebih suka mendekatkan kepada para penguasa yang hidup mewah dan bersenang-senang.
5. sifat penakut dan pengecut, padahal generasi sebelumnya adalah umat yang terkenal pemberani dan tidak takut mati.
6. adanya sikap jumud (stagnan) yang mempunyai banyak implikasi bagi umat, misalnya membuka peluang bagi musuh untuk memerangi kemajuan Islam, menyebabkan maraknya kemiskinan, menghambat kemajuan di bidang pengetahuan duniawi, tenggelam dan surutnya referensi Islam sejati (al qur’an dan hadis) membuka peluang lahirnya muslim yang anti islam, menghancurkan islam dengan dalil al qur’an dan hadis, denngan fakta yang diputarbalikan menurut keinginan hawa nafsu-nya, lalu menjadi hujah bagi musuh islam untuk menghantam islam.
(Syekh Syakib Arsalan, limadza ta’akhkhara al-muslimuun wa taqaddama ghairuhum, 1976)
This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Minggu, 13 Januari 2013
Sabtu, 12 Januari 2013
Pesan Hati di Hari Ahad
Dalam satu minggu, hari Ahad adalah hari yang paling istimewa bagi kami. karena pada pada hari ini kami bisa mengerjakan beberapa hal yang bermanfaat disamping sebagai hari refreshing selama satu minggu kerja di kantor dan di sekolah.
lalu bagaimana dengan anda ? mungkin hal yang sama sesungguhnya dapat dilakukan oleh orang lain dan untuk kita juga dapat melaksanakannya.
Jumat, 27 Juli 2012
Khutbah Jum'at: Puasa dan Kesabaran
الحمد لله الذي فضل شهر رمضان على سائر الشهور، وجعله موسما للمنافسة في الخيرات، والتجارة التي لن تبور. وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له الرحيم الرحمن، الذي خصَّ شهر رمضان بإنزال القرآن، هدى للناس وبينات من الهدى والفرقان.
وصلى الله وسلم على عبد الله ورسوله، نبينا محمد الذي لا خير إلا دلّ الأمة عليه وسبقها إليه، ولا شر إلا حذرها منه وكان أبعدها عنه. ورضي الله على آل بيته الطيبين الطاهرين، وصحابته الأئمة المهديين، والتابعين لهم لإحسان إلى يوم الدين.
أما بعد :
Firman Allah SWT. Dalam Surah AL Baqarah ayat 183 :
ياايهاالدين امنوا كتب عليكم الصيام كما كتب علي الدين من قبلكم لعلكم تتقون
Artinya :“Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa” (QS.2 : 183)
Tidak terasa bulan Ramadhan telah berada didepan mata kita, terasa bahagia terdetik dalam sanubari menyambut dan menjalaninya. Seakan terdengar di telinga kita sabda Rasulullah SAW yang memberikan kabar gembira bagi orang yang hatinya gembira dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan :
من فرح بدخول رمضان حرمه الله جسده علي النيران
Artinya : ”Barangsiapa gembira dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan, maka Allah akan haramkan diri dari jilatan api neraka”.
Hadirin yang berbahagia !
Ramadhan identik dengan menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa tersebut. Oleh karena itu dikenal dengan istilah ”Imsak”. Dalam istilah syar’i menahan diri itu disebut dengan istilah ”sabar”. Puasa dan kesabaran merupakan dua hal yang mesti ada dalam kegiatan bulan ramadhan.
Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda :
الصبر نصف الإيمان والصوم نصف الصبر
Artinya : ”Kesabaran itu separo dari iman dan puasa itu separo dari kesabaran”.
Hadirin yang terhormat !
Ketika orang berpuasa, maka segala sesuatu yang membatalkan harus dihindari, seperti makan, minum dan hubungan suami istri. Maka saat itu kesabaran harus ditanamkan dalam diri kita yang sedang berpuasa. Dan sangat tepat sekali dikatakan bagi orang yang sedang berpuasa keimanan menjadi pondasi penting dalam pelaksanaannya. Ini merupakan inti dari ibadah puasa itu, dan panggilan kewajiban berpuasa hanya bagi orang yang beriman. Dalam artinya hanya bagi orang yang mempunyai keimanan dapat melaksanakan ibadah puasa.
Hadirin yang berbahagia !
Kesabaran dalam agama Islam dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu : pertama, sabar dalam beribadah. Kedua; sabar dalam menghindari kemaksiatan. Ketiga; sabar dalam mendapatkan musibah dan ujian.
Hadirin yang terhormat !
Disebutkan dalam kitab ”Hikmatut Tasyri’ wafalsafatuhu” tentang hikmah dari pada puasa itu yang maksudnya saja : Bukanlah puasa itu – hanya sekedar melaparkan diri disiang hari-melainkan maksudnya agar tahu bagaimana rasanya orang lapar- bagaimana sedihnya orang yang menderita kemiskinan – yang akhirnya yang timbullah rasa kasian kepada si miskin-ingin menolong kepada si miskin.
Tetapi saudara-saudara- bukan hanya sekadar agar manusia mengenal kepada si miskin saja- nanum dibalik itu-tersembunyi hikmah yang telah luhur da suci-ialah agar supaya manusia jangan diperbudak oleh kemauan perut-oleh hawa nafsu-yang menjerumuskannya kejurang kehinaan-yang semuanya itu – bersumber pada perut- tegas- jangan sampai manusia hidupnya menjadi ”Abdul Buthun” menjadi ( hamba perut) ”. – yang sangat memuja-muja kepada kehendak perut- sehingga tidak ada lain cita-citanya dalam hidup kecuali ingin makan—sekali lagi – makan.
Makan terus sampai sepenuh-sepenuhnya-sehingga tidak dapat mengerem perutnya sendirinya- suka berlebih-kebihan dalam makan dan minum tanpa mengukur kekuatannya sendiri- sehingga melampaui batas .
Padahal Allah telah berfirman :
كلوا واشربوا ولا تسرفوا ان الله لا يحب المسرفين
“Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al A’raf : 31)
Hadirin yang terhormat !
Dengan ibadah puasa ini Allah mendidik manusia untuk melenyapkan sifat rakus dan tamak jadi yang melekat pada jiwanya- agar supaya menjadi “Hamba Allah” bukan hamba perut atau sejenisnya- shingga hidupnya berguna bagi diri-berguna bagi masyarakat, nusa, bangsa dan agama-bahagia di dunia dan di akhirat.
Sehingga sanggup menguasai dorongan nafsunnya –dapat menekan nafsunya-tetapi dapat memegang teguh kesucian –kalau perlu , puasa dalam segala-galanya.
Hadirin yang terhormat !
Puasa dalam segala-galanya pada waktu-waktu yang tertent itulah yang sering disebut puasa yang paling sempurna. Dalam kitab “Barzanzi” bahwa nabi Muhammad SAW bersabda :
يعصي علي بطنه الحجر من الجوع . وقد اوتي مفاتح الخزاءن الارض
“Sering-sering mengganjal perutnya dengan batu karena lapar-padahal beliau memiliki kunci gedung keduniaan”.
Oleh karena itu, sebenarnya puasa itu, merupakan santapan rohani bagi jiwa yang lemah-merupakan rabuk bnagi rohani yang kurang subur. Untuk membasmi segala kutu-kutu –kuman-kuman – yang meyebabkan jiwanya menjadi sakit-dengan singkat-puasa itu untuk menyehatkan rohani manusia –sehingga membuathkan ‘Taqwallah” berbakti kepada Allah SWT.
Hadirin yang terhormat !
Inilah satu di antara beberapa hikmah yang terkandung dalam ajaran puasa itu – satu ini saja jika kita sadari maka akan kita akan yakin bahwa :
Bilamana puasa itu dilakkukan dengan sebaik-baiknya tentu akan menimbulkan rasa belas kasihan kepada si miskin membiasakan diri berdisiplin dalam seghala hal – tunduk kepada peraturan –tunduk kepada hukum-tanpa ada rasa tertekan.
Akhirnya- jiwa yang menjadi kuat-tabah, tahan uji menghadapi kesulitan-kesulitan dalam hidup. Marilah kita hadapi bulan ramadhan tahun ini dengan khusyu’ dengan rasa hormat menghormati demi kesucian agama- dengan khidmat dan ikhlas. Bolehlah kirannya bulan puasa itu kita ibaratkan –laksana suntikan yang manjur bagi jiwa yang sedang sakit –laksana suntikan yang dapat menyembuhkann hati yang sedang risau. Suntikan untuk memperkuat iman. Suntikan untuk membangun semangat berbakti kepada masyarakat-nusa, bangsa dan agama-berjiwa patriot.
Mudah-mudahan puasa kita selama ini diterima Allah swt. ’amalan mutaqabbala’ amal yang makmul indallah. Amin ya raabbal ’alamin.
---------------------------------------------------------
• Disaampaikan pada hari jum;at, 7 Ramadhan 1433 H/26 Juli 2012 M
• Dimasjid ”Syuhadaa” Lampihong kiri – Balangan Kalsel.
Minggu, 15 Juli 2012
Pemuda yang dicari
Tahun ini peringatan Sumpah Pemuda bertepatan dengan bulan dimana terjadinya sebuah perubahan, yakni bulan reshaful nya Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Sesuai dengan pidato Bapak Presiden bahwa sesungguhnya Kabinet ini dijuluki dengan “kabinet kerja”. Tepat sekali kiranya penamaan itu, karena sebuah bangsa yang besarnya memerlukan orang-orang yang mempunyai etos kerja yang tinggi, tidak terkecuali para menteri dan para pemuda di negeri ini.
Pemuda identik dengan kekuatan atau energy, maksudnya adalah tidak dikatakan pemuda yang sesungguhnya jika hanya bisa berpangku tangan mengulurkan tangan kepada orang lain, apalagi mengandalkan orangtuanya, bermalasan tanpa kerja sedikitpun. Padahal kerja apapun asalkan halal akan memberikan makna yang sangat berarti bagi dirinya, keluarganya bahkan bagi negeri ini.
Pada rubrik yang sama pada tahun yang lalu penulis mengungkapkan bahwa peringatan Sumpah Pemuda ini bukan hanya sekadar ceremonial belaka, artinya harus memberikan makna yang berarti bagi negeri ini. Hari ini Bangsa Indonesia mengharapkan pemuda-pemudi yang kreatif, inovatif dan mempunyai etos kerja yang tinggi.
“Syubbanul yaum rijalul gadi” (Pemuda sekarang adalah pemimpin masa depan) demikian kata-kata hikmah. Menjadi pemimpin masa depan, pemuda harus mempunyai etos kerja yang tinggi. Tidak ada pemimpin sekarang yang sukses tanpa perjuangan dimasa mudanya, demikian juga mencetak generasi yang berkualitas harus dimulai dari sekarang dan dipunggung pemuda pemudi harapan bangsa ini.
Hari ini di era globalisasi yang serba terbuka, persaingan perdagangan bebas yang semakin ketat baik pendidikan, industri dan lain-lain akan membuat bangsa ini akan terpuruk jika tidak mempunyai etos kerja yang tinggi. Pada kesempatan yang lalu sebuah TV swasta memberitakan petani-petani sayur di daerah Jawa terancam gulung tikar alias bangkrut disebabkan harga sayur lokal bersaing dengan harga sayur impor. Peranan generasi muda mempunyai andil yang sangat kompeten. Industri kreatif merupakan hal yang sangat penting dikembangkan, dan kualitas sesuatu menjadi sebuah tawaran yang menjadi pertimbangan. Banyaknya produk-produk impor akan menjadi akan pilihan konsumen, tentunya memberikan peluang baik bagi produk yang mempunyai kualitas dan mutu yang baik. Kesemuanya itu kualitas maupun mutu sebuah produk akan dihasilkan oleh orang-orang yang mempunyai etos kerja yang tinggi disamping profesionalisme. Etos kerja tentunya akan diperoleh dan didapat oleh pemuda-pemudi harapan bangsa ini.
Hari ini, sekali lagi tugas berat ditangan generasi muda untuk memajukan bangsa ini yang serba terpuruk dari persebakbolaan yang tidak masuk pra piala dunia sampai persoalan perpolitikan negeri ini. Mari bangkit pemuda pemudi wujudkan cita-cita besar pendahulu kita pada moment “Kongres Pemuda tahun 1928” yang lalu.
Jumat, 03 Februari 2012
Muliakan Diri Melalui Ajaran Islam
Islam adalah agama yang sempurna. Islam yang dibawa oleh Nabi Besar Muhammad saw. senantiasa memberikan kemuliakan dan kehormatan kepada pemeluknya dan kepada umat manusia semuanya.
Nabi Muhammad saw yang telah lahir pada hari senin tanggal 12 Rabiul awwal tahun Gajah ('aamal fiil) merupakan pembawa rahmat bagi sekalian alam.
ketika manusia ingin menjadi mulia tentunya harus berusaha menjadi mulia. Nabi Muhammad saw. memberikan kepada umat Islam ajaran yang teramat mulia, untuk menjadi manusia mulia.
ada empat hal yang memberikan kita menjadi mulia, yaitu: pertama, berikan nama yang baik. kedua, memberikan pelajaran menulis, memanah dan berenang. Ketiga, memberikan kesempatan untuk berkeluarga secepatnya. Keempat, menjadikan diri sebagai seorang yang benar-benar total self (diri yang totalitas) bukan separo-paro.
semoga kita dapat menngambil contoh teladan kepada Nabi Muhammad saw. agar menjadi diri yang mulia, dan memperbanyak shalawat atas beliau. Allahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad wa'ala ali sayyidina Muhammad.
Nabi Muhammad saw yang telah lahir pada hari senin tanggal 12 Rabiul awwal tahun Gajah ('aamal fiil) merupakan pembawa rahmat bagi sekalian alam.
ketika manusia ingin menjadi mulia tentunya harus berusaha menjadi mulia. Nabi Muhammad saw. memberikan kepada umat Islam ajaran yang teramat mulia, untuk menjadi manusia mulia.
ada empat hal yang memberikan kita menjadi mulia, yaitu: pertama, berikan nama yang baik. kedua, memberikan pelajaran menulis, memanah dan berenang. Ketiga, memberikan kesempatan untuk berkeluarga secepatnya. Keempat, menjadikan diri sebagai seorang yang benar-benar total self (diri yang totalitas) bukan separo-paro.
semoga kita dapat menngambil contoh teladan kepada Nabi Muhammad saw. agar menjadi diri yang mulia, dan memperbanyak shalawat atas beliau. Allahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad wa'ala ali sayyidina Muhammad.
Khutbah Jum'at: Reaktualisasi Fungsi Masjid
Oleh: Rahmadi
“Hanyalah yang memakmurkan Masjid-Masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS 9:18, At Taubah)
Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah swt.
PENGERTIAN MASJID
Masjid berarti tempat untuk bersujud. Secara terminologis diartikan sebagai tempat beribadah umat Islam, khususnya dalam menegakkan shalat. Masjid sering disebut Baitullah (rumah Allah), yaitu bangunan yang didirikan sebagai sarana mengabdi kepada Allah. Pada waktu hijrah dari Mekah ke Madinah ditemani shahabat beliau, Abu Bakar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati daerah Quba di sana beliau mendirikan Masjid pertama sejak masa kenabiannya, yaitu Masjid Quba (QS 9:108, At Taubah). Setelah di Madinah Rasulullah juga mendirikan Masjid, tempat umat Islam melaksanakan shalat berjama’ah dan melaksanakan aktivitas sosial lainnya. Pada perkembangannya disebut dengan Masjid Nabawi.
Fungsi Masjid paling utama adalah sebagai tempat melaksanakan ibadah shalat berjama’ah. Kalau kita perhatikan, shalat berjama’ah adalah merupakan salah satu ajaran Islam yang pokok, sunnah Nabi dalam pengertian muhaditsin, bukan fuqaha, yang bermakna perbuatan yang selalu dikerjakan beliau. Ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang shalat berjama’ah merupakan perintah yang benar-benar ditekankan kepada kaum muslimin.
Abdullah Ibn Mas’ud r.a. berkata: “Saya melihat semua kami (para shahabat) menghadiri jama’ah. Tiada yang ketinggalan menghadiri jama’ah, selain dari orang-orang munafiq yang telah nyata kemunafiqannya, dan sungguhlah sekarang di bawa ke Masjid dipegang lengannya oleh dua orang, seorang sebelah kanan, seorang sebelah kiri, sehingga didirikannya ke dalam shaff.” (HR: Al Jamaah selain Bukhory dan Turmudzy).
Ibnu Umar r.a. berkata: “Bersabdalah Rasulullah s.a.w.: “Shalat berjama’ah melebihi shalat sendiri dengan dua puluh tujuh derajad.” (HR: Bukhory dan Muslim).
Sebenarnya, inti dari memakmurkan Masjid adalah menegakkan shalat berjama’ah, yang merupakan salah satu syi’ar Islam terbesar. Sementara yang lain adalah pengembangannya. Shalat berjama’ah merupakan indikator utama keberhasilan kita dalam memakmurkan Masjid. Jadi keberhasilan dan kekurang-berhasilan kita dalam memakmurkan Masjid dapat diukur dengan seberapa jauh antusias umat dalam menegakkan shalat berjama’ah.
Meskipun fungsi utamanya sebagai tempat menegakkan shalat, namun Masjid bukanlah hanya tempat untuk melaksanakan shalat saja. Di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, selain dipergunakan untuk shalat, berdzikir dan beri'tikaf, Masjid bisa dipergunakan untuk kepentingan sosial. Misalnya, sebagai tempat belajar dan mengajarkan kebajikan (menuntut ilmu), merawat orang sakit, menyelesaikan hukum li'an dan lain sebagainya.
Dalam perjalanan sejarahnya, Masjid telah mengalami perkembangan yang pesat, baik dalam bentuk bangunan maupun fungsi dan perannya. Hampir dapat dikatakan, dimana ada komunitas muslim di situ ada Masjid. Memang umat Islam tidak bisa terlepas dari Masjid. Disamping menjadi tempat beribadah, Masjid telah menjadi sarana berkumpul, menuntut ilmu, bertukar pengalaman, pusat da’wah dan lain sebagainya.
Banyak Masjid didirikan umat Islam, baik Masjid umum, Masjid Sekolah, Masjid Kantor, Masjid Kampus maupun yang lainnya. Masjid didirikan untuk memenuhi hajat umat, khususnya kebutuhan spiritual, guna mendekatkan diri kepada Pencipta-nya. Tunduk dan patuh mengabdi kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Masjid menjadi tambatan hati, pelabuhan pengembaraan hidup dan energi kehidupan umat.
Utsman Ibn ‘Affan r.a. berkata: “Rasul s.a.w. bersabda: Barangsiapa mendirikan karena Allah suatu Masjid, niscaya Allah mendirikan untuknya seperti yang ia telah dirikan itu di Syurga.” (HR: Bukhori & Muslim).
BEBERAPA FUNGSI DAN PERAN MASJID
Masjid memiliki fungsi dan peran yang dominan dalam kehidupan umat Islam, beberapa di antaranya adalah:
1. Sebagai tempat beribadah.
Sesuai dengan namanya Masjid adalah tempat sujud, maka fungsi utamanya adalah sebagai tempat ibadah shalat. Sebagaimana diketahui bahwa makna ibadah di dalam Islam adalah luas menyangkut segala aktivitas kehidupan yang ditujukan untuk memperoleh ridla Allah, maka fungsi Masjid disamping sebagai tempat shalat juga sebagai tempat beribadah secara luas sesuai dengan ajaran Islam.
2. Sebagai tempat menuntut ilmu.
Masjid berfungsi sebagai tempat untuk belajar mengajar, khususnya ilmu agama yang merupakan fardlu ‘ain bagi umat Islam. Disamping itu juga ilmu-ilmu lain, baik ilmu alam, sosial, humaniora, keterampilan dan lain sebagainya dapat diajarkan di Masjid.
3. Sebagai tempat pembinaan jama’ah.
Dengan adanya umat Islam di sekitarnya, Masjid berperan dalam mengkoordinir mereka guna menyatukan potensi dan kepemimpinan umat. Selanjutnya umat yang terkoordinir secara rapi dalam organisasi Ta’mir Masjid dibina keimanan, ketaqwaan, ukhuwah imaniyah dan da’wah islamiyahnya. Sehingga Masjid menjadi basis umat Islam yang kokoh.
4. Sebagai pusat da’wah dan kebudayaan Islam.
Masjid merupakan jantung kehidupan umat Islam yang selalu berdenyut untuk menyebarluaskan da’wah islamiyah dan budaya islami. Di Masjid pula direncanakan, diorganisasi, dikaji, dilaksanakan dan dikembangkan da’wah dan kebudayaan Islam yang menyahuti kebutuhan masyarakat. Karena itu Masjid, berperan sebagai sentra aktivitas da’wah dan kebudayaan.
5. Sebagai pusat kaderisasi umat.
Sebagai tempat pembinaan jama’ah dan kepemimpinan umat, Masjid memerlukan aktivis yang berjuang menegakkan Islam secara istiqamah dan berkesinambungan. Patah tumbuh hilang berganti. Karena itu pembinaan kader perlu dipersiapkan dan dipusatkan di Masjid sejak mereka masih kecil sampai dewasa. Di antaranya dengan Taman Pendidikan Al Quraan (TPA), Remaja Masjid maupun Ta’mir Masjid beserta kegiatannya.
6. Sebagai basis Kebangkitan Umat Islam.
Abad ke-lima belas Hijriyah ini telah dicanangkan umat Islam sebagai abad kebangkitan Islam. Umat Islam yang sekian lama tertidur dan tertinggal dalam percaturan peradaban dunia berusaha untuk bangkit dengan berlandaskan nilai-nilai agamanya. Islam dikaji dan ditelaah dari berbagai aspek, baik ideologi, hukum, ekonomi, politik, budaya, sosial dan lain sebagainya. Setelah itu dicoba untuk diaplikasikan dan dikembangkan dalam kehidupan riil umat. Menafasi kehidupan dunia ini dengan nilai-nilai Islam. Proses islamisasi dalam segala aspek kehidupan secara arif bijaksana digulirkan.
Umat Islam berusaha untuk bangkit. Kebangkitan ini memerlukan peran Masjid sebagai basis perjuangan. Kebangkitan berawal dari Masjid menuju masyarakat secara luas. Karena itu upaya aktualisasi fungsi dan peran Masjid pada abad lima belas Hijriyah adalah sangat mendesak (urgent) dilakukan umat Islam. Back to basic, Back to Masjid.
AKTUALISASI FUNGSI DAN PERAN MASJID
Secara umum pengelolaan Masjid kita masih memprihatinkan. Apa kiranya solusi yang bisa dicoba untuk ditawarkan dalam meng-aktualkan fungsi dan peran Masjid di era modern. Hal ini selayaknya perlu kita pikirkan bersama agar Masjid dapat menjadi sentra aktivitas kehidupan umat kembali sebagaimana telah ditauladankan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama para sahabatnya.
Kita perlu melakukan pemberdayaan Masjid dahulu sebelum mengoptimalkan fungsi dan perannya. Dalam pemberdayaan ini kita bisa menggunakan metode Continuous Consolidation and Improvement for Mosque (CCIM) atau Penguatan dan Perbaikan Berkelanjutan untuk Masjid .
CCIM adalah metode pemberdayaan Masjid dengan menata kembali organisasi Ta’mir Masjid melalui pemanfaatan segenap potensi yang dimiliki diikuti dengan perbaikan yang dilakukan secara terus menerus. Dalam metode ini kita dapat memanfaatkan metode-metode yang sudah dikenal dalam dunia management maupun mutu, seperti misalnya: Siklus PDCA, QC Tools, SAMIE, MMT, ISO 9000, Lima-R dan lain sebagainya.
Penguatan atau dalam istilah umum organisasi disebut konsolidasi (concolidation), adalah merupakan upaya menata sumber daya yang ada secara sistimatis dan terarah. Yang perlu dilakukan adalah meliputi:
a. Konsolidasi pemahaman Islam.
b. Konsolidasi lembaga organisasi.
c. Konsolidasi program.
d. Konsolidasi jama’ah.
Perbaikan (improvement) diperlukan untuk meningkatkan kinerja dalam memberikan pelayanan kepada jama’ah. Beberapa cara yang cukup efektif dalam upaya perbaikan dapat diseleksi dan disesuaikan dengan kebutuhan, agar upaya perbaikan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan (continuous improvement).
Sambil melakukan konsolidasi dan perbaikan, aktivitas memakmurkan Masjid dan jama’ahnya dilaksanakan sesuai dengan fungsi dan peran yang telah disebutkan di depan. Aktivitas disusun dengan melakukan perencanaan Program Kerja secara periodik dan diterjemahkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Pengelolaan (RKAP) setiap tahunnya.
Rencana yang telah ditetapkan selanjutnya ditindak lanjuti dengan melakukan koordinasi segenap sumber daya yang dimiliki dan dilaksanakan secara profesional. Aktivitas yang diselenggarakan dilaporkan, dievaluasi, distandardisasi dan dikaji untuk ditingkatkan kualitas maupun kuantitasnya.
Pada masa sekarang Masjid semakin perlu untuk difungsikan, diperluas jangkauan aktivitas dan pelayanannya serta ditangani dengan organisasi dan management yang baik. Tegasnya, perlu tindakan meng-aktualkan fungsi dan peran Masjid dengan memberi warna dan nafas modern. Lokakarya idarah Masjid yang diselenggarakan di Jakarta oleh KODI DKI pada tanggal 9-10 November 1974 telah merumuskan pengertian istilah Masjid sebagai berikut: "Masjid ialah tempat untuk beribadah kepada Allah semata dan sebagai pusat kebudayaan Islam".
Pemahaman tersebut menunjukkan bahwa Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan dari semua kegiatan-kegiatan yang cenderung kepada kemusyrikan. Disamping itu kegiatan-kegiatan sosial yang dijiwai dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam dapat diselenggarakan di dalamnya.
Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya di samping (menyembah) Allah. (QS 72:18, Al Jin).
Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS 9:18, At Taubah).
Pengertian Masjid sebagi tempat ibadah dan pusat kebudayaan Islam telah memberi warna tersendiri bagi umat Islam modern. Tidaklah mengherankan bila suatu saat, insya Allah, kita jumpai Masjid yang telah dikelola dengan baik, terawat kebersihan, kesehatan dan keindahannya. Terorganisir dengan management yang baik serta memiliki tempat-tempat pelayanan sosial seperti, poliklinik, Taman Pendidikan Al Quraan, sekolah, madrasah diniyah, majelis ta'lim dan lain sebagainya.
Mudah-mudahan masjid yang kita bangun dan bersama-sama kita ta'mirkan dengan mengembalikan fungsi dan peran masjid kepada fitrahnya sesungguhnya. Amin.
-------------
disampaikan pada hari Jum'at, 25 Shafar 1433 H/20 Januari 2012 M
di Masjid Jami Nurul Huda Jorong Kab. Tanah Laut Kalsel
“Hanyalah yang memakmurkan Masjid-Masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS 9:18, At Taubah)
Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah swt.
PENGERTIAN MASJID
Masjid berarti tempat untuk bersujud. Secara terminologis diartikan sebagai tempat beribadah umat Islam, khususnya dalam menegakkan shalat. Masjid sering disebut Baitullah (rumah Allah), yaitu bangunan yang didirikan sebagai sarana mengabdi kepada Allah. Pada waktu hijrah dari Mekah ke Madinah ditemani shahabat beliau, Abu Bakar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati daerah Quba di sana beliau mendirikan Masjid pertama sejak masa kenabiannya, yaitu Masjid Quba (QS 9:108, At Taubah). Setelah di Madinah Rasulullah juga mendirikan Masjid, tempat umat Islam melaksanakan shalat berjama’ah dan melaksanakan aktivitas sosial lainnya. Pada perkembangannya disebut dengan Masjid Nabawi.
Fungsi Masjid paling utama adalah sebagai tempat melaksanakan ibadah shalat berjama’ah. Kalau kita perhatikan, shalat berjama’ah adalah merupakan salah satu ajaran Islam yang pokok, sunnah Nabi dalam pengertian muhaditsin, bukan fuqaha, yang bermakna perbuatan yang selalu dikerjakan beliau. Ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang shalat berjama’ah merupakan perintah yang benar-benar ditekankan kepada kaum muslimin.
Abdullah Ibn Mas’ud r.a. berkata: “Saya melihat semua kami (para shahabat) menghadiri jama’ah. Tiada yang ketinggalan menghadiri jama’ah, selain dari orang-orang munafiq yang telah nyata kemunafiqannya, dan sungguhlah sekarang di bawa ke Masjid dipegang lengannya oleh dua orang, seorang sebelah kanan, seorang sebelah kiri, sehingga didirikannya ke dalam shaff.” (HR: Al Jamaah selain Bukhory dan Turmudzy).
Ibnu Umar r.a. berkata: “Bersabdalah Rasulullah s.a.w.: “Shalat berjama’ah melebihi shalat sendiri dengan dua puluh tujuh derajad.” (HR: Bukhory dan Muslim).
Sebenarnya, inti dari memakmurkan Masjid adalah menegakkan shalat berjama’ah, yang merupakan salah satu syi’ar Islam terbesar. Sementara yang lain adalah pengembangannya. Shalat berjama’ah merupakan indikator utama keberhasilan kita dalam memakmurkan Masjid. Jadi keberhasilan dan kekurang-berhasilan kita dalam memakmurkan Masjid dapat diukur dengan seberapa jauh antusias umat dalam menegakkan shalat berjama’ah.
Meskipun fungsi utamanya sebagai tempat menegakkan shalat, namun Masjid bukanlah hanya tempat untuk melaksanakan shalat saja. Di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, selain dipergunakan untuk shalat, berdzikir dan beri'tikaf, Masjid bisa dipergunakan untuk kepentingan sosial. Misalnya, sebagai tempat belajar dan mengajarkan kebajikan (menuntut ilmu), merawat orang sakit, menyelesaikan hukum li'an dan lain sebagainya.
Dalam perjalanan sejarahnya, Masjid telah mengalami perkembangan yang pesat, baik dalam bentuk bangunan maupun fungsi dan perannya. Hampir dapat dikatakan, dimana ada komunitas muslim di situ ada Masjid. Memang umat Islam tidak bisa terlepas dari Masjid. Disamping menjadi tempat beribadah, Masjid telah menjadi sarana berkumpul, menuntut ilmu, bertukar pengalaman, pusat da’wah dan lain sebagainya.
Banyak Masjid didirikan umat Islam, baik Masjid umum, Masjid Sekolah, Masjid Kantor, Masjid Kampus maupun yang lainnya. Masjid didirikan untuk memenuhi hajat umat, khususnya kebutuhan spiritual, guna mendekatkan diri kepada Pencipta-nya. Tunduk dan patuh mengabdi kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Masjid menjadi tambatan hati, pelabuhan pengembaraan hidup dan energi kehidupan umat.
Utsman Ibn ‘Affan r.a. berkata: “Rasul s.a.w. bersabda: Barangsiapa mendirikan karena Allah suatu Masjid, niscaya Allah mendirikan untuknya seperti yang ia telah dirikan itu di Syurga.” (HR: Bukhori & Muslim).
BEBERAPA FUNGSI DAN PERAN MASJID
Masjid memiliki fungsi dan peran yang dominan dalam kehidupan umat Islam, beberapa di antaranya adalah:
1. Sebagai tempat beribadah.
Sesuai dengan namanya Masjid adalah tempat sujud, maka fungsi utamanya adalah sebagai tempat ibadah shalat. Sebagaimana diketahui bahwa makna ibadah di dalam Islam adalah luas menyangkut segala aktivitas kehidupan yang ditujukan untuk memperoleh ridla Allah, maka fungsi Masjid disamping sebagai tempat shalat juga sebagai tempat beribadah secara luas sesuai dengan ajaran Islam.
2. Sebagai tempat menuntut ilmu.
Masjid berfungsi sebagai tempat untuk belajar mengajar, khususnya ilmu agama yang merupakan fardlu ‘ain bagi umat Islam. Disamping itu juga ilmu-ilmu lain, baik ilmu alam, sosial, humaniora, keterampilan dan lain sebagainya dapat diajarkan di Masjid.
3. Sebagai tempat pembinaan jama’ah.
Dengan adanya umat Islam di sekitarnya, Masjid berperan dalam mengkoordinir mereka guna menyatukan potensi dan kepemimpinan umat. Selanjutnya umat yang terkoordinir secara rapi dalam organisasi Ta’mir Masjid dibina keimanan, ketaqwaan, ukhuwah imaniyah dan da’wah islamiyahnya. Sehingga Masjid menjadi basis umat Islam yang kokoh.
4. Sebagai pusat da’wah dan kebudayaan Islam.
Masjid merupakan jantung kehidupan umat Islam yang selalu berdenyut untuk menyebarluaskan da’wah islamiyah dan budaya islami. Di Masjid pula direncanakan, diorganisasi, dikaji, dilaksanakan dan dikembangkan da’wah dan kebudayaan Islam yang menyahuti kebutuhan masyarakat. Karena itu Masjid, berperan sebagai sentra aktivitas da’wah dan kebudayaan.
5. Sebagai pusat kaderisasi umat.
Sebagai tempat pembinaan jama’ah dan kepemimpinan umat, Masjid memerlukan aktivis yang berjuang menegakkan Islam secara istiqamah dan berkesinambungan. Patah tumbuh hilang berganti. Karena itu pembinaan kader perlu dipersiapkan dan dipusatkan di Masjid sejak mereka masih kecil sampai dewasa. Di antaranya dengan Taman Pendidikan Al Quraan (TPA), Remaja Masjid maupun Ta’mir Masjid beserta kegiatannya.
6. Sebagai basis Kebangkitan Umat Islam.
Abad ke-lima belas Hijriyah ini telah dicanangkan umat Islam sebagai abad kebangkitan Islam. Umat Islam yang sekian lama tertidur dan tertinggal dalam percaturan peradaban dunia berusaha untuk bangkit dengan berlandaskan nilai-nilai agamanya. Islam dikaji dan ditelaah dari berbagai aspek, baik ideologi, hukum, ekonomi, politik, budaya, sosial dan lain sebagainya. Setelah itu dicoba untuk diaplikasikan dan dikembangkan dalam kehidupan riil umat. Menafasi kehidupan dunia ini dengan nilai-nilai Islam. Proses islamisasi dalam segala aspek kehidupan secara arif bijaksana digulirkan.
Umat Islam berusaha untuk bangkit. Kebangkitan ini memerlukan peran Masjid sebagai basis perjuangan. Kebangkitan berawal dari Masjid menuju masyarakat secara luas. Karena itu upaya aktualisasi fungsi dan peran Masjid pada abad lima belas Hijriyah adalah sangat mendesak (urgent) dilakukan umat Islam. Back to basic, Back to Masjid.
AKTUALISASI FUNGSI DAN PERAN MASJID
Secara umum pengelolaan Masjid kita masih memprihatinkan. Apa kiranya solusi yang bisa dicoba untuk ditawarkan dalam meng-aktualkan fungsi dan peran Masjid di era modern. Hal ini selayaknya perlu kita pikirkan bersama agar Masjid dapat menjadi sentra aktivitas kehidupan umat kembali sebagaimana telah ditauladankan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama para sahabatnya.
Kita perlu melakukan pemberdayaan Masjid dahulu sebelum mengoptimalkan fungsi dan perannya. Dalam pemberdayaan ini kita bisa menggunakan metode Continuous Consolidation and Improvement for Mosque (CCIM) atau Penguatan dan Perbaikan Berkelanjutan untuk Masjid .
CCIM adalah metode pemberdayaan Masjid dengan menata kembali organisasi Ta’mir Masjid melalui pemanfaatan segenap potensi yang dimiliki diikuti dengan perbaikan yang dilakukan secara terus menerus. Dalam metode ini kita dapat memanfaatkan metode-metode yang sudah dikenal dalam dunia management maupun mutu, seperti misalnya: Siklus PDCA, QC Tools, SAMIE, MMT, ISO 9000, Lima-R dan lain sebagainya.
Penguatan atau dalam istilah umum organisasi disebut konsolidasi (concolidation), adalah merupakan upaya menata sumber daya yang ada secara sistimatis dan terarah. Yang perlu dilakukan adalah meliputi:
a. Konsolidasi pemahaman Islam.
b. Konsolidasi lembaga organisasi.
c. Konsolidasi program.
d. Konsolidasi jama’ah.
Perbaikan (improvement) diperlukan untuk meningkatkan kinerja dalam memberikan pelayanan kepada jama’ah. Beberapa cara yang cukup efektif dalam upaya perbaikan dapat diseleksi dan disesuaikan dengan kebutuhan, agar upaya perbaikan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan (continuous improvement).
Sambil melakukan konsolidasi dan perbaikan, aktivitas memakmurkan Masjid dan jama’ahnya dilaksanakan sesuai dengan fungsi dan peran yang telah disebutkan di depan. Aktivitas disusun dengan melakukan perencanaan Program Kerja secara periodik dan diterjemahkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Pengelolaan (RKAP) setiap tahunnya.
Rencana yang telah ditetapkan selanjutnya ditindak lanjuti dengan melakukan koordinasi segenap sumber daya yang dimiliki dan dilaksanakan secara profesional. Aktivitas yang diselenggarakan dilaporkan, dievaluasi, distandardisasi dan dikaji untuk ditingkatkan kualitas maupun kuantitasnya.
Pada masa sekarang Masjid semakin perlu untuk difungsikan, diperluas jangkauan aktivitas dan pelayanannya serta ditangani dengan organisasi dan management yang baik. Tegasnya, perlu tindakan meng-aktualkan fungsi dan peran Masjid dengan memberi warna dan nafas modern. Lokakarya idarah Masjid yang diselenggarakan di Jakarta oleh KODI DKI pada tanggal 9-10 November 1974 telah merumuskan pengertian istilah Masjid sebagai berikut: "Masjid ialah tempat untuk beribadah kepada Allah semata dan sebagai pusat kebudayaan Islam".
Pemahaman tersebut menunjukkan bahwa Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan dari semua kegiatan-kegiatan yang cenderung kepada kemusyrikan. Disamping itu kegiatan-kegiatan sosial yang dijiwai dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam dapat diselenggarakan di dalamnya.
Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya di samping (menyembah) Allah. (QS 72:18, Al Jin).
Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS 9:18, At Taubah).
Pengertian Masjid sebagi tempat ibadah dan pusat kebudayaan Islam telah memberi warna tersendiri bagi umat Islam modern. Tidaklah mengherankan bila suatu saat, insya Allah, kita jumpai Masjid yang telah dikelola dengan baik, terawat kebersihan, kesehatan dan keindahannya. Terorganisir dengan management yang baik serta memiliki tempat-tempat pelayanan sosial seperti, poliklinik, Taman Pendidikan Al Quraan, sekolah, madrasah diniyah, majelis ta'lim dan lain sebagainya.
Mudah-mudahan masjid yang kita bangun dan bersama-sama kita ta'mirkan dengan mengembalikan fungsi dan peran masjid kepada fitrahnya sesungguhnya. Amin.
-------------
disampaikan pada hari Jum'at, 25 Shafar 1433 H/20 Januari 2012 M
di Masjid Jami Nurul Huda Jorong Kab. Tanah Laut Kalsel
Kamis, 12 Januari 2012
Puisi tentang Buku
Buku
Karya: Muhammad Hafizh Fuady
Berbagai pengetahuan di dalam satu kumpulan tulisan,
Yang ditulis dengan penuh hormat dan dengan penuh kemanusiaan,
Yaitu buku.
Ketika aku membaca dan saling menghormati buku,
Diriku mengeluarkan banyak air mata karena terharu.
Buku,kau yang telah berjasa bagi Negara yaitu,
buku yang memberi pengetahuan kepada bangsa,
Termasuk menyerdaskan hasrat pemuda Indonesia dan masalalu Indonesia.
Cerdas, pintar, berprestasi, tidak akan ada tanpa belajar dan membaca buku,
Berprestasilah untuk bangsa dan buktikanlah Negara kita yang bisa,
Bisa, Bisa, Bisa ….
Jorong, 28 Oktober 2011
Karya: Muhammad Hafizh Fuady
Berbagai pengetahuan di dalam satu kumpulan tulisan,
Yang ditulis dengan penuh hormat dan dengan penuh kemanusiaan,
Yaitu buku.
Ketika aku membaca dan saling menghormati buku,
Diriku mengeluarkan banyak air mata karena terharu.
Buku,kau yang telah berjasa bagi Negara yaitu,
buku yang memberi pengetahuan kepada bangsa,
Termasuk menyerdaskan hasrat pemuda Indonesia dan masalalu Indonesia.
Cerdas, pintar, berprestasi, tidak akan ada tanpa belajar dan membaca buku,
Berprestasilah untuk bangsa dan buktikanlah Negara kita yang bisa,
Bisa, Bisa, Bisa ….
Jorong, 28 Oktober 2011